Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi di Sumatera Utara pada 2020 meningkat dari tahun 2019 yang tercatat 2,33 persen karena dampak pandemi COVID-19.

"Meski diprediksi naik, tetapi masih berada di dalam sasaran inflasi nasional yaitu 3 plus minus satu persen secara year on year (yoy)," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Minggu (10/5).

Kenaikan inflasi dampak pandemi COVID-19 dirasakan sejak akhir Februari 2020 dimana terjadi lonjakan pembelian atau permintaan bahan pokok, obat dan alat kesehatan di pasar.

Baca juga: Wabah virus corona tidak pengaruhi inflasi di wilker BI Sibolga

Peningkatan pembelian, katanya, untuk memenuhi kebutuhan keluarga pada saat di "rumah saja" dan termasuk untuk memberikan sumbangan ke masyarakat lainnya.

Inflasi bisa naik lagi akibat beberapa risiko yang dapat menimbulkan "shock temporer" seperti keterlambatan impor luar negeri dan hambatan distribusi domestik.

"Peningkatan harga emas di pasar global juga akan turut mendorong kenaikan harga komoditas sehingga berdampak pada kenaikan inflasi," katanya.

Baca juga: Bulog Sumut jamin stok beras untuk bantu kendalikan harga

Apalagi, ujar dia, saat ini sudah mendekati Idul Fitri yang akan mendorong.kenaikan inflasi.

"Tetapi inflasi juga bisa tertekan atau bisa ke bawah seiring dengan kemungkinan daya beli masyarakat yang terbatas akibat pandemi COVID-19 terus berlangsung," katanya.

Untuk menekan lonjakan inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah bersama pemerintah daerah sudah melakukan berbagai langkah termasuk operasi pasar.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020