Seluas 250 hektare padi sawah yang menjadi sumber pencaharian 264 KK masyarakat Desa Sidulang, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, yang terancam gagal panen akibat bencana alam yang terjadi pada Maret 2020 lalu terselamatkan setelah PT Toba Pulp Lestari membangun saluran irigasi ke areal pertanian tersebut.

Akibat bencana, air irigasi dari mata air "Aek Simare" di Pegunungan Bukit Barisan yang menjadi sumber bagi persawahan masyarakat tidak dapat lagi mencapai areal persawahan warga.

Baca juga: TPL sumbangkan 39 unit wastafel cegah sebaran COVID-19 di Toba

Baca juga: Cegah sebaran COVID-19, TPL semprot dua ribu liter cairan disinfektan di Parmaksian Toba

"Kita memodifikasi saluran air ini dengan menggunakan drum untuk mengatasi tanah amblas akibat longsor," terang Bedman Ritonga, Humas TPL Estate Habinsaran, Rabu (8/4).

Dikatakan, bantuan pembangunan saluran irigasi tersebut didasarkan pada hasil diskusi pihak perusahaan dengan masyarakat, dan pemerintahan desa setempat.

TPL dan masyarakat Desa Sidulang secara bersama melaksanakan gotongroyong di lokasi longsor untuk membangun saluran air modifikasi dari tong.

"Ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan tumbuh dan berkembang bersama masyarakat," jelas Bedman.

Maharuddin Pangaribuan, Kepala Desa Sidulang bercerita bahwa longsor yang merusak saluran irigasi persawahan masyarakat memberikan dampak buruk bagi lahan pertanian masyarakat. 

"Longsor terjadi pada pukul 5 pagi dan menyebabkan kerusakan di 60 meter saluran irigasi," ujar Mahruddin.

Maharuddin mengakui bahwa setelah koordinasi dengan pihak Humas TPL, pihak perusahaan langsung melakukan survei ke lokasi longsor.

Ia juga menjelaskan bahwa saluran air sepanjang 7 km menjadi tidak berfungsi akibat kerusakan.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan TPL. Semoga hasil panen masyarakat dapat berhasil," sebutnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020