Mangatur Hutasoit (49), seorang pemburu binatang liar yang merupakan warga Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara mengungkapkan, sejumlah jejak yang ditinggalkan makhluk pengisap darah ratusan ternak milik Saut Simanjuntak, warga Pargompulon, Desa Pohan Tonga Siborongborong, setidaknya diyakini akan mampu mengungkap jenis binatang yang menimbulkan keresahan masyarakat tersebut.
"Dua hari pascakematian tak wajar ratusan ternak milik Saut Simanjuntak, termasuk ternak babi yang mengalami sejumlah luka tusukan di bagian leher, serta sayatan pada bagian perut, ada beberapa helai bulu binatang yang tersangkut di antara pagar kawat berdiri yang mengelilingi kebun milik Saut," terang Mangatur kepada ANTARA, Kamis (25/6).
Baca juga: Misteri makhluk pengisap darah ternak di Taput, Kapolsek Siborongborong : Terjadi sejak 2017
Baca juga: Misteri makhluk haus darah di Taput, BBKSDA: Miliki lima cakar
Disebutkan, bulu binatang tersebut tidak berbau, dan memiliki warna krem atau kuning gading agak kecoklatan.
Mangatur menduga, bulu binatang tersebut merupakan bulu bagian perut binatang pemangsa, sebab bulu dimaksud terlihat menyangkut di antara jalinan pagar kawat berduri kedua dari bawah.
"Helaian bulu tersebut saya yakini berasal dari bagian perut makhluk pemangsa, sebab rentang kawat berduri dengan jarak kurang dari tiga centimeter pada bagian bawah pagar tak mungkin dilalui makhluk tersebut. Justru bagian kolom kedua terbawah dari pagar kawat berduri dengan rentang sekitar 10 centimeterlah yang dilalui pemangsa itu," jelasnya.
Bahkan, kata Mangatur, saat dirinya menelusuri wilayah sekitar, dia juga menemukan bekas cairan urine binatang yang beraroma, meski jenis binatang tersebut, saya yakini bukanlah merupakan dalang pemangsa ternak babi.
"Jenis aroma urine tersebut berbeda jauh saat jejak dengan bekas lima cengkeraman kami temukan tertancap pada batang pepohonan, saat menyambangi gua di bawah air terjun, di Hutan Simarunjal-unjal," sebutnya.
Sebab, bekas urine yang ditemukan Mangatur di lokasi perkebunan jeruk milik Saut, tempat keberadaan barisan kandang ternak babi dan ayam beraroma daun pandan.
"Jauh beda saat kami menemukan jejak makhluk pemangsa di sekitar air terjun yang beraroma bawang putih," ujarnya.
Namun, dia berharap, helaian bulu binatang yang diketahuinya telah diserahkan oleh pihak keluarga Saut Simanjuntak kepada pihak BBKSDA untuk diteliti mampu menguak misteri makhluk pengisap darah ternak di Siborongborong, Taput.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Dua hari pascakematian tak wajar ratusan ternak milik Saut Simanjuntak, termasuk ternak babi yang mengalami sejumlah luka tusukan di bagian leher, serta sayatan pada bagian perut, ada beberapa helai bulu binatang yang tersangkut di antara pagar kawat berdiri yang mengelilingi kebun milik Saut," terang Mangatur kepada ANTARA, Kamis (25/6).
Baca juga: Misteri makhluk pengisap darah ternak di Taput, Kapolsek Siborongborong : Terjadi sejak 2017
Baca juga: Misteri makhluk haus darah di Taput, BBKSDA: Miliki lima cakar
Disebutkan, bulu binatang tersebut tidak berbau, dan memiliki warna krem atau kuning gading agak kecoklatan.
Mangatur menduga, bulu binatang tersebut merupakan bulu bagian perut binatang pemangsa, sebab bulu dimaksud terlihat menyangkut di antara jalinan pagar kawat berduri kedua dari bawah.
"Helaian bulu tersebut saya yakini berasal dari bagian perut makhluk pemangsa, sebab rentang kawat berduri dengan jarak kurang dari tiga centimeter pada bagian bawah pagar tak mungkin dilalui makhluk tersebut. Justru bagian kolom kedua terbawah dari pagar kawat berduri dengan rentang sekitar 10 centimeterlah yang dilalui pemangsa itu," jelasnya.
Bahkan, kata Mangatur, saat dirinya menelusuri wilayah sekitar, dia juga menemukan bekas cairan urine binatang yang beraroma, meski jenis binatang tersebut, saya yakini bukanlah merupakan dalang pemangsa ternak babi.
"Jenis aroma urine tersebut berbeda jauh saat jejak dengan bekas lima cengkeraman kami temukan tertancap pada batang pepohonan, saat menyambangi gua di bawah air terjun, di Hutan Simarunjal-unjal," sebutnya.
Sebab, bekas urine yang ditemukan Mangatur di lokasi perkebunan jeruk milik Saut, tempat keberadaan barisan kandang ternak babi dan ayam beraroma daun pandan.
"Jauh beda saat kami menemukan jejak makhluk pemangsa di sekitar air terjun yang beraroma bawang putih," ujarnya.
Namun, dia berharap, helaian bulu binatang yang diketahuinya telah diserahkan oleh pihak keluarga Saut Simanjuntak kepada pihak BBKSDA untuk diteliti mampu menguak misteri makhluk pengisap darah ternak di Siborongborong, Taput.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020