Direktur Rumah Sakit Umum Tarutung, dr Janri Aeyoge mengungkapkan pihaknya baru saja melakukan perawatan intensif atas seorang pasien berjenis kelamin laki-laki yang dijemput dari wilayah Balige Kabupaten Toba atas dugaan "suspect" corona atau Covid-19.
"Saat ini kita sedang merawat seorang pasien kelima terkait dugaan 'suspect' corona, yang dijemput dari Balige sekitar pukul 11.00 WIB, siang tadi," ungkap dr Janri, Jumat (13/3).
Baca juga: Jual "bensin ketengan", wanita paruh baya ini harus kehilangan rumah akibat kebakaran
Disebutkan, si pasien diketahui melakukan perjalanan ke negara endemis Vietnam pada 4-7 Maret 2020 lalu, dan tiba di Bandara Silangit pada 10 Maret 2020.
Baca juga: Dugaan "suspect" corona bertambah, seorang warga Taput kembali diobservasi
"Hasil pemeriksaan dokter spesialis paru, tidak ada dijumpai infiltrat yang mengarah ke pnemonia. Sehingga, sementara ini masih negatif virus corona," sebutnya.
Meski demikian, observasi atau pemantauan tetap akan dilakukan terhadap pasien hingga 14 hari ke depan sejak kepulangannya dari negara endemis pada 7 Maret 2020.
"Pasien memiliki penyakit penyerta, yakni demam, dan gangguan pencernaan, yang sesuai penanganan dokter spesialis penyakit dalam, pasien terindikasi demam berdarah dan tifus berdasarkan pemeriksaan darah," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Saat ini kita sedang merawat seorang pasien kelima terkait dugaan 'suspect' corona, yang dijemput dari Balige sekitar pukul 11.00 WIB, siang tadi," ungkap dr Janri, Jumat (13/3).
Baca juga: Jual "bensin ketengan", wanita paruh baya ini harus kehilangan rumah akibat kebakaran
Disebutkan, si pasien diketahui melakukan perjalanan ke negara endemis Vietnam pada 4-7 Maret 2020 lalu, dan tiba di Bandara Silangit pada 10 Maret 2020.
Baca juga: Dugaan "suspect" corona bertambah, seorang warga Taput kembali diobservasi
"Hasil pemeriksaan dokter spesialis paru, tidak ada dijumpai infiltrat yang mengarah ke pnemonia. Sehingga, sementara ini masih negatif virus corona," sebutnya.
Meski demikian, observasi atau pemantauan tetap akan dilakukan terhadap pasien hingga 14 hari ke depan sejak kepulangannya dari negara endemis pada 7 Maret 2020.
"Pasien memiliki penyakit penyerta, yakni demam, dan gangguan pencernaan, yang sesuai penanganan dokter spesialis penyakit dalam, pasien terindikasi demam berdarah dan tifus berdasarkan pemeriksaan darah," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020