Nama Ahmad Syukri Penarik mulai dikenal masyarakat Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini. Hal itu tidak terlepas dari kepercayaan yang diamanahkan kepadanya untuk menjadi Ketua DPRD Kota Sibolga periode 2019-2024. Sebelumnya nama ini tak populer, karena memang dia bukanlah seorang tokoh atau politisi, maupun pengusaha hebat. Dan usianya yang masih muda turut mempengaruhi sosok ini untuk belum dikenal khalayak ramai.
Tetapi itulah hidup, seperti kata pepatah, dalamnya sumur bisa diukur, rezeki orang siapa yang tahu.
Perkenalannya dengan Bakhtiar Ahmad Sibarani Bupati Tapanuli Tengah saat ini, membawa keberuntungan bagi Syukri dan keluarga. Di mana Bupati punya andil besar untuk menjadikan mantan ajudannya itu menduduki jabatan kehormatan sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Baca juga: BPJamsostek apresiasi Pemkot Sibolga daftarkan ribuan THL peserta BPJSTK
Merangkak dari posisi seorang ajudan Bupati pada tahun 2017 lalu, anak kedua dari empat bersaudara ini mulai mengenal beberapa pejabat. Posisinya sebagai ajudan melekat Bupati, semakin menambah kesempatan baginya untuk mengenal banyak orang.
“Menjadi ajudan Bupati, itu sudah sangat luar biasa bagiku. Sebab, tak pernah terpikirku untuk menjadi seorang ajudan, karena yang saya ketahui ajudan itu rata-rata dari TNI-Polri atau STPDN. Tetapi itulah jalan Tuhan, dengan menjadi ajudan, saya bisa dekat dengan pak Bupati dan keluarga,” kata Syukri mengawali perbincangannya dengan ANTARA beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.
Syukri pun langsung menggarisbawahi bahwa apa yang diraihnya saat ini, itu berkat perjuangan dan dukungan penuh dari Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani. Bahkan sampai saat ini, dia merasa masih seperti bermimpi akan jabatannya.
“Untuk menjadi seorang politisi tak pernah terlintas di benakku, hal itulah yang mendasari saya sampai saat ini masih belajar berpolitik. Dan itu semua berkat dorongan dan dukungan dari abang saya Bupati Tapteng,” tegasnya kembali.
Memang jika dilihat dari latar belakang pendidikannya, Ketua DPRD Kota Sibolga ini lulus dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), dengan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, dan bukan dari Ilmu Sosial Politik. Tetapi itulah namanya kalau sudah rezeki, selalu ada cara Tuhan untuk mengantarkan keberuntungan.
Diakuinya, semasa kuliah pria berkacamata ini sudah berusaha menjadi orang yang bertanggung jawab dan mandiri. Hal itu dia buktikan ketika menjadi sopir Medan Bus 135 rute Amplas-Mabar. Bahkan dia juga pernah bekerja sebagai pengepul minyak goreng bekas (jelanta) dari rumah ke rumah.
“Itu semua saya kerjakan bukan semata-mata karena keuangan, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab dan kemandirian saya. Karena untuk biaya hidup dan kuliah selama di Medan sudah disiapkan oleh orangtua saya,” ungkapnya.
Setelah berhasil menamatkan kuliah, Syukri yang lahir di Sibolga, 1 Oktober 1990 itu, berkesempatan bergabung dengan tim Badar (Bakhtiar-Darwin) sewaktu Pilkada Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017 lalu. Dan sebelum Bakhtiar dilantik sebagai Bupati, Syukri sudah dipercaya menjadi ajudan hingga tahun 2018.
“Lebih kurang 1,2 tahun saya menjadi ajudan melekat pak Bupati. Dan terbersitnya saya mau dijadikan anggota dewan, berawal dari pertemuan pak Bupati dengan politisi PKS, Bapak Ihsan Qolby yang datang berkunjung ke Kota Sibolga waktu itu. Saat itu lah saya ditanya pak Bupati, bersedia nggak jadi calon dewan? Tidak perlu memikirkan apapun, tinggal minta doa restu dari orangtua saja,” kata Sekretatis NasDem Kota Sibolga ini menirupan perkataan Bupati.
Usai pertemuan itu lanjutnya lagi, Bupati langsung menghubungi kolega-koleganya, dan memberitahukan bahwa saya maju di Pemilihan Legislatif (Pileg) Kota Sibolga Tahun 2018.
Tak sampai di sana, Bupati bersama Syukri terbang ke Jakarta terkait misi tersebut.
“Di situlah kelebihan pak Bupati ini, bekerja harus cepat dan tuntas. Dan waktu di Jakarta, beliau bisikkan ke saya, agar saya fokus dalam Pileg Sibolga dan jangan menikah dulu,” akunya tertawa lepas.
Ternyata upaya dan perjuangan Bupati Bakhtiar membuahkan hasil manis. Tepatnya tanggal 27 Agustus 2019, Syukri bersama 19 orang anggota Dewan Sibolga dilantik. Dan pada tanggal 28 Oktober 2019, Syukri dilantik sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga periode 2019-2024, menggantikan Tonny Agustinus Lumbantobing.
Dengan jabatan sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga, maka fasilitas jabatan pun diberikan negara kepadanya. Termasuk ajudan, sopir dan juga staf di kantor Dewan.
“Ajudan melekat ada satu orang ditambah sopir satu orang. Selain itu, ada juga sopir kantor dan beberapa staf. Dan pertama kali memiliki ajudan sangat janggal rasanya, karena biasanya melayani, kok sekarang sudah dilayani. Kalau dulu buka pintu, sekarang sudah dibukakan pintu, dan lain sebagainya,” kenang Syukri menceritakan pengalaman pertamanya itu.
Pun demikian, sambungnya, dia melarang ajudannya untuk selalu melayani, karena selagi bisa dia ambil dan kerjakan, pasti dia kerjakan sendiri.
“Intinya tergantung situasi dan kondisi lah,” tukasnya.
Dalam memposisikan ajudannya, alumni dari SMA Plus Matauli Pandan ini pun menjadikan ajudan sebagai teman. Dan ia tidak mau memarahi ajudannya, karena dia sadar betul, bahwa dia juga pernah dalam posisi yang sama.
“Saya cuma menekankan kepada mereka (ajudan) untuk tidak mengurusi kantor, melainkan mengurusi jadwal dan kegiatan saya. Komitmen itu selalu saya tegaskan. Saya juga sampaikan kepada mereka, ketika mendapat pekerjaan ambillah pekerjaan itu, karena kita tidak tahu bagaimana kita kelak, sebab hal itulah yang saya alami. Dan di atas semuanya itu, bekerjalah dengan iklas dan harapkan tanpa lebih. Itu pesan saya kepada mereka,” ujarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari pun, pria lajang itu selalu bersama ajudannya, termasuk makan bersama di satu meja. Tidak jarang momen itu dia jadikan untuk tukar pengalaman dan memberikan semangat serta peluang untuk memanfaatkan penghasilan yang diterima untuk digunakan membuka usaha.
"Itulah yang saya alami dan diajarkan abang saya Bupati Tapteng saat saya masih ajudan. Dan saya juga diajari bagaimana untuk membuka usaha, karena dengan adanya usaha atau penghasilan tambahan, orang lain tidak akan bisa menjengkali kita," ucapnya.
"Untuk itulah saya pastikan kepada ajudan dan sopir saya, dalam kurun waktu lima tahun ini, pasti akan saya berikan yang terbaik. Dan kalau terpilih lagi untuk periode kedua, itu adalah bonus. Artinya, peluang atau penghasilan yang mereka terima selama bersama dengan saya, agar dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk membuka usaha kecil-kecilan. Kalau ada kekurangan, agar tak segan-segan menyampaikan ke saya. Itulah bentuk perhatian saya,” pungkasnya.
Tak lupa lajang 31 tahun ini juga berbagi pesan untuk kawula muda yang ada di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, agar menempatkan idialis itu sesuai dengan situasi dan kondisi, serta banyaklah belajar dengan orang lain. Dan yang tak kalah penting, jika ada kesempatan langsung ambil, jangan terlampau panjang berpikir.
Sedangkan dalam soal percintaan, Wakil Pimpinan Pemuda Muhammadiyah ini mengaku sudah memiliki pujaan hati. Dan sesuai dengan rencana, bulan Oktober tahun ini, wanita yang menahlukkan hatinya itu akan dipersuntingnya.
“Adat Batak itu cukup kental di keluarga kami. Ibu saya juga boru Batak, boru Silalahi. Jadi dari Oppung saya (nenek/kakek), sudah dipesankan kepada orang tua, supaya membayar adat (Adat Nagok). Apalagi kan saya satu-satunya anak laki-laki di keluarga kami. Jadi harus berpesta dalam adat Batak. Itu lah komitmen keluarga kami. Dan alhamdulillah calonnya sudah ada, tinggal menunggu hari H nya saja.” Kata Syukri seraya memohon doa restu agar rencana pernikahan mereka berjalan lancar dan diberkahi oleh Allah SWT.
Belajar dari perjalanan hidup dan karier Ketua DPRD Sibolga ini, maka tepatlah kata orang bijak; “Kita tidak akan pernah tahu kapan keberuntungan itu datang, yang kita tahu di mana ada kesempatan, maka di situlah kita makin dekat dengan keberuntungan itu."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Tetapi itulah hidup, seperti kata pepatah, dalamnya sumur bisa diukur, rezeki orang siapa yang tahu.
Perkenalannya dengan Bakhtiar Ahmad Sibarani Bupati Tapanuli Tengah saat ini, membawa keberuntungan bagi Syukri dan keluarga. Di mana Bupati punya andil besar untuk menjadikan mantan ajudannya itu menduduki jabatan kehormatan sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Baca juga: BPJamsostek apresiasi Pemkot Sibolga daftarkan ribuan THL peserta BPJSTK
Merangkak dari posisi seorang ajudan Bupati pada tahun 2017 lalu, anak kedua dari empat bersaudara ini mulai mengenal beberapa pejabat. Posisinya sebagai ajudan melekat Bupati, semakin menambah kesempatan baginya untuk mengenal banyak orang.
“Menjadi ajudan Bupati, itu sudah sangat luar biasa bagiku. Sebab, tak pernah terpikirku untuk menjadi seorang ajudan, karena yang saya ketahui ajudan itu rata-rata dari TNI-Polri atau STPDN. Tetapi itulah jalan Tuhan, dengan menjadi ajudan, saya bisa dekat dengan pak Bupati dan keluarga,” kata Syukri mengawali perbincangannya dengan ANTARA beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.
Syukri pun langsung menggarisbawahi bahwa apa yang diraihnya saat ini, itu berkat perjuangan dan dukungan penuh dari Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani. Bahkan sampai saat ini, dia merasa masih seperti bermimpi akan jabatannya.
“Untuk menjadi seorang politisi tak pernah terlintas di benakku, hal itulah yang mendasari saya sampai saat ini masih belajar berpolitik. Dan itu semua berkat dorongan dan dukungan dari abang saya Bupati Tapteng,” tegasnya kembali.
Memang jika dilihat dari latar belakang pendidikannya, Ketua DPRD Kota Sibolga ini lulus dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), dengan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, dan bukan dari Ilmu Sosial Politik. Tetapi itulah namanya kalau sudah rezeki, selalu ada cara Tuhan untuk mengantarkan keberuntungan.
Diakuinya, semasa kuliah pria berkacamata ini sudah berusaha menjadi orang yang bertanggung jawab dan mandiri. Hal itu dia buktikan ketika menjadi sopir Medan Bus 135 rute Amplas-Mabar. Bahkan dia juga pernah bekerja sebagai pengepul minyak goreng bekas (jelanta) dari rumah ke rumah.
“Itu semua saya kerjakan bukan semata-mata karena keuangan, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab dan kemandirian saya. Karena untuk biaya hidup dan kuliah selama di Medan sudah disiapkan oleh orangtua saya,” ungkapnya.
Setelah berhasil menamatkan kuliah, Syukri yang lahir di Sibolga, 1 Oktober 1990 itu, berkesempatan bergabung dengan tim Badar (Bakhtiar-Darwin) sewaktu Pilkada Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017 lalu. Dan sebelum Bakhtiar dilantik sebagai Bupati, Syukri sudah dipercaya menjadi ajudan hingga tahun 2018.
“Lebih kurang 1,2 tahun saya menjadi ajudan melekat pak Bupati. Dan terbersitnya saya mau dijadikan anggota dewan, berawal dari pertemuan pak Bupati dengan politisi PKS, Bapak Ihsan Qolby yang datang berkunjung ke Kota Sibolga waktu itu. Saat itu lah saya ditanya pak Bupati, bersedia nggak jadi calon dewan? Tidak perlu memikirkan apapun, tinggal minta doa restu dari orangtua saja,” kata Sekretatis NasDem Kota Sibolga ini menirupan perkataan Bupati.
Usai pertemuan itu lanjutnya lagi, Bupati langsung menghubungi kolega-koleganya, dan memberitahukan bahwa saya maju di Pemilihan Legislatif (Pileg) Kota Sibolga Tahun 2018.
Tak sampai di sana, Bupati bersama Syukri terbang ke Jakarta terkait misi tersebut.
“Di situlah kelebihan pak Bupati ini, bekerja harus cepat dan tuntas. Dan waktu di Jakarta, beliau bisikkan ke saya, agar saya fokus dalam Pileg Sibolga dan jangan menikah dulu,” akunya tertawa lepas.
Ternyata upaya dan perjuangan Bupati Bakhtiar membuahkan hasil manis. Tepatnya tanggal 27 Agustus 2019, Syukri bersama 19 orang anggota Dewan Sibolga dilantik. Dan pada tanggal 28 Oktober 2019, Syukri dilantik sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga periode 2019-2024, menggantikan Tonny Agustinus Lumbantobing.
Dengan jabatan sebagai Ketua DPRD Kota Sibolga, maka fasilitas jabatan pun diberikan negara kepadanya. Termasuk ajudan, sopir dan juga staf di kantor Dewan.
“Ajudan melekat ada satu orang ditambah sopir satu orang. Selain itu, ada juga sopir kantor dan beberapa staf. Dan pertama kali memiliki ajudan sangat janggal rasanya, karena biasanya melayani, kok sekarang sudah dilayani. Kalau dulu buka pintu, sekarang sudah dibukakan pintu, dan lain sebagainya,” kenang Syukri menceritakan pengalaman pertamanya itu.
Pun demikian, sambungnya, dia melarang ajudannya untuk selalu melayani, karena selagi bisa dia ambil dan kerjakan, pasti dia kerjakan sendiri.
“Intinya tergantung situasi dan kondisi lah,” tukasnya.
Dalam memposisikan ajudannya, alumni dari SMA Plus Matauli Pandan ini pun menjadikan ajudan sebagai teman. Dan ia tidak mau memarahi ajudannya, karena dia sadar betul, bahwa dia juga pernah dalam posisi yang sama.
“Saya cuma menekankan kepada mereka (ajudan) untuk tidak mengurusi kantor, melainkan mengurusi jadwal dan kegiatan saya. Komitmen itu selalu saya tegaskan. Saya juga sampaikan kepada mereka, ketika mendapat pekerjaan ambillah pekerjaan itu, karena kita tidak tahu bagaimana kita kelak, sebab hal itulah yang saya alami. Dan di atas semuanya itu, bekerjalah dengan iklas dan harapkan tanpa lebih. Itu pesan saya kepada mereka,” ujarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari pun, pria lajang itu selalu bersama ajudannya, termasuk makan bersama di satu meja. Tidak jarang momen itu dia jadikan untuk tukar pengalaman dan memberikan semangat serta peluang untuk memanfaatkan penghasilan yang diterima untuk digunakan membuka usaha.
"Itulah yang saya alami dan diajarkan abang saya Bupati Tapteng saat saya masih ajudan. Dan saya juga diajari bagaimana untuk membuka usaha, karena dengan adanya usaha atau penghasilan tambahan, orang lain tidak akan bisa menjengkali kita," ucapnya.
"Untuk itulah saya pastikan kepada ajudan dan sopir saya, dalam kurun waktu lima tahun ini, pasti akan saya berikan yang terbaik. Dan kalau terpilih lagi untuk periode kedua, itu adalah bonus. Artinya, peluang atau penghasilan yang mereka terima selama bersama dengan saya, agar dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk membuka usaha kecil-kecilan. Kalau ada kekurangan, agar tak segan-segan menyampaikan ke saya. Itulah bentuk perhatian saya,” pungkasnya.
Tak lupa lajang 31 tahun ini juga berbagi pesan untuk kawula muda yang ada di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah, agar menempatkan idialis itu sesuai dengan situasi dan kondisi, serta banyaklah belajar dengan orang lain. Dan yang tak kalah penting, jika ada kesempatan langsung ambil, jangan terlampau panjang berpikir.
Sedangkan dalam soal percintaan, Wakil Pimpinan Pemuda Muhammadiyah ini mengaku sudah memiliki pujaan hati. Dan sesuai dengan rencana, bulan Oktober tahun ini, wanita yang menahlukkan hatinya itu akan dipersuntingnya.
“Adat Batak itu cukup kental di keluarga kami. Ibu saya juga boru Batak, boru Silalahi. Jadi dari Oppung saya (nenek/kakek), sudah dipesankan kepada orang tua, supaya membayar adat (Adat Nagok). Apalagi kan saya satu-satunya anak laki-laki di keluarga kami. Jadi harus berpesta dalam adat Batak. Itu lah komitmen keluarga kami. Dan alhamdulillah calonnya sudah ada, tinggal menunggu hari H nya saja.” Kata Syukri seraya memohon doa restu agar rencana pernikahan mereka berjalan lancar dan diberkahi oleh Allah SWT.
Belajar dari perjalanan hidup dan karier Ketua DPRD Sibolga ini, maka tepatlah kata orang bijak; “Kita tidak akan pernah tahu kapan keberuntungan itu datang, yang kita tahu di mana ada kesempatan, maka di situlah kita makin dekat dengan keberuntungan itu."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021