Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatera Utara bekerja sama dengan Kelurahan Simpang Selayang Pemkot Medan, Rumah Briket, Program Kotaku dan Yayasan Budaya Hijau Indonesia memberikan pelatihan pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomis kepada warga di Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan.

Biro Program Kerjasama Bisnis Kadin Sumut, Diaz Wika di Medan, Kamis (6/2) mengatakan, program lingkungan ini untuk solusi permasalahan sampah dengan mengajak sejumlah lembaga pegiat lingkungan hidup untuk memberikan pelatihan mengolah sampah kepada masyarakat yang dapat bernilai ekonomis.

Baca juga: Museum Sejarah AL Quran simpan 70 manuskrip kuno

"Kadin Sumut terus menyosialisasikan dan membuat pelatihan ke sejumlah kelurahan di Kota Medan agar masyarakat dapat mengerti bagaimana mengolah sampah di lingkungannya menjadi bernilai ekonomi," katanya.

Sementara itu, Lurah Simpang Selayang, Albena Boang Manalu mengapresiasi atas digelarnya pelatihan tersebut yang nantinya dapat menciptakan masyarakat bermental wirausaha demi meningkatkan pendapatan perekonomian warga serta upaya mengurangi permasalahan sampah di Kota Medan.

Baca juga: UINSU sediakan 6.500 kuota mahasiswa baru

Peserta diberikan pelatihan proses mengolah sampah organik menjadi produk briket arang dan eco enzym yang dapat dijadikan sumber pendapatan baru serta mengatasi sampah yang menjadi salah satu permasalahan selama ini.

Ia berharap, peserta dapat bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatnya dengan memanfaatkan sampah organik di sekitar lingkungannya menjadi briket dan eco enzym.

Baca juga: Ternyata Museum Uang Sumatera miliki koleksi uang kerajaan terlengkap di Indonesia
Baca juga: UINSU buka usaha kreatif "Barbershop Juara"

Volume sampah di Kota Medan, lanjut dia, terus bertambah, tentunya hal itu harus dimanfaatkan peserta untuk menjadi produk ekonomis sekaligus mengurangi permasalahan sampah.

"Saya berharap dengan kegiatan ini warga dapat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian" tambahnya.

Pendiri Rumah Bricket, Rena Arifah mengatakan, masyarakat harus mengubah pola pikir ketika sampah yang tadinya tidak dapat diolah, menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

"Karena sejatinya itu kita sebagai manusia bersifat materialistis, Jadi sesuatu harus dapat kita ubah menjadi materi" ujarnya.
 

Pewarta: Syahril Sabirin dan Septianda Perdana

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020