Mengantisipasi munculnya klaster baru masa Adaptasi Kehidupan Baru berhadapan dengan COVID-19, obyek wisata Tapanuli Selatan jelang libur akhir tahun 2020 melakukan pembatasan bagi wisatawan. 

"Pembatasan penting sebagai pencegahan penyebaran penyakit menular COVID-19 saat berlibur," kata Abdul Saftar kepada ANTARA di Sipirok, Selasa (29/12).

Ia mencontohkan, destinasi wisata alam Aek Sijornih berlokasi di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan yang setiap masa liburan dipenuhi pengunjung mencapai 8000 orang. 

"Hanya saja saat pandemi COVID-19 kita menyarankan bagi pelaku usaha obyek wisata agar membatasi pengunjung hingga 50 persen. Artinya, jumlah pengunjung Aek Sijornih maksimal 4000 pengunjung," katanya. 

Hanya saja meski ada pembatasan seperti pada libur Natal 2020 jumlah wisatawan yang datang perharinya tidak sampai mencapai angka pembatasan pengunjung tersebut. 

"Demikian kondisi Destinasi Air Terjun Silima-lima di Kecamatan Marancar. Jumlah wisatawan yang datang jauh dari angka yang dibatasi," ungkapnya. 

Sehingga selama liburan Natal 2020 kemarin tidak sampai terjadi penolakan pengunjung yang ingin berlibur baik lokasi wisata alam Air Terjun Bertingkat Aek Sijornih maupun Air Terjun Silima-lima.

"Pun demikian lewat petugas yang kita tempatkan di lokasi wisata masing-masing selalu pro aktif melaksanakan tugasnya memantau protokol kesehatan bagi setiap wisatawan," katanya. 

Selain imbauan-imbauan wajib protokol kesehatan oleh pelaku usaha di obyek wisata, para petugas dari Dinas Pariwisata akan memperketat imbauan protokol kesehatan di lokasi-lokasi wisata apalagi menyambut liburan akhir tahun 2021.

"Menaati protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dikira penting upaya mencegah penyebaran wabah dimasa Adaptasi Kehidupan Baru berhadapan dengan pandemi COVID-19," ujarnya. 
 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020