Ternyata keindahan Pulau Mursala yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, termasuk dasar pulaunya sudah menyebar ke seluruh belahan dunia. Di mana air terjun tawar yang berada di tengah laut itu mampu menghipnotis wisatawan yang datang ke sana.

Salah satunya adalah wisatawan asal Amerika Serikat, Jhonatan (40). Pecinta diving ini tertarik ingin menjajal keindahan dasar Pulau Mursala setelah membrowsing instagram travel@mursalaadventure, milik @dapurtraveling atau sering disapa Dapur.

Kepada ANTARA Jhonatan mengatakan, dia sengaja memilih Pulau Mursala untuk honeymoon bersama Disa (25) gadis mungil Warga Negara Indonesia (WNI) suku Jawa yang baru dinikahinya.

Baca juga: PWI Sibolga-Tapteng buka puasa bersama dan bagi-bagi takjil dan masker gratis

Jhonatan sendiri sudah dua tahun tinggal di Indonesia tepat di Pulau Dewata. Sebagai pecinta traveling khususnya menyelam, dia sudah mencicipi sejumlah lokasi di Indonesia, termasuk Bangka, Sulawesi Selatan dan daerah wisata lainnya.

Namun keberadaan Pulau Mursala cukup membuat dia tertarik dan akan menyelam sampai ke dasar Pulau bersama kekasih hatinya.

Setelah merasa mantap dengan travel@mursalaadventure, Jhonatan pun terbang dari Bali ke Medan. Hanya saja dia merasa kecewa karena penerbangan dari Bali ke Medan delay (ditunda). Dan sesudah sampai di Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, pesawat Wings Air yang akan membawanya terbang ke Bandar Dr FL Tobing, Pinangsori, Tapanuli Tengah juga dicancel (dibatalkan).

Akhirnya dia harus carter armada travel lewat darat untuk bisa sampai ke Sibolga dari Kota Medan.

“Sangat lelah dan capek lewat darat. Seharusnya sebelum diving kita harus istirahat dulu satu hari. Tetapi karena terpaksa lewat darat, saya baru tiba dini hari di Sibolga, tanggal 26 April 2021, dan langsung ke Pulau Mursala. Jadi waktu istirahat tidak cukup. Itulah salah satu kendala yang saya hadapi,” katanya waktu bincang-bincang dengan ANTARA, Kamis (29/4) di Pandan.

Hanya saja ketika dia sudah menyelam ke dasar laut Pulau Mursala bersama istrinya, rasa capek itu terbayarkan dengan keindahan Pulau Mursala dan dasar lautnya. Beberapa momen penting diabadikan mereka di dasar laut Pulau Mursala.
 
Jhonatan wisatawan dari Luar Negeri dan Disa istrinya saat di wawancarai ANTARA di Kim's Kopi Pandan, Kamis (29/4). (ANTARA/HO)


“Sangat indah dasar lautnya, dan jarang ada air terjun seperti ini. Memang di negara saya ada air terjun, tetapi tidak menggunung seperti Pulau Mursala, dan letaknya pun berada di pinggir pantai. Pulau Mursala sangat indah dan kaya akan keunikan. Saya sudah kabari teman-teman saya para pencinta freedive dan mereka juga tertarik mau datang,” ungkapnya.

Ada pun keunikan dari Pulau Mursala kata Jhonatan yang juga sebagai Instruktur freedive di Maxico itu, adalah keberagaman. Di mana di kawasan Pulau Mursala banyak yang dapat dinikmati, mulai dari koral, pantai, pasir putih, batu besar dalam laut, lubang bawah air (semi gua), dan air terjun yang langsung ke laut.

“Kalau di daerah lain keunikannya terbatas, tidak seperti di kawasan Pulau Mursala,” ungkapnya.

Hanya saja pria yang berencana akan tinggal menetap di Indonesia ini mengatakan, keberadaan penerbangan yang terbatas yang membuat wisatawan terkendala datang ke Mursala. Kalau keindahan alamnya sangat luar biasa.

Selain itu juga fasilitas angkutan dalam kota, seperti taksi atau sejenisnya yang belum ada. Menurut dia, fasilitas perlu dilengkapi agar wisatawan tidak kesulitan, ditambah dengan event-event (kegiatan).

Sementara itu menurut Daniel Purba, selama tamunya di Tapteng mulai tanggal 26-29 April 2021, sejumlah objek wisata sudah mereka kunjungi, mulai dari Pulau Mursala, Kalimantung gadang dan ketek, Pulau Silabu-labu gadang dan ketek, Bottot, Pulau Badalu, Air Terjun Aek Bontar di Hutabalang.  

“Sebenarnya sudah banyak juga tamu-tamu kita yang datang dari luar daerah dan luar negeri. Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik agar para wisatawan tidak kapok untuk datang lagi. Karena seperti pak Jhonatan ini memilih Pulau Mursala lebih dulu dikunjunginya baru mereka ke Danau Toba. Artinya, keberadaan objek wisata di daerah kita ini sangat diminati,” ucapnya.

Untuk diketahui, Jhonatan dan istrinya adalah penyelam bebas alias tidak memakai alat bantu pernapasan. Mereka mampu menahan nafas di permukaan air selama 6 menit. Dan untuk dalam air dengan kedalam 30 meter, mereka mampu menahan nafas sampai 3 menit. Dalam kesempatan itulah mereka mengabadikan momen-momen penting di dasar laut seperti fotografi freedive.

Bahkan keduanya dipertemukan menjadi pasangan suami istri karena sama-sama memiliki hoby yang serupa.  

 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021