Masjid Jariyah di Dusun IV, Nagori Karang Rejo, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara sekilas sama dengan yang lainnya. 

Malah terlihat biasa saja. Dibangun di tengah permukiman warga tahun 1990-an. Jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, kira-kira 50-an kilometer. 

Apalagi masih dalam tahap renovasi untuk ketiga kalinya. Bangunan masih belum jadi meski sudah berlangsung lima enam tahun, maklum pembangunan hanya bermodalkan "empati" warga setempat. 

Ketua BKM Suario didampingi pengurus lainnya Anto, Marsudi, dan Ketua Pembangunan Suhendra, Jumat (16/7), menginformasikan, belum ada mendapat bantuan dari mana pun, termasuk pemerintah. 

Soal permohonan bantuan, mereka menyebutkan sudah melayangkan ke Pemprov Sumut, Pemkab Simalungun, termasuk ke Bank Sumut di Medan. 

Pengajuan proposal ke Pemprov Sumut dan Bank Sumut di Medan ini diawali kisah menarik tentang keberadaan manuskrip kuno kitab suci Alquran di masjid tersebut. 

"Kami menemukan mushaf Alquran di masjid ini. Setelah dilakukan penelitian diperkiraan berusia ratusan tahun yang lalu," sebut Anto. 

Mushaf yang ditemukan saat renovasi mushallah tahun 1999 (sebelum ditetapkan sebagai masjid), kini berada di Museum Sejarah Alquran di Medan dengan status titipan.  

Selaku pemilik dan penyumbang koleksi mushaf, pengurus Masjid Jariyah diundang untuk peresmian musem pada September 2019. 

Dalam momen itu, mereka menyerahkan proposal pembangunan masjid untuk percepatan perampungan fisik masjid yang sudah dimulai sejak 2016.

Namun, harapan mendapat kucuran bantuan dana belum terealisasi. Sampat saat ini masih berharap dan menunggu.

Dan seyogianya sudah selayaknya Masjid Jariyah mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat. 


 

Pewarta: Waristo

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021