Desa Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan sudah mulai memproduksi pakan ikan khusus jenis ikan Nila.
"Produksi pakan ikan ini sudah berjalan dua bulan untuk memenuhi permintaan petani ikan di Lampung, Sumatera Selatan," kata Toga Mahaji Ritonga kepada ANTARA, di Sipirok, Senin (1/3).
Baca juga: Operasi Yustisi prokes sasar pengunjung dan pedagang pasar Simarpinggan Tapsel
Mantan Kadis Perikanan Propinsi Lampung ini tergerak hatinya membangun pabrik pakan ikan diatas lahan 2 ha untuk membantu masyarakat petani ikan sekaligus membuka lapangan pekerjaan.
"Alasannya, Ia, sering menemukan petani memelihara ikan Nila namun jarang diberikan makan dengan alasan harga pakannya mahal mencapai Rp10 per kilogram (Kg) , termasuk di Tapsel," ungkapnya.
Menurut putera terbaik Bulu Mario ini, dua bulan sejak Januari 2021 usaha yang dirintisnya itu sudah bisa memproduksi sekitar 100 Kg dalam sehari (tergantung cuaca) bahkan 1 ton juga bisa.
"Seluruh produksi pakan sementara ini untuk menutupi kebutuhan petani ikan di Lampung. Tidak tertutup juga untuk petani ikan Nila Tapsel bila dibutuhkan, dengan harga Rp7 ribu dengan kadar protein 32 persen," katanya.
Untuk bahan baku pakan ini sendiri didapatkan dari daerah Sipirok mulai dari dedak halus, tepung jagung, tepung kedelai, terkecuali tepung ikan didatangkan dari Sibolga.
"Kuantitas produk (permentasi seluruh bahan baku) tergantung panas matahari. Lalu dikemas kedalam karung goni seberat 15 Kg per goni menggunakan teknologi mesin," ujarnya.
Disamping beberapa karyawan tetap, belasan marketing dari masyarakat setempat saat ini aktif memasarkan untuk mendapatkan upah 10 persen dari total hasil penjualan pakannya, sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Produksi pakan ikan ini sudah berjalan dua bulan untuk memenuhi permintaan petani ikan di Lampung, Sumatera Selatan," kata Toga Mahaji Ritonga kepada ANTARA, di Sipirok, Senin (1/3).
Baca juga: Operasi Yustisi prokes sasar pengunjung dan pedagang pasar Simarpinggan Tapsel
Mantan Kadis Perikanan Propinsi Lampung ini tergerak hatinya membangun pabrik pakan ikan diatas lahan 2 ha untuk membantu masyarakat petani ikan sekaligus membuka lapangan pekerjaan.
"Alasannya, Ia, sering menemukan petani memelihara ikan Nila namun jarang diberikan makan dengan alasan harga pakannya mahal mencapai Rp10 per kilogram (Kg) , termasuk di Tapsel," ungkapnya.
Menurut putera terbaik Bulu Mario ini, dua bulan sejak Januari 2021 usaha yang dirintisnya itu sudah bisa memproduksi sekitar 100 Kg dalam sehari (tergantung cuaca) bahkan 1 ton juga bisa.
"Seluruh produksi pakan sementara ini untuk menutupi kebutuhan petani ikan di Lampung. Tidak tertutup juga untuk petani ikan Nila Tapsel bila dibutuhkan, dengan harga Rp7 ribu dengan kadar protein 32 persen," katanya.
Untuk bahan baku pakan ini sendiri didapatkan dari daerah Sipirok mulai dari dedak halus, tepung jagung, tepung kedelai, terkecuali tepung ikan didatangkan dari Sibolga.
"Kuantitas produk (permentasi seluruh bahan baku) tergantung panas matahari. Lalu dikemas kedalam karung goni seberat 15 Kg per goni menggunakan teknologi mesin," ujarnya.
Disamping beberapa karyawan tetap, belasan marketing dari masyarakat setempat saat ini aktif memasarkan untuk mendapatkan upah 10 persen dari total hasil penjualan pakannya, sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021