Petani di Kabupaten Simalungun, sekitaran Pintu Angin, Kecamatan Dolok Pardamean kerja keras tambahan supaya bisa menikmati hasil tanaman secara maksimal.
Sejumlah petani, Senin (4/5), kini tidak saja mengolah komoditas yang ditanam di ladang, namun juga menjaga tanaman dari niat jahat orang atau kelompok orang.
"Malam pun dijaga, biar aman dari pencurian," kata Junanto Saragih (38), petani di Nagori Parik Sabungan, Kecamatan Dolok Pardamean.
Baca juga: Pengembala ternak di Simalungun tewas tertimpa pohon sawit
Baca juga: 700-an warga dua desa di Simalungun rapid test, sembilan positif reaktif COVID-19
Dikatakan, pada masa mewabahnya COVID-19, kira-kira 2-3 minggu, aksi pencurian hasil bumi, terutamanya Jahe merah, sering terjadi di perladangan sekitaran kawasan Pintu Angin.
Para petani menduga ada kaitannya dengan naiknya harga Jahe merah, setelah disebut-sebut sebagai obat atau penangkal virus Corona.
Tokoh masyarakat, H Sulaiman Sinaga mengaku mendengar dan menerima keluhan para petani, khususnya dari Kelurahan Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean.
Baca juga: Tahunan tidak diperbaiki, longsor jalan di Raya Simalungun semakin meluas
Baca juga: Pencari ranting kayu temukan kerangka manusia di bawah jembatan kawasan di Parapat
Putra daerah Tiga Ras itu meminta pihak kepolisian pro aktif dengan permasalahan petani, apalagi di masa sulit perekonomian dengan mewabahnya COVID-19.
Mantan anggota DPRD Simalungun nyampaikan apresiasi pihak kepolisian yang aktif membantu pencegahan penyebaran virus Corona.
Hanya saja diingatkan, tugas memberikan keamanan di tengah masyarakat tetap dilakukan supaya tetap kondusif.
Kapolsek Dolok Pardamean AKP Sontang Tampubolon saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum ada menerima laporan atau pengaduan kasus pencurian hasil bumi di wilayah hukumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Sejumlah petani, Senin (4/5), kini tidak saja mengolah komoditas yang ditanam di ladang, namun juga menjaga tanaman dari niat jahat orang atau kelompok orang.
"Malam pun dijaga, biar aman dari pencurian," kata Junanto Saragih (38), petani di Nagori Parik Sabungan, Kecamatan Dolok Pardamean.
Baca juga: Pengembala ternak di Simalungun tewas tertimpa pohon sawit
Baca juga: 700-an warga dua desa di Simalungun rapid test, sembilan positif reaktif COVID-19
Dikatakan, pada masa mewabahnya COVID-19, kira-kira 2-3 minggu, aksi pencurian hasil bumi, terutamanya Jahe merah, sering terjadi di perladangan sekitaran kawasan Pintu Angin.
Para petani menduga ada kaitannya dengan naiknya harga Jahe merah, setelah disebut-sebut sebagai obat atau penangkal virus Corona.
Tokoh masyarakat, H Sulaiman Sinaga mengaku mendengar dan menerima keluhan para petani, khususnya dari Kelurahan Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean.
Baca juga: Tahunan tidak diperbaiki, longsor jalan di Raya Simalungun semakin meluas
Baca juga: Pencari ranting kayu temukan kerangka manusia di bawah jembatan kawasan di Parapat
Putra daerah Tiga Ras itu meminta pihak kepolisian pro aktif dengan permasalahan petani, apalagi di masa sulit perekonomian dengan mewabahnya COVID-19.
Mantan anggota DPRD Simalungun nyampaikan apresiasi pihak kepolisian yang aktif membantu pencegahan penyebaran virus Corona.
Hanya saja diingatkan, tugas memberikan keamanan di tengah masyarakat tetap dilakukan supaya tetap kondusif.
Kapolsek Dolok Pardamean AKP Sontang Tampubolon saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum ada menerima laporan atau pengaduan kasus pencurian hasil bumi di wilayah hukumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020