Setelah memaksimalkan testing dan tracing, Wali Kota Medan Bobby Nasution optimis penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Medan dapat kembali turun level dari III menjadi II. Secara resmi saat ini Medan masih berada di level III setelah beberapa bulan level IV.
"Itu harus selalu optimis bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Kalau ditanya bagaimana, ini upayanya (testing dan tracing)," ujar Bobby usai memimpin rapat koordinasi di Satgas COVID-19 Medan, Jumat (24/9).
Penanganan COVID-19, diakuinya tidak bisa hanya dilakukan sendiri oleh Pemkot Medan. Forum komunikasi pimpinan daerah (FKPD) dan rumah sakit serta pihak-pihak terkait harus terlibat.
Baca juga: Tracing dan testing di Medan terus digenjot untuk tekan penyebaran COVID-19
"Gak bisa sendiri, nonton film pahlawan punya group masing-masing. Ini kita buat group kita, seluruh stakeholder yang ada di Medan adalah group kita memberikan yang terbaik kepada masyarakat khususnya penanganan COVID-19, ini kita ajak sama-sama untuk testing dan tracing. Nanti yang akan kita tetapkan berikutnya mengajak masyarakat menerapkan 5 M," paparnya.
Berdasarkan standarisasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), testing dan tracing dilakukan terhadap 15 orang kontak erat pasien terkonfirmasi positif.
Namun saat angka terkonfirmasi tinggi di atas 500 pasien baru perhari. Maka diakuinya kesulitan melakukannya. Sedangkan saat ini angka terkonfirmasi hanya 55, target minimal testing dan tracing lebih mudah dilakukan.
Pintu masuk Kota Medan dari kawasan pariwisata, kata dia, akan diperketat dan tetap ada penyekatan.
"Beberapa hal seperti saya katakan, pintu masuk kota Medan sudah diperbolehkan dibuka, namun yang terkhusus yang berbatasan dengan kabupaten lain yang menuju tempat wisata ini akan lebih dipantau ketimbang pintu masuk lain," bilangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Itu harus selalu optimis bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Kalau ditanya bagaimana, ini upayanya (testing dan tracing)," ujar Bobby usai memimpin rapat koordinasi di Satgas COVID-19 Medan, Jumat (24/9).
Penanganan COVID-19, diakuinya tidak bisa hanya dilakukan sendiri oleh Pemkot Medan. Forum komunikasi pimpinan daerah (FKPD) dan rumah sakit serta pihak-pihak terkait harus terlibat.
Baca juga: Tracing dan testing di Medan terus digenjot untuk tekan penyebaran COVID-19
"Gak bisa sendiri, nonton film pahlawan punya group masing-masing. Ini kita buat group kita, seluruh stakeholder yang ada di Medan adalah group kita memberikan yang terbaik kepada masyarakat khususnya penanganan COVID-19, ini kita ajak sama-sama untuk testing dan tracing. Nanti yang akan kita tetapkan berikutnya mengajak masyarakat menerapkan 5 M," paparnya.
Berdasarkan standarisasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), testing dan tracing dilakukan terhadap 15 orang kontak erat pasien terkonfirmasi positif.
Namun saat angka terkonfirmasi tinggi di atas 500 pasien baru perhari. Maka diakuinya kesulitan melakukannya. Sedangkan saat ini angka terkonfirmasi hanya 55, target minimal testing dan tracing lebih mudah dilakukan.
Pintu masuk Kota Medan dari kawasan pariwisata, kata dia, akan diperketat dan tetap ada penyekatan.
"Beberapa hal seperti saya katakan, pintu masuk kota Medan sudah diperbolehkan dibuka, namun yang terkhusus yang berbatasan dengan kabupaten lain yang menuju tempat wisata ini akan lebih dipantau ketimbang pintu masuk lain," bilangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021