Rahman Marpaung, terduga pelaku penembakan terhadap personel Kepolisian Resor Labuhanbatu, Bripka Rajinsyah Siregar, akhirnya tertangkap di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Rahman yang bersama seorang rekannya berinisial AW sempat buron, akhirnya meninggal dunia.
Pemulangan jenazah Rahman ke rumah duka di Keluarahan Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, ditolak keluarga, yang kemudian juga memicu protes keras warga dengan cara memblokir Jalan Lintas Sumatera hingga menimbulkan kemacetan sepanjang 8 kilometer pada Sabtu (26/9) siang.
Pihak keluarga menganggap kematian Rahman tidak wajar. Menurut keluarga, mereka dan Rahman sempat berkomunikasi pada Jumat (25/10) sekira jam 10.30 WIB melalui telepon, namun keesokan harinya dikabarkan meninggal dunia oleh personel kepolisian.
Baca juga: Warga Kualuh Selatan blokir Jalinsum, ini penyebabnya
Belakangan beredar video amatir yang berisi pengakuan Rahman. Ia mengaku merampas senjata api saat diamankan polisi. Ia menyembunyikan senjata rampasan itu di belakang rumah kakaknya di Gunting Saga. Namun dia membantah sebagai pelaku utama penembakan Bripka Rajinsyah Siregar.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan ketika dihubungi terkait kasus penembakan dan penolakan jenazah Rahman Marpaung meminta waktu untuk menjelaskannya.
"Senin (28/9) pagi kami konpres," jelasnya singkat.
Sebelumnya, Rahman Marpaung bersama rekannya disebut melakukan pungutan liar di Jalan Lintas Sumatera di Desa Membang Muda, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Rabu (22/09), sekira pukul 23.00 WIB.
Saat diringkus, ia melakukan perlawanan dan merampas senjata api serta diduga menembakkannya ke arah perut Bripka Rajinsyah Siregar hingga roboh.
Bripka Rajinsya Siregar dengan dibantu masyarakat akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara Medan untuk menjalani perawatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Pemulangan jenazah Rahman ke rumah duka di Keluarahan Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, ditolak keluarga, yang kemudian juga memicu protes keras warga dengan cara memblokir Jalan Lintas Sumatera hingga menimbulkan kemacetan sepanjang 8 kilometer pada Sabtu (26/9) siang.
Pihak keluarga menganggap kematian Rahman tidak wajar. Menurut keluarga, mereka dan Rahman sempat berkomunikasi pada Jumat (25/10) sekira jam 10.30 WIB melalui telepon, namun keesokan harinya dikabarkan meninggal dunia oleh personel kepolisian.
Baca juga: Warga Kualuh Selatan blokir Jalinsum, ini penyebabnya
Belakangan beredar video amatir yang berisi pengakuan Rahman. Ia mengaku merampas senjata api saat diamankan polisi. Ia menyembunyikan senjata rampasan itu di belakang rumah kakaknya di Gunting Saga. Namun dia membantah sebagai pelaku utama penembakan Bripka Rajinsyah Siregar.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan ketika dihubungi terkait kasus penembakan dan penolakan jenazah Rahman Marpaung meminta waktu untuk menjelaskannya.
"Senin (28/9) pagi kami konpres," jelasnya singkat.
Sebelumnya, Rahman Marpaung bersama rekannya disebut melakukan pungutan liar di Jalan Lintas Sumatera di Desa Membang Muda, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Rabu (22/09), sekira pukul 23.00 WIB.
Saat diringkus, ia melakukan perlawanan dan merampas senjata api serta diduga menembakkannya ke arah perut Bripka Rajinsyah Siregar hingga roboh.
Bripka Rajinsya Siregar dengan dibantu masyarakat akhirnya dilarikan ke RS Bhayangkara Medan untuk menjalani perawatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020