Wall Street beragam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ketika investor mempertimbangkan prospek stimulus fiskal yang lebih besar terhadap kekhawatiran gangguan bisnis lebih lanjut karena rekor kenaikan kasus COVID-19 di Amerika Serikat.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 62,76 poin atau 0,23 persen menjadi ditutup di 26.671,95 poin. Indeks S&P 500 naik 9,16 poin atau 0,29 persen menjadi berakhir di 3.224,73 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 29,36 poin atau 0,28 persen menjadi 10.503,19 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan utilitas naik 2,28 persen, memimpin keuntungan. Sementara itu, sektor energi turun 1,52 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Untuk minggu ini Indeks S&P 500 dan Indeks Dow Jones masing-masing naik 1,2 persen dan 2,3 persen, setelah optimisme atas vaksin Virus Corona dan harapan pemulihan ekonomi pasca-pandemi membantu investor mengabaikan terus meningkatnya kasus COVID-19.

Amerika Serikat menyaksikan 77.000 infeksi baru pada Kamis (16/7/2020). Lebih dari 3,6 juta kasus COVID-19 terkonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan hampir 139.000 kematian, pada Jumat sore (17/7/2020), menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.

Indeks Nasdaq berakhir 1,1 persen lebih rendah untuk minggu ini karena investor menjual saham perusahaan-perusahaan yang telah terbang tinggi termasuk Microsoft Corp dan Amazon.com Inc, serta beralih ke sektor siklikal -- saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

Netflix jatuh 6,5 persen setelah layanan video streaming memperkirakan pertumbuhan pelanggan lebih lambat dari yang diperkirakan selama kuartal ketiga, menarik sektor jasa komunikasi turun 0,4 persen. Goldman Sachs juga merosot 1,5 persen membantu menahan Dow di wilayah negatif.

Minggu depan, musim laporan laba perusahaan kuartal kedua bergeser ke posisi teratas dengan laporan yang diharapkan dari perusahaan-perusahaan besar termasuk Microsoft, Tesla, Intel, dan Verizon Communications.

Dengani sebagian besar penghapusan bukuan (writte off) tahun sebagai bencana bagi perusahaan-perusahaan AS karena Virus Corona, investor mencari informasi dari perusahaan-perusahaan tentang ukuran potensial dan waktu pemulihannya.

"Pertanyaannya adalah seperti apa 2021 dan 2022, dan apa yang dapat diperoleh dari komentar, terutama ketika perusahaan-perusahaan telah menarik panduan mereka dan menyulitkan mereka mendapatkan gambaran seperti apa prospek mereka," kata Analis Investasi Nasional US Bank Wealth Management, Tom Hainlin.

Langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peningkatan data ekonomi telah membantu Indeks S&P 500 naik sekitar lima persen dari rekor tertinggi Februari.

Investor juga mengharapkan lebih banyak dukungan fiskal ketika sebuah program yang menawarkan tunjangan pengangguran tambahan akan berakhir pada 31 Juli. Kongres AS akan kembali ke Washington pada Senin (20/7/2020) untuk membahas RUU bantuan Virus Corona lainnya.

“Baik Partai Republik maupun Demokrat memiliki insentif yang kuat untuk menyetujui stimulus lebih lanjut pra-pemilihan. Ini bukan masalah 'apakah' stimulus lolos, ini hanya berapa besar ukurannya dan isi paket itu," kata Wakil Presiden Senior UBS Private Wealth Management, Andrea Bevis, yang berbasis di Boston.

BlackRock Inc, manajer aset terbesar di dunia, naik 3,7 persen setelah melaporkan kenaikan laba kuartalan karena investor menuangkan uang ke dalam dana pendapatan tetap dan jasa manajemen uang tunai.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 9,5 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,6 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020