Dalam era pertanian modern, generasi muda harus menguasai pertanian masa kini sesuai koridor yang modern dengan pemanfaatan sistem teknologi dan mekanisasi. Sistem ini sangat relevan, terlebih sekarang eranya revolusi industri 4.0, dimana seluruh perangkat yang ada sudah menggunakan artificial intelligence.

Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM), memfasilitasi unit pelaksana teknis pendidikan salah satunya Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan untuk mengembangkan teaching farm (TEFA).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan generasi muda harus memaksimalkan potensi pertanian.

"Pertanian memiliki potensi yang luar biasa. Potensi yang bisa mnghasilkan. Kita berharap generasi muda bisa menggarap sektor ini. Karena, pertanian seperti merpati yang tidak pernah ingkar janji," katanya. 

Baca juga: Penelitian strategis dukung program Kementerian Pertanian

Teaching factory merupakan wadah sarana dan prasarana mendukung pendidikan vokasi (Alumni Polbangtan Medan) menyiapkan petani milenial yang handal dan kompetitif berjiwa pengusaha atau job creator.

Kepala Badan Penyululuhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menuturkan pentingnya peran petani muda.

"Kementan akan terus berupaya melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi masyarakat petani Indonesia," katanya.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini, mengatakan bahwa sasaran Kementan adalah menghadirkan  jutaan pengusaha millenial di sektor pertanian karena diyakini berdampak positif terhadap perekonomian nasional. 

Oleh karena itu, Polbangtan Medan terus berupaya memberikan inovasi untuk mendukung wawasan calon petani milenial dan masyarakat.

“Unit TEFA Polbangtan Medan terus berinovasi dalam pengembangan produk-produk pertanian yang kaya manfaat. Kali ini TEFA Polbangtan Medan memperkenalkan produk baru-nya, yaitu Bunga Telang Kering yang diberi nama Dried Butterfly Pea Flower,” kata Yuliana.

“Pengembangan ini dilatarbelakangi karena manfaat yang ada pada bunga telang yang cukup banyak. Bunga Telang atau Butterfly Pea Flower adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggota suku polong-polongan ini berasal dari Asia tropis, tetapi sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika” tambahnya.

Sejak dulu tumbuhan ini ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias karena bunganya yang berwarna biru terang atau ungu. Bunganya di berbagai tempat Asia Tenggara dimanfaatkan sebagai obat tradisional juga modern serta pewarna makanan.

Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari bunga telang ini karena adanya kandungan antioksidan, seperti flavonoid dan antosianin sebagai ciri khas bunga telang yang berwarna ungu, baik untuk memperbaiki sel-sel tubuh. 

Selain itu, bunga telang juga dapat meningkatkan produksi asetilkolin, yaitu zat kimia di otak yang berperan dalam proses mengingat, mempelajari informasi, dan menjaga konsentrasi. 

Dengan asupan antioksidan yang cukup dapat meningkatkan daya ingat dan konsentrasi serta dapat mencegah terjadinya demensia atau pikun. Beberapa manfaat yang lain, diantaranya dapat meringankan gejala alergi, meringankan peradangan, dan menurunkan kadar gula darah.  

TEFA Polbangtan Medan mengolah bunga telang yang dibudidayakan di lahan praktik pertanian menjadi produk olahan bunga telang kering atau dried butterfly pea flower. 

Cara pengolahan yang dilakukan dimulai dari pemetikan bunga telang, dimana bunga telang yang mempunyai bentuk utuh dan warna ungu yang menarik yang digunakan sebagai bahan baku. 

Kemudian bunga telang pilihan dikeringkan pada suhu kamar selama 5 sampai 7 hari tanpa terkena sinar matahari langsung, dengan begitu antioksidan yang ada pada bunga telang tetap terjaga dan warna ungu yang ada tetap terlihat menarik. Setelah kering kemudian bunga telang dikemas dalam botol dan diberi label dried butterfly pea flower yang menarik. 

Cara mengkonsumsi bunga telang ini cukup mudah, bisa langsung diseduh seperti membuat teh atau bisa juga dicampurkan jeruk lemon agar mendapatkan rasa yang lebih enak. Warna minuman yang dihasilkan dari seduhan bunga telang kering ini berwarna ungu, sehingga konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya.

Dengan pengembangan produk bungan telang kering atau dried butterfly pea flower yang dilakukan ini, diharapkan dapat  memberikan manfaat kesehatan yang baik dan diterima oleh masyarakat.

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021