Kepala BPPSDM Pertanian Dedi Nursyamsi menyerahkan sejumlah mahasiswa Polbangtan Medan kepada Pemkab Humbang Hasundutan (Humbahas) untuk dapat mendampingi petani panen kentang food estate di daerah itu. 

Menurut Dedi, pendampingan petani merupakan penerapan merdeka belajar dan kampus merdeka untuk mendukung keberhasilan food estate yang banyak juga ditentukan oleh peran penyuluh dalam penerapan teknologi. 

"Mahasiswa Polbangtan Medan sendiri dalam pendampingan petani untuk mengadopsi inovasi teknologi pengembangan kelembagaan petani dan lainnya," kata Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini. 

Baca juga: Luhut panen perdana kentang di "food estate" Humbang Hasundutan

Di kesempatan ini Dedi tidak luput memberikan arahan pada seluruh pendamping, penyuluh pertanian, pengurus poktan di BPP Kostratani Pollung, Humbahas.

Pada kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (23/3) kembali melakukan peninjauan kawasan food estate di Humbahas, Sumatera Utara.

Kehadiran Luhut yang didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono untuk meninjau capaian dan perluasan areal food estate yang ditargetkan.

Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan meski produktivitas kentang belum mencapai rata-rata nasional, namun pemerintah kembali membuka 785 hektare lahan lumbung pangan baru di Humbahas.

Menurut SYL, panen perdana kentang ini hasilnya cukup bagus. "Atas perintah Presiden Joko Widodo, ini akan dikembangkan lebih cepat hingga 1.000 hektare," ungkap SYL.

Sekadar untuk diketahui panen kentang ini dilakukan di sebagian lahan dengan luas total 215 hektare yang merupakan kawasan lahan pertama lumbung pangan di Humbahas dengan rincian 50 ha kebun kentang, 100 ha bawang merah, 50 ha bawang putih dan 15 ha kebun percontohan. 

Dikatakan, produktivitas kentang dari lumbung pangan iti mencapai 15 ton per ha atau sekitar 75 ton persen dari rata-rata produksi nasional sekitar 18,5 ton per ha. 

Untuk produktivitas bawang merah dan bawang putih rata-rata 5,8 yon per ha. Produksi baru mencapai 75 persen dari target karena sejumlah kendala. "Sebagian (petani) barubl belajar. Tidak gagal tetapi tidak optimal karena ini ini juga lahan baru," jelas SYL.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021