Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof Dr dr Arlinda Sari Wahyuni MKes FISPH FISCM mengatakan penyakit kronis menyebabkan permasalahan kesehatan serius karena menjadi penyebab kematian terbesar di dunia.

"Dari setiap 57 juta kematian orang di seluruh dunia, 71 persennya (41 juta) adalah diakibatkan penyakit kronis," ujar Arlinda, pada Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran USU, di Medan, Senin.

Ia mengatakan, berdasarkan sifat penularan penyakit kronis, yakni dibagi menjadi penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Penyakit menular yang bersifat kronis yaitu Tuberkulosis, HIV/AIDS, Malaria, Kusta, Filariasis, dan Hepatitis.Adapun penyakit tidak menular yang bersifat kronis termasuk diabetes, Hipertensi, Penyakit Jantung, Kanker, Penyakit Paru Obstruksi Kronis, Asma , dan lain-lain.

Walau memiliki durasi yangn panjang dan merupakan hasil kombinasi dari faktor genetik, fisiologi, lingkungan dan perilaku, tidak semua penyakit kronis mengancam jiwa, tetapi akan menjadi beban ekonomi bagi invidu,keluarga dan komunitas secara keseluruhan.

"Selain itu, kondisi penyakit ini tanpa pengendalian yang baik akan menyebabkan kematian dan kecacatan," ujarnya.

Arlinda menyebutkan, salah satu aspek penting dalam penatalaksanaan penyakit kronis yang memeliki durasi pengobatan yang panjang adalah perbaikan perilaku pengobatan yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu compliance (cakupan dimana pasien mengikuti saran oleh seorang profesional kesehatan yang menggunakan obat).

Adherence (cakupan dimana perilaku pasien sesuai saran dari dokternya), dan concordance atau perilaku pengobatan yang paling harmonisasi, yaitu hubungan yang harmonis pada pelayanan kesehatan antara pasien, petugas dan dokter yang merawat.

"Adanya persetujuan antara pasien dan dokter dapat setelah dicapai setelah ada komunikasi yang baik yaitu adanya kualitas interaksi dokter dan pasien dengan rasa respect (kepercayaan) dengan menerapka prinsip partnertship," kata alumni Program S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 2002.

Ia menjelaskan, penatalaksanaan penyakit kronis memerlukan waktu yang relatif lama (jangka panjang) yang harus tetap dimonitor dan dievaluasi secara objektif melalui penilaian dan pengukuram.

Sehubugan dengan itu, pasien harus memahami berbagai hal yang berkenaan dengan penyakitnya, agar penatalaksanaan dapat berjalan efektif, tidak putus asa di tengah jalan, dan dapat mencapai target, yaitu terkontrol.

"Hal itu sangat berkaitan dengan faktor edukasi, yang mengisyaratkan perlunya komunikasi efektif di antara pasien dan keluarga,serta petugas kesehatan yang merawatnya," katanya.

Pengukuhan Prof Dr.dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes,FISPH, FISCM menjadi Guru Besar Tetap  pada Fakultas Kedokteran USU dilakukan oleh Rektor Universitas Sumatera Utara Prof Dr Runtung Sitepu,SH.MHum.
Dalam Pidato Pengukuhan yang berjudul "Harmonisasi Perilaku Pengobatan Penyakit Kronis pada Layanan Primer di Indonesia,".
 

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020