Bank Indonesia mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumut untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan guna mengantisipasi lonjakan harga di era normal baru.

"Pada era normal baru diprediksi permintaan berbagai barang termasuk bahan pangan meningkat. Kondisi itu mengancam terjadi lonjakan harga khususnya kalau bahan pangan tidak mencukupi, " ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat.

Menurut dia, lonjakan harga otomatis mendorong inflasi dan kalau inflasi naik signifikan bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Sumut butuh dana Rp2,9 triliun untuk gerakkan ekonomi pada triwulan III

Apalagi, ujar Wiwiek, selain bahan pokok, permintaan tiket penerbangan dan kamar hotel pada era normal baru diprediksi juga menguat sehingga bisa menaikkan harga jual.

"Lonjakan inflasi di era normal baru yakni memasuki semester II harus diantisipasi. Apalagi saat ini, kenaikan harga obat - obatan masih terus membayangi kenaikan inflasi, " katanya.

Kalau harga bahan pokok bisa dikendalikan, maka BI masih optimistis, inflasi sepanjang tahun 2020 bisa berada di rentang target yang diperkirakan sebesar 2,6 - 3 persen secara "year on year" (yoy).

Baca juga: BI Sumut optimistis wajib PIN kartu kredit berjalan lancar

Dia mengakui, prediksi inflasi di Sumut pada 2020 yang 2,6 - 3 persen lebih tinggi dari 2019 yang mencapai 2,33 persen.

Ia menjelaskan inflasi pada 2020 didorong kenaikan harga obat-obatan, tiket pesawat dan termasuk sebelumnya gula, ayam ras dan bawang merah.

"Era normal baru akan menggerakkan oerekonomian Sumut sehingga selain perlu menguatkan sektor ril dan UMKM dan stabilitas sistim keuangan juga perlu penguatan ketahanan pangan," ujar Wiwiek.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020