Optimis hasilnya tinggi, masyarakat petani Desa Lantosan Rogas, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan pertahankan budidaya tanaman padi dengan sistem jajar legowo (Jarwo) super 2:1.
"Pola tanam jarwo hasilnya cukup lebih baik di banding pola tanam yang lama," Kalidangan Nasution salah satu anggota kelompok tani Melati Jaya, Rantosan Rogas yang menghubungi ANTARA, Kamis (26/8).
Selain hasil tinggi, keuntungan lain dari teknologi Jarwo soal penggunaan bibit yang lebih sedikit di banding pola tanam lama. Terkait pemupukan petani menggunakan pupuk organik cair.
Baca juga: BLT desa disalurkan, ini pesan Bupati Tapsel ke warga Aek Badak Julu
"Karenanya kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Tapsel dalam hal ini Dinas Pertanian yang telah membantu petani pupuk organik cair sehingga mengurangi pupuk kimia," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Tapsel (Tapanuli Selatan) Bismark Maratua Siregar yang didampingi PPL Desa Lantosan Rogas Darwin Harahap mengatakan umumnya warga petani binaannya itu menerapkan pola tanam dengan metode jarwo 2:1.
"Ada sekitar 40 hektare luas tanam sawah Desa Lantosan Rogas dengan jumlah penduduk 60 KK atau 320 jiwa ini terapkan sistem jarwo sejak 2014 lalu," katanya.
Alasan petani, dalam per hektare teknologi jarwo bisa mencapai hasil gabah panen basah mencapai 5,5 ton - 6,5 ton, sedang pola tanam padi lama cuma antara 3,5 ton - 4 ton.
Lebih jauh Kalidangan Nasution berharap agar Dinas Pertanian melalui Petugas Penyuluh Pertanian untuk tidak bosan membimbing dan membina para petani dengan berbagai teknologi seperti selama ini.
"Mengingat pertanian salah satu sektor yang bertahan dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, tambah giatnya Pak Bupati Tapsel Dolly P Pasaribu mendorong usaha pertanian belakangan ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Pola tanam jarwo hasilnya cukup lebih baik di banding pola tanam yang lama," Kalidangan Nasution salah satu anggota kelompok tani Melati Jaya, Rantosan Rogas yang menghubungi ANTARA, Kamis (26/8).
Selain hasil tinggi, keuntungan lain dari teknologi Jarwo soal penggunaan bibit yang lebih sedikit di banding pola tanam lama. Terkait pemupukan petani menggunakan pupuk organik cair.
Baca juga: BLT desa disalurkan, ini pesan Bupati Tapsel ke warga Aek Badak Julu
"Karenanya kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Tapsel dalam hal ini Dinas Pertanian yang telah membantu petani pupuk organik cair sehingga mengurangi pupuk kimia," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Tapsel (Tapanuli Selatan) Bismark Maratua Siregar yang didampingi PPL Desa Lantosan Rogas Darwin Harahap mengatakan umumnya warga petani binaannya itu menerapkan pola tanam dengan metode jarwo 2:1.
"Ada sekitar 40 hektare luas tanam sawah Desa Lantosan Rogas dengan jumlah penduduk 60 KK atau 320 jiwa ini terapkan sistem jarwo sejak 2014 lalu," katanya.
Alasan petani, dalam per hektare teknologi jarwo bisa mencapai hasil gabah panen basah mencapai 5,5 ton - 6,5 ton, sedang pola tanam padi lama cuma antara 3,5 ton - 4 ton.
Lebih jauh Kalidangan Nasution berharap agar Dinas Pertanian melalui Petugas Penyuluh Pertanian untuk tidak bosan membimbing dan membina para petani dengan berbagai teknologi seperti selama ini.
"Mengingat pertanian salah satu sektor yang bertahan dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, tambah giatnya Pak Bupati Tapsel Dolly P Pasaribu mendorong usaha pertanian belakangan ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021