Stok vaksin COVID-19 di Kota Medan dilaporkan tinggal 9.000 dosis, sehingga hanya diperuntukan bagi masyarakat yang menjalani vaksinasi tahap kedua.
"Vaksin punya pemkot hanya sekitar 9.000 dosis, sedangkan target vaksinasi kita per hari 10.000," terang Wali Kota Medan, Bobby Nasution di Gedung DPRD Kota Medan, Selasa (27/7).
Dinas Kesehatan Kota Medan, lanjut dia, terakhir kali menerima vaksin Sinovac 1.000 dosis yang otomatis penggunaannya tidak sampai satu hari bila disuntikkan.
Baca juga: Indonesia kedatangan 21,2 juta dosis vaksin Sinovac
Sejak awal Juli Pemkot Medan telah menargetkan dalam sehari bisa menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada10.000 warga Kota Medan.
"Target per hari kita sudah 10.000, dan itu bukan baru-baru ini. Sudah dua pekan lalu. Yang kemarin sudah berjalan dosis pertama, maka vaksin ini kita peruntukkan bagi dosis kedua," terangnya.
Ia memastikan pada awal Agustus mendatang stok vaksin akan stabil dalam memutus mata rantai penyebaran COVOD-19 di ibu kota Provinsi Sumatera Utara.
"Kemarin Pulau Jawa dan Bali ditetapkan sebagai PPKM, semua terfokus ke sana termasuk vaksin. Untuk mengimbangi itu, maka dibuat PPKM di luar Pulau Jawa dan Bali, termasuk Kota Medan," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Vaksin punya pemkot hanya sekitar 9.000 dosis, sedangkan target vaksinasi kita per hari 10.000," terang Wali Kota Medan, Bobby Nasution di Gedung DPRD Kota Medan, Selasa (27/7).
Dinas Kesehatan Kota Medan, lanjut dia, terakhir kali menerima vaksin Sinovac 1.000 dosis yang otomatis penggunaannya tidak sampai satu hari bila disuntikkan.
Baca juga: Indonesia kedatangan 21,2 juta dosis vaksin Sinovac
Sejak awal Juli Pemkot Medan telah menargetkan dalam sehari bisa menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada10.000 warga Kota Medan.
"Target per hari kita sudah 10.000, dan itu bukan baru-baru ini. Sudah dua pekan lalu. Yang kemarin sudah berjalan dosis pertama, maka vaksin ini kita peruntukkan bagi dosis kedua," terangnya.
Ia memastikan pada awal Agustus mendatang stok vaksin akan stabil dalam memutus mata rantai penyebaran COVOD-19 di ibu kota Provinsi Sumatera Utara.
"Kemarin Pulau Jawa dan Bali ditetapkan sebagai PPKM, semua terfokus ke sana termasuk vaksin. Untuk mengimbangi itu, maka dibuat PPKM di luar Pulau Jawa dan Bali, termasuk Kota Medan," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021