Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan kesadaran masyarakat di Kota Medan untuk memakai masker masih rendah di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
"Saya tadi malam sempat melihat-lihat seputaran Kota Medan dan saya melihat kesadaran masyarakat untuk pakai masker masih rendah. Padahal itu syarat mutlak dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya di Medan, Sabtu (12/9).
Hal itu ia sampaikan pada seminar nasional yang digelar di Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dengan tema Sinergitas Muhammadiyah dan Pemerintah Menghadapi Pandemi COVID-19.
Baca juga: Pemerintah targetkan angka "stunting" di bawah 680 ribu per tahun
Ia mengatakan, gerakan pakai masker yang saat ini terus digaungkan pemerintah harus benar-benar dilaksanakan, karena memang 65 persen peranan masker sangat besar dalam mencegah dari terpapar COVID-19.
Baca juga: Menteri PMK ingatkan Bulog Sumut untuk pertahankan kualitas beras PKH
"COVID ini nyata, jangan main-main. Sadarilah ini bukan hal yang bisa dicanda-candain. Pakailah masker dalam menjalankan apapun aktivitasnya terutama di tempat keramaian," katanya.
Ia juga menyebutkan, dirinya juga sudah wanti-wanti terutama pada tenaga kesehatan agar menggunakan alat pelindung diri (APD) yang standar agar terhindar dari terpapar COVID-19, apalagi saat menangani pasien yang terpapar COVID-19.
Kepentingan nasional bisa saja terganggu kalau banyak dokter yang menjadi korban COVID-19. Untuk itu para dokter harus lebih ketat dan lebih disiplin menggunakan APD yang benar-benar standar.
"Dokter itu mahal, biayanya mahal. Dokter dan perawat harus dilindungi dan harus prioritas menyelematkan dirinya sendiri dulu baru selamatkan orang lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Saya tadi malam sempat melihat-lihat seputaran Kota Medan dan saya melihat kesadaran masyarakat untuk pakai masker masih rendah. Padahal itu syarat mutlak dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya di Medan, Sabtu (12/9).
Hal itu ia sampaikan pada seminar nasional yang digelar di Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dengan tema Sinergitas Muhammadiyah dan Pemerintah Menghadapi Pandemi COVID-19.
Baca juga: Pemerintah targetkan angka "stunting" di bawah 680 ribu per tahun
Ia mengatakan, gerakan pakai masker yang saat ini terus digaungkan pemerintah harus benar-benar dilaksanakan, karena memang 65 persen peranan masker sangat besar dalam mencegah dari terpapar COVID-19.
Baca juga: Menteri PMK ingatkan Bulog Sumut untuk pertahankan kualitas beras PKH
"COVID ini nyata, jangan main-main. Sadarilah ini bukan hal yang bisa dicanda-candain. Pakailah masker dalam menjalankan apapun aktivitasnya terutama di tempat keramaian," katanya.
Ia juga menyebutkan, dirinya juga sudah wanti-wanti terutama pada tenaga kesehatan agar menggunakan alat pelindung diri (APD) yang standar agar terhindar dari terpapar COVID-19, apalagi saat menangani pasien yang terpapar COVID-19.
Kepentingan nasional bisa saja terganggu kalau banyak dokter yang menjadi korban COVID-19. Untuk itu para dokter harus lebih ketat dan lebih disiplin menggunakan APD yang benar-benar standar.
"Dokter itu mahal, biayanya mahal. Dokter dan perawat harus dilindungi dan harus prioritas menyelematkan dirinya sendiri dulu baru selamatkan orang lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020