Tim Observatorium Ilmu Falak menyiapkan dan membuka kunjungan publik untuk melakukan pengamatan gerhana matahari sebagian yang melintasi langit di sebagian besar wilayah Sumatera Utara, namun dengan jumlah terbatas dan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat karena masih dalam suasana pandemi COVID-19.
" Untuk menjawab antusias dan rasa ingin tahu masyarakat yang ingin menyaksikan langsung fenomena alam gerhana matahari di wilayah langit Sumatera Utara hasil pengamatan dari teleskop canggih OIF UMSU, kita juga menyiapkan fasilitas livestreaming," kata Kepala OIF UMSU, Dr Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar disela kegiatan pengamatan di lantai 7 gedung kampus pascasarjana UMSU di Jalan Denai, Medan, Minggu (21/6).
Dijelaskan, gerhana matahari di Sumatera Utara dimulai pada sekitar pukul 13.37 WIB, dan puncak gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 14.48 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB. Untuk itu, OIF UMSU telah menyiapkan lima teleskop khusus untuk kegiatan pengamatan gerhana.
Baca juga: UMSU-MARDI Malaysia sepakat kerja sama penelitian pertanian
Gerhana matahari kali ini masuk dalam kategori sebagian dengan persentase 9 persen, dimana puncak gerhana terjadi sekitar pukul 15.00 WIB," tegasnya.
Aktifitas pengamatan gerhana matahari yang bisa diamati di wilayah Sumatera Utara merupakan fenomena alam menarik yang bisa terjadi 2 sampai 3 kali setahun. Pihak OIF sendiri menjadikan momen fenomena alam ini sebagai bahan penelitian evaluasi rasio gerhana dengan kamera DSLR.
Selanjutnya, penelitian kemampuan daya tangkap kamera dalam pengamatan gerhana dengan kamera DSLR. Penelitian permukaan matahari dan fenomenanya saat gerhana dalam panjang gelombang hydrogen alpha - lunt solar system.
"Gerhana matahari kali ini juga akan dijadikan objek penelitian perbandingan diameter matahari (pada gelombang white light) saat gerhana - kamera CCD," katanya.
Berbeda dengan pengamatan matahari sebelumnya di OIF UMSU yang biasanya melibatkan masyarakat secara langsung, dalam situasi pandemi COVID-19 keterlibatan langsung masyarakat dibatasi. Penerapan protokol kesehatan yang harus dipatuhi tidak memungkinkan bagi OIF UMSU menyiapkan fasilitas teleskop untuk masyarakat banyak.
Lebih lanjut, dalam pengamatan yang dilakukan TIM OIF UMSU menyiapkan lima teleskop yang telah dipasang filter cahaya matahari sehingga bisa menikmati proses pergeseran piringan bulan menutupi sebagian piringan matahari. Namun pengamatan gerhana terkendala karena faktor cuaca mendung dan disertai hujan gerimis.
"Mengingat cuaca hujan gerimis, maka pengamatan gerhana matahari tidak bisa dilaksanakan secara baik, alhasil teleskop yang kita siapkan terpaksa kita tarik lagi," ungkap Dr Arwin.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
" Untuk menjawab antusias dan rasa ingin tahu masyarakat yang ingin menyaksikan langsung fenomena alam gerhana matahari di wilayah langit Sumatera Utara hasil pengamatan dari teleskop canggih OIF UMSU, kita juga menyiapkan fasilitas livestreaming," kata Kepala OIF UMSU, Dr Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar disela kegiatan pengamatan di lantai 7 gedung kampus pascasarjana UMSU di Jalan Denai, Medan, Minggu (21/6).
Dijelaskan, gerhana matahari di Sumatera Utara dimulai pada sekitar pukul 13.37 WIB, dan puncak gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 14.48 WIB, dan berakhir pada pukul 15.48 WIB. Untuk itu, OIF UMSU telah menyiapkan lima teleskop khusus untuk kegiatan pengamatan gerhana.
Baca juga: UMSU-MARDI Malaysia sepakat kerja sama penelitian pertanian
Gerhana matahari kali ini masuk dalam kategori sebagian dengan persentase 9 persen, dimana puncak gerhana terjadi sekitar pukul 15.00 WIB," tegasnya.
Aktifitas pengamatan gerhana matahari yang bisa diamati di wilayah Sumatera Utara merupakan fenomena alam menarik yang bisa terjadi 2 sampai 3 kali setahun. Pihak OIF sendiri menjadikan momen fenomena alam ini sebagai bahan penelitian evaluasi rasio gerhana dengan kamera DSLR.
Selanjutnya, penelitian kemampuan daya tangkap kamera dalam pengamatan gerhana dengan kamera DSLR. Penelitian permukaan matahari dan fenomenanya saat gerhana dalam panjang gelombang hydrogen alpha - lunt solar system.
"Gerhana matahari kali ini juga akan dijadikan objek penelitian perbandingan diameter matahari (pada gelombang white light) saat gerhana - kamera CCD," katanya.
Berbeda dengan pengamatan matahari sebelumnya di OIF UMSU yang biasanya melibatkan masyarakat secara langsung, dalam situasi pandemi COVID-19 keterlibatan langsung masyarakat dibatasi. Penerapan protokol kesehatan yang harus dipatuhi tidak memungkinkan bagi OIF UMSU menyiapkan fasilitas teleskop untuk masyarakat banyak.
Lebih lanjut, dalam pengamatan yang dilakukan TIM OIF UMSU menyiapkan lima teleskop yang telah dipasang filter cahaya matahari sehingga bisa menikmati proses pergeseran piringan bulan menutupi sebagian piringan matahari. Namun pengamatan gerhana terkendala karena faktor cuaca mendung dan disertai hujan gerimis.
"Mengingat cuaca hujan gerimis, maka pengamatan gerhana matahari tidak bisa dilaksanakan secara baik, alhasil teleskop yang kita siapkan terpaksa kita tarik lagi," ungkap Dr Arwin.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020