Bagi Inggris, pertemuan dengan Kroasia dalam Grup D Euro 2020 ni adalah kesempatan membalas ulah Kroasia dalam turnamen besar sebelumnya ketika Inggris tersingkir dalam semifinal Piala Dunia 2018 setelah balik dihantam 2-1 oleh negara pecahan bekas Yugoslavia itu pada babak perpanjangan waktu.
Inggris sebenarnya sudah membalas kekalahan itu, juga dengan skor 2-1, tapi bukan dalam turnamen besar, Nations League 2018-2019, empat bulan setelah nestapa Piala Dunia 2018 itu. Inggris hanya perlu pembalasan itu dikukuhkan di Stadion Wembley nanti malam untuk menunjukkan mereka superior terhadap Kroasia.
Three Lions bisa membanggakan rapor selama memainkan turnamen besar di Wembley sebelumnya yang tak pernah kalah. Dan kali ini Wembley lebih istimewa lagi karena jika segalanya mulus Inggris bisa memainkan enam pertandingan di sini, termasuk final.
Baca juga: Italia terancam tanpa Alessandro Florenzi untuk laga lawan Swiss
Sempat diliputi kekhawatiran mengenai cedera Harry Maguire, Inggris mendapatkan suntikan semangat setelah kapten Manchester United itu sudah bergabung lagi berlatih dengan tim.
Kabar ini menyemangati barisan belakang Inggris sekalipun pelatih Gareth Southgate tak kekurangan opsi dalam posisi ini, termasuk menduetkan bek tengah John Stones dengan bek tengah Aston Villa Tyrone Mings, atau memasang tiga bek tengah yang diapit dua bek sayap.
Southgate juga mungkin tak bisa memasukkan Jordan Henderson di tengah karena cedera, tapi dia masih memiliki Declan Rice untuk menambal ketidakhadiran Henderson, baik itu untuk dibiarkan beroperasi sendirian atau disandingkan dengan Kalvin Philips.
Lini lainnya seperti aman-aman saja. Kapten Harry Kane tetap memimpin unit serangan, dan kemungkinan bermitra dengan Marcus Rashford dan Raheem Sterling. Yang paling menarik adalah nasib tiga gelandang kreatif mereka; Phil Foden, Mason Mount dan Jack Grealish, apakah dimainkan bersama atau dicicil diturunkan.
“Entah kami bermain bersama pemain sayap dalam (formasi) 4-3-3, para nomor 10 dalam 3-4-3, dengan dua pemain sayap dan seorang nomor 10 dalam 4-2-3-1, kami memiliki pemain-pemain yang amat menarik pada slot depan yang bisa memenangi pertandingan,” kata Southgate seperti dikutip Reuters.
Yang pasti akhir menyesakkan dada semifinal Piala Dunia 2018 masih menghantui Inggris, apalagi salah satu pemain Kroasia yang membuat luka Inggris siap bermain lagi walau sudah dimakan usia. Luka Modric memang sudah berusia 35 tahun, tapi dia tetap ancaman, bersama dengan mitranya yang gelandang tangguh dari Chelsea, Mateo Kovacic.
“Luka itu unik, dia profesional sejati dan dia mendapatkan itu semua baik pada tingkat klub maupun internasional, dengan menjadi gelandang terbaik di dunia,” kata Kovacic.
Kovacic, dan skuad Kroasia umumnya, tahu pasti mengulang skenario Moskow tiga tahun lalu di Wembley membutuhkan lebih dari romantisme karena tantangan kali ini berbeda.
Tapi seperti Inggris, Kroasia juga tak kekurangan stok pemain bagus, salah satunya adalah yang harus diwaspadai Inggris, gelandang serang Inter Milan Ivan Perisic.
Perisic adalah anggota skuad Kroasia yang paling sering terlibat dalam proses gol tim saat turnamen-turnamen besar, dengan tujuh gol dan 4 assist dalam Piala Dunia dan Euro.
Dia satu dari tiga pemain Eropa yang selalu mencetak gol atau asisst dalam empat pertandingan turnamen besar sejak Euro 2012 selain Andres Iniesta dan Cristiano Ronaldo.
Kemungkinan line-up (dikutip dari laman UEFA)
Inggris 4-3-3: Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Tyrone Mings, Ben Chilwell; Kalvin Phillips, Declan Rice; Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden; Harry Kane
Kroasia 4-1-4-1: Dominik Livakovic; Sime Vrsaljko, Duje Caleta-Car, Damogaj Vida, Josko Gvardiol; Marcelo Brozovic; Andrej Kramaric, Luka Modric, Mateo Kovacic, Ivan Perisic; Ante Rebic
Skenario pertandingan
Jika prediksi line-up UEFA itu sejalan dengan yang dipasang Southgate saat kickoff Minggu pukul 20.00 WIB di Wembley nanti, maka Inggris akan tampil ofensif dan secepat mungkin mencetak gol, apalagi empat pemain pada dua per tiga terakhir lapangan mereka rata-rata haus gol.
Mereka akan dibuat nyaman oleh susunan bek yang rata-rata aktif menyerang, termasuk Maguire sendiri jika masuk skuad.
Seandainya Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden dan Kane dipasang sebagai empat dari sebelas pemain pertama Inggris, maka Kroasia mesti waspada karena Southgate ingin secepatnya memetik buah dari anugerah dikarunia skuad yang kaya opsi serangan.
Untuk menutup ketiadaan Maguire, Southgate bisa saja memasang tiga bek di mana Luke Shaw ditaruh di kiri tapi ini membuat Tyrone Mings keluar menyusul penampilan kurang mengesankan saat melawan Rumania dalam laga persahabatan.
Bukayo Saka juga masih menghadapi masalah pada panggul dan ini membuat bos Three Lions harus memilih satu atau dua pemain, antara Rashford, Jadon Sancho, Sterling, Mason Mount, Grealish dan Foden untuk membantu Kane.
Sudah menduga Inggris akan ofensif, Kroasia kemungkinan besar membangun sistem blok yang solid dan sekaligus serangan balik mematikan, dengan menaruh Ante Rebic sendirian di ujung depan sistem ini.
“Kami tahu Inggris cepat sekali dan sangat agresif dalam serangan, mereka punya pemain-pemain top. Kami mesti merespons dengan blok yang solid, namun juga berusaha menguasai bola dan mencoba menyerang karena bertahan saja tidak bagus bagi kami,” kata pelatih Zlatko Dalic.
Mengingat bek berpengalaman Dejan Lovren masih cedera, maka Domagoj Vida dan Duje Caleta-Car akan diduetkan di jantung pertahanan. Dalic juga akan mempertahankan starter melawan Belgia dalam laga persahabatan sebelum Euro 2020, termasuk Mateo Kovacic dan Modric.
Tapi pilihan Rebic masih bisa diubah dengan Bruno Petkovic. Sedangkan untuk memotong suplai bola kepada Kane, Kroasia memasang Marcelo Brozovic di tengah untuk berduet dengan Kovacic yang akan membuat striker leluasa menusuk kotak penalti Inggris.
Pola ini membuat Modric mendapatkan kebebasan untuk merancang peluang bagi trio serangan di belakang striker utama yang kemungkinan Andrej Kramaric, sedangkan Perisic dan Rebic menyamping mengapit Kramaric.
Statistik kedua tim
Laga pembuka Grup D ini adalah pertemuan ketiga antara Inggris dan Kroasia dalam Piala Eropa dan Piala Dunia. Three Lions mengalahkan Kroasia 4-2 dalam fase grup Euro 2004, sebaliknya Kroasia membalikkan kedudukan 2-1 dalam semifinal Piala Dunia 2018.
Inggris sudah 10 kali lolos ke putaran final Piala Eropa namun tak pernah masuk final setelah memainkan 31 pertandingan.
Inggris tidak terkalahkan di Wembley dalam pertandingan turnamen besar, yakni Piala Dunia 1966 dan Euro 1996, dengan menang tujuh kali dan seri empat kali dalam 11 pertandingan di stadion itu sebelumnya (di luar adu penalti).
Ini partisipasi keenam Kroasia dalam Piala Eropa dan yang kelima secara beruntun. Sejak keikutsertaan pertama pada 1996, Kroasia tiga kali melewati fase grup dengan pencapaian terbaik mencapai perempat final 1996 dan 2008.
Inggris tak pernah menang dalam pertandingan pembuka Piala Eropa, sebaliknya Kroasia tak terkalahkan dalam lima pertandingan pembuka Euro.
Di luar adu penalti, Kroasia hanya kalah dua kali dalam 11 pertandingan Euro terakhirnya, dan keduanya melawan tim yang akhirnya juara, yakni Spanyol pada 2012 dan Portugal pada 2016.
Inggris memiliki rasio mencetak gol per pertandingan paling tinggi selama kualifikasi Euro 2020 dibandingkan peserta-peserta Euro 2020 lainnya dengan 4,6 gol per laga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Inggris sebenarnya sudah membalas kekalahan itu, juga dengan skor 2-1, tapi bukan dalam turnamen besar, Nations League 2018-2019, empat bulan setelah nestapa Piala Dunia 2018 itu. Inggris hanya perlu pembalasan itu dikukuhkan di Stadion Wembley nanti malam untuk menunjukkan mereka superior terhadap Kroasia.
Three Lions bisa membanggakan rapor selama memainkan turnamen besar di Wembley sebelumnya yang tak pernah kalah. Dan kali ini Wembley lebih istimewa lagi karena jika segalanya mulus Inggris bisa memainkan enam pertandingan di sini, termasuk final.
Baca juga: Italia terancam tanpa Alessandro Florenzi untuk laga lawan Swiss
Sempat diliputi kekhawatiran mengenai cedera Harry Maguire, Inggris mendapatkan suntikan semangat setelah kapten Manchester United itu sudah bergabung lagi berlatih dengan tim.
Kabar ini menyemangati barisan belakang Inggris sekalipun pelatih Gareth Southgate tak kekurangan opsi dalam posisi ini, termasuk menduetkan bek tengah John Stones dengan bek tengah Aston Villa Tyrone Mings, atau memasang tiga bek tengah yang diapit dua bek sayap.
Southgate juga mungkin tak bisa memasukkan Jordan Henderson di tengah karena cedera, tapi dia masih memiliki Declan Rice untuk menambal ketidakhadiran Henderson, baik itu untuk dibiarkan beroperasi sendirian atau disandingkan dengan Kalvin Philips.
Lini lainnya seperti aman-aman saja. Kapten Harry Kane tetap memimpin unit serangan, dan kemungkinan bermitra dengan Marcus Rashford dan Raheem Sterling. Yang paling menarik adalah nasib tiga gelandang kreatif mereka; Phil Foden, Mason Mount dan Jack Grealish, apakah dimainkan bersama atau dicicil diturunkan.
“Entah kami bermain bersama pemain sayap dalam (formasi) 4-3-3, para nomor 10 dalam 3-4-3, dengan dua pemain sayap dan seorang nomor 10 dalam 4-2-3-1, kami memiliki pemain-pemain yang amat menarik pada slot depan yang bisa memenangi pertandingan,” kata Southgate seperti dikutip Reuters.
Yang pasti akhir menyesakkan dada semifinal Piala Dunia 2018 masih menghantui Inggris, apalagi salah satu pemain Kroasia yang membuat luka Inggris siap bermain lagi walau sudah dimakan usia. Luka Modric memang sudah berusia 35 tahun, tapi dia tetap ancaman, bersama dengan mitranya yang gelandang tangguh dari Chelsea, Mateo Kovacic.
“Luka itu unik, dia profesional sejati dan dia mendapatkan itu semua baik pada tingkat klub maupun internasional, dengan menjadi gelandang terbaik di dunia,” kata Kovacic.
Kovacic, dan skuad Kroasia umumnya, tahu pasti mengulang skenario Moskow tiga tahun lalu di Wembley membutuhkan lebih dari romantisme karena tantangan kali ini berbeda.
Tapi seperti Inggris, Kroasia juga tak kekurangan stok pemain bagus, salah satunya adalah yang harus diwaspadai Inggris, gelandang serang Inter Milan Ivan Perisic.
Perisic adalah anggota skuad Kroasia yang paling sering terlibat dalam proses gol tim saat turnamen-turnamen besar, dengan tujuh gol dan 4 assist dalam Piala Dunia dan Euro.
Dia satu dari tiga pemain Eropa yang selalu mencetak gol atau asisst dalam empat pertandingan turnamen besar sejak Euro 2012 selain Andres Iniesta dan Cristiano Ronaldo.
Kemungkinan line-up (dikutip dari laman UEFA)
Inggris 4-3-3: Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Tyrone Mings, Ben Chilwell; Kalvin Phillips, Declan Rice; Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden; Harry Kane
Kroasia 4-1-4-1: Dominik Livakovic; Sime Vrsaljko, Duje Caleta-Car, Damogaj Vida, Josko Gvardiol; Marcelo Brozovic; Andrej Kramaric, Luka Modric, Mateo Kovacic, Ivan Perisic; Ante Rebic
Skenario pertandingan
Jika prediksi line-up UEFA itu sejalan dengan yang dipasang Southgate saat kickoff Minggu pukul 20.00 WIB di Wembley nanti, maka Inggris akan tampil ofensif dan secepat mungkin mencetak gol, apalagi empat pemain pada dua per tiga terakhir lapangan mereka rata-rata haus gol.
Mereka akan dibuat nyaman oleh susunan bek yang rata-rata aktif menyerang, termasuk Maguire sendiri jika masuk skuad.
Seandainya Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden dan Kane dipasang sebagai empat dari sebelas pemain pertama Inggris, maka Kroasia mesti waspada karena Southgate ingin secepatnya memetik buah dari anugerah dikarunia skuad yang kaya opsi serangan.
Untuk menutup ketiadaan Maguire, Southgate bisa saja memasang tiga bek di mana Luke Shaw ditaruh di kiri tapi ini membuat Tyrone Mings keluar menyusul penampilan kurang mengesankan saat melawan Rumania dalam laga persahabatan.
Bukayo Saka juga masih menghadapi masalah pada panggul dan ini membuat bos Three Lions harus memilih satu atau dua pemain, antara Rashford, Jadon Sancho, Sterling, Mason Mount, Grealish dan Foden untuk membantu Kane.
Sudah menduga Inggris akan ofensif, Kroasia kemungkinan besar membangun sistem blok yang solid dan sekaligus serangan balik mematikan, dengan menaruh Ante Rebic sendirian di ujung depan sistem ini.
“Kami tahu Inggris cepat sekali dan sangat agresif dalam serangan, mereka punya pemain-pemain top. Kami mesti merespons dengan blok yang solid, namun juga berusaha menguasai bola dan mencoba menyerang karena bertahan saja tidak bagus bagi kami,” kata pelatih Zlatko Dalic.
Mengingat bek berpengalaman Dejan Lovren masih cedera, maka Domagoj Vida dan Duje Caleta-Car akan diduetkan di jantung pertahanan. Dalic juga akan mempertahankan starter melawan Belgia dalam laga persahabatan sebelum Euro 2020, termasuk Mateo Kovacic dan Modric.
Tapi pilihan Rebic masih bisa diubah dengan Bruno Petkovic. Sedangkan untuk memotong suplai bola kepada Kane, Kroasia memasang Marcelo Brozovic di tengah untuk berduet dengan Kovacic yang akan membuat striker leluasa menusuk kotak penalti Inggris.
Pola ini membuat Modric mendapatkan kebebasan untuk merancang peluang bagi trio serangan di belakang striker utama yang kemungkinan Andrej Kramaric, sedangkan Perisic dan Rebic menyamping mengapit Kramaric.
Statistik kedua tim
Laga pembuka Grup D ini adalah pertemuan ketiga antara Inggris dan Kroasia dalam Piala Eropa dan Piala Dunia. Three Lions mengalahkan Kroasia 4-2 dalam fase grup Euro 2004, sebaliknya Kroasia membalikkan kedudukan 2-1 dalam semifinal Piala Dunia 2018.
Inggris sudah 10 kali lolos ke putaran final Piala Eropa namun tak pernah masuk final setelah memainkan 31 pertandingan.
Inggris tidak terkalahkan di Wembley dalam pertandingan turnamen besar, yakni Piala Dunia 1966 dan Euro 1996, dengan menang tujuh kali dan seri empat kali dalam 11 pertandingan di stadion itu sebelumnya (di luar adu penalti).
Ini partisipasi keenam Kroasia dalam Piala Eropa dan yang kelima secara beruntun. Sejak keikutsertaan pertama pada 1996, Kroasia tiga kali melewati fase grup dengan pencapaian terbaik mencapai perempat final 1996 dan 2008.
Inggris tak pernah menang dalam pertandingan pembuka Piala Eropa, sebaliknya Kroasia tak terkalahkan dalam lima pertandingan pembuka Euro.
Di luar adu penalti, Kroasia hanya kalah dua kali dalam 11 pertandingan Euro terakhirnya, dan keduanya melawan tim yang akhirnya juara, yakni Spanyol pada 2012 dan Portugal pada 2016.
Inggris memiliki rasio mencetak gol per pertandingan paling tinggi selama kualifikasi Euro 2020 dibandingkan peserta-peserta Euro 2020 lainnya dengan 4,6 gol per laga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021