Kepala Rumah Tahanan Kelas IIb Tarutung, Henry Alfa Edison Damanik mengungkapkan, dalam giat "media gathering" yang bertema kolaborasi dukung resolusi pemasyarakatan 2020, pihaknya telah menerapkan penambahan program pembinaan yakni keterampilan dalam kegiatan bertenun ulos, serta berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mengikutsertakan setiap warga binaan menjadi penerima manfaat jaminan kesehatan melalui jalinan kerjasama yang akan dijajaki bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial setempat.

"Sebagai resolusi di 2020, warga binaan telah dilatih secara serius dalam bertenun ulos, juga berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan setiap warga binaan melalui penjajakan kerjasama kepesertaan BPJS," terang Henry kepada ANTARA, Kamis (27/2).

Baca juga: Soal transfer langsung dana BOS dan dana desa, Bupati Taput : Harus dikaji mendalam

Dikatakan, resolusi tersebut diharapkan semakin memasyarakatkan program pembinaan dalam menempa keterampilan setiap warga binaan agar saat mereka bebas dari masa menjalani hukuman di Rutan, keterampilan lebih telah dimiliki dan mampu diaplikasikan sebagai mata pencaharian sehari-hari.

"Kita yakin, saat mereka terampil akan  kegiatan positif semisal bertenun ulos, yang dapat menghasilkan uang untuk kebutuhan hidup keluarganya. Mereka tidak akan lagi terjerumus dengan prilaku menyalah," sebutnya.

Baca juga: Sikapi bukti surat kepemilikan HKBP atas RSUD Tarutung, Bupati Nikson: Tidak ada dokumen itu di Kemenkes

Menurut Henry, hingga saat ini, warga binaan telah dilatih bertenun ulos sebagai program kerjasama Rutan dan Dekranasda setempat.

Ketler Situmorang (40), warga binaan, serta mantan warga binaan, yakni Nelly boru Hutabarat (35), hingga saat ini menjadi pelatih aktif dalam kegiatan keterampilan bertenun, dan telah menghasilkan sejumlah karya tenun ulos yang rapi, indah, dan bermutu.

Selain bertenun, Rutan juga menyediakan bidang keterampilan lainnya, seperti tekhnik menyulam, membuat kerajinan tangan berupa obyek atau maket bangunan, pembuatan almari, rak televisi, dan lainnya, serta pendirian fasilitas cuci kendaraan atau "doorsmeer" sebagai program asimilasi warga binaan.

"Dan kita tegaskan, di sini betul-betul zero narkoba. Banyak warga binaan merasa bersyukur setelah ditempatkan di sini. Sebulan saja berada di sini, mereka mengaku berat badannya langsung bertambah. Kita sangat senang," urainya.

Lanjut Henry, rencana penjajakan kerjasama dengan BPJS demi meningkatkan pelayanan kesehatan akan melengkapi sisi kesehatan warga binaan yang tidak pernah luput dari perhatiannya.

"Sampai saat ini, melalui kerjasama dengan jajaran Dinas Kesehatan Taput, pengecekan kesehatan warga binaan tetap dilakukan secara berkala," imbuhnya.

Ke depan, Henry juga berharap adanya peningkatan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kreatifitas warga binaan dalam hal penguasaan tekhnik servis komputer, bengkel, montir, salon, dan pangkas rambut.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020