PT PLN (Persero) akan merampungkan kabel listrik bawah laut Sumatera dan Bangka pada akhir bulan Desember Tahun 2021.
"Dengan terhubungnya dua sistem kelistrikan akan menghemat biaya operasi mencapai Rp1,4 triliun serta menghentikan pengoperasian sebanyak 5 (lima) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 65 megawatt (MW) yang akan bermanfaat terhadap peningkatan efisiensi penggunaan BBM sebesar 186 juta liter dan menekan emisi sebesar lebih dari 221 ribu ton C02 pertahunnya," kata Direktur Mega Proyek dan EBT, Wiluyo Kusdwiharto, dalam relisnya diterima di Medan, Minggu (26/9).
Ia menyebutkan, yang terpenting pasokan listrik di Bangka bakal semakin andal.Saat ini total daya mampu pembangkit di Bangka mencapai 187,7 megawatt (MW) dengan beban puncak 174,9 MW.
Pulau Bangka akan mendapat tambahan pasokan listrik sekitar 109 MVA dari kabel listrik bawah laut sepanjang 36 kilometer sirkuit (kms) tersebut.
"Untuk menghubungkan dua sistem kelistrikan ini investasinya sekitar sekitar Rp1,9 triliun.Tak hanya meningkatkan keandalan, keberadaan kabel listrik tersebut akan memangkas biaya pokok produksi (BPP) di Bangka.Sebab listrik dari pembangkit-pembangkit murah di Sumatera dapat disalurkan ke Pulau Bangka," ujarnya.
Wiluyo mengatakan, dari total kapasitas pembangkit 248 MW, saat ini pasokan listrik di Bangka masih didominasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).Dengan tersambungnya kabel laut, BPP Bangka bakal turun hingga 57 persen dari Rp2.454 per kilowatt hour (kWh) menjadi Rp1.054 per kWh.
Potensi penghematan sekita Rp1,4 triliun per tahun.
"Saya berharap dengan semakin andalnya pasokan listrik nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Bangka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Dengan terhubungnya dua sistem kelistrikan akan menghemat biaya operasi mencapai Rp1,4 triliun serta menghentikan pengoperasian sebanyak 5 (lima) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sebesar 65 megawatt (MW) yang akan bermanfaat terhadap peningkatan efisiensi penggunaan BBM sebesar 186 juta liter dan menekan emisi sebesar lebih dari 221 ribu ton C02 pertahunnya," kata Direktur Mega Proyek dan EBT, Wiluyo Kusdwiharto, dalam relisnya diterima di Medan, Minggu (26/9).
Ia menyebutkan, yang terpenting pasokan listrik di Bangka bakal semakin andal.Saat ini total daya mampu pembangkit di Bangka mencapai 187,7 megawatt (MW) dengan beban puncak 174,9 MW.
Pulau Bangka akan mendapat tambahan pasokan listrik sekitar 109 MVA dari kabel listrik bawah laut sepanjang 36 kilometer sirkuit (kms) tersebut.
"Untuk menghubungkan dua sistem kelistrikan ini investasinya sekitar sekitar Rp1,9 triliun.Tak hanya meningkatkan keandalan, keberadaan kabel listrik tersebut akan memangkas biaya pokok produksi (BPP) di Bangka.Sebab listrik dari pembangkit-pembangkit murah di Sumatera dapat disalurkan ke Pulau Bangka," ujarnya.
Wiluyo mengatakan, dari total kapasitas pembangkit 248 MW, saat ini pasokan listrik di Bangka masih didominasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).Dengan tersambungnya kabel laut, BPP Bangka bakal turun hingga 57 persen dari Rp2.454 per kilowatt hour (kWh) menjadi Rp1.054 per kWh.
Potensi penghematan sekita Rp1,4 triliun per tahun.
"Saya berharap dengan semakin andalnya pasokan listrik nantinya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Bangka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021