Desa Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, merupakan sentra pembuatan ulos jenis Ragi Hotang yang sudah menjadi warisan kebanggaan masyarakat dan melegenda karena sudah berusia ratusan tahun.

"Satu kain ulos membutuhkan waktu minimal empat hari untuk dibuat dan hasilnya bisa dijual atau dipasarakan ke pusat perbelanjaan di Balige," kata Salah seorang penenun ulos di Desa Meat, Anti Siahaan, di Toba, Minggu.

Desa Meat, Kecamatan Tambahan memang merupakan salah satu sentra pembuatan ulos jenis ragi hotang yang melegenda dan termasyhur.

Baca juga: Bukit Singgolom sajikan panorama eksotik Danau Toba

Salah satu jenis kain ulos yang merupakan kebanggan suku Batak itu dibuat oleh 70 persen masyarakat di desa yang kerap disebut Desa Adat ragi Hiotang Meat.

Ragi hotang adalah ulos yang diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat yang dsebut dengan nama Ulos Hela.

Pemberian ulos hela bermakna orang tua pengantin perempuan telah menyetujui putrinya dinikahi oleh laki-laki yang disebut sebagai hela atau menantu.

Pemberian ulos ini selalu disertai dengan memberikan mandar hela atau sarung menantu yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut harus berperilaku layaknya orang tua yang bertanggungjawab dan juga bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan adat.

Selain mampu membuat ulos ragi hotang, masyarakat di Desa Meat juga bisa membuat jenis kain lainnya seperti kain sarung taurung.

Seperti yang dikatakan Dahlia Simanjuntak yang mengaku sudah 20 tahun menjadi penenun dan bertahan hidup dengan menjual kain ulos seharga minimal Rp600 ribu hingga jutaan rupiah.

"Yang sedang saya kerjakan ini namanya Sarung Tarutung yang sekalian kami pasarkan ke pasar. Banyak juga yang pembeli. Kami juga bisa membuat ulos ragi hotang," katanya.

Sementara Ketua Adat Desa Meat, Guntur Sianipar menjelaskan kerajinan membuat Ulos Ragi Hotang di desa itu sudah berlangsung ratusan tahun.

Ulos Ragi Hotang dari Desa Meat bahkan sudah dikirim ke mancanegara dan hampir seluruh wilayah Indonesia yang dipesan oleh orang batak maupun suku lainnya.

"Ini dipasarkan sampai ke mancanegara bahkan ada khususnya orang Batak yang ada di Indonesia ini yang sudah mengenal ulos ragi hotang ini sebagai ulos hela. Yaitu fungsinya sebagai ulos pemberian dari orang tua kepada anak perempuannya apabila sudah menikah. Kalau persennya ada 70 persen masih menguasai," katanya.

#Gernas BBI 
#BeliKreatifDanauToba

Pewarta: Juraidi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021