Wabah virus corona atau COVID-19 di Tanah Air sudah berlangsung hampir setahun dan mengancam kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.

"Penderita diabetes khususnya diminta waspada, sebab rentan komplikasi ketika terinfeksi COVID-19," kata Ketua Parsadia (Persatuan Diabetes Indonesia) Medan, Dr Syarifuddin Ritonga, MAP, Rabu (10/3).

Hal it Ia,m sampaikan dalam workshop Komunikasi Terapeutik dalam mengenal, mencegah, dan melawan diabetes di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan bagi personel Satpol PP Padang Lawas Utara selaku peserta workshop dengan materi "Hidup Sehat bersama Diabetes Melitus di Era COVID+19", di Gunungtua.

Menurut dia, selain tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam melawan COVID-19, edukasi mengenal, mencegah dan melawan diabetes di tengah pandemi juga penting bagi personel Satpol PP.

"Gejala dan ciri diabetes seperti sering buang air kecil, luka sulit sembuh, sering pusing, sering merasa lapar, kesemutan atau matirasa akibat syaraf rusak, penglihatan terganggu dan kabur," jelasnya.

Efeknya, otak bisa stroke, jantung koroner, syaraf, mata, ginjal dan pembuluh darah terganggu. 

Pencegahannya, kata dia, istirahat cukup, atur pola mak, perbanyak konsumsi buah dan sayur, rutin olahraga, hindari stres, kurangi asupan gula, cek gula darah rutin, perbanyak minum air putih, makanan instans dikurangi.

"Cara melawannya berbeda sesuai tipenya. Diabetes tipe 1 karena terjadi sistem kekebalan tubuh sehingga pasien harus mendapatkan injeksi insulin. Sedang tipe 2 terjadi karena pankreas tidak memproduksi insulin cukup. Jadi diatasi dengan diet, olahraga, dan minum obat," katanya. 

Katanya, penderita diabetes cukup rentan terhadap COVID-19 karena penyebabnya pertama sistem kekebalan tubuh terganggu akibat diabetes sehingga lebih sulit melawan virus, penyembuhan yang lebih lama, kedua virus dapat berkembang di lingkungan glukosa darah tinggi. 

"Jadi, secara umum orang dengan diabetes cenderung mengalami gejala dan komplikasi parah ketika terinveksi virus. Hanya saja bila diabetes dikelola dengan baik, risiko sakit parah akibat COVID-19 hampir sama dengan populasi umum," terangnya.

Karenanya, selain berguna bagi diri sendiri diharapkan melalui workshop ini seluruh peserta bisa menjadi garda terdepan membagikan ilmunya ke masyarakat dan keluarga bagaimana melawan diabetes di tengah COVID-19.

Sesuai data Satgas, kata Dosen Fisipol UMA ini, diabetes melitus sebagai kondisi penyerta COVID-19 di Indonesia nomor urut dua (35,6 persen) setelah hipertensi (49,9 persen).

"Sedang laporan yang dirilis oleh jurnal kedokteran The Lancet, risiko kematian pada penderita diabetes akibat COVID-19 lebih tinggi hingga 50 persen dibanding orang-orang tanpa diabetes," ungkapnya. 

Kasatpol PP Padang Lawas Utara, Darman, mengatakan, workshop ini rangkaian dari Hari Ulang Tahun Satpol PP dan Pemadam Kebakaran serta Pol Linmas tahun 2021.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021