Museum Sejarah Al Quran di Jalan Willem Iskandar, Medan, yang merupakan museum sejarah Al Quran satu-satunya di Sumatera Utara memiliki 70 manuskrip kuno.
Petugas museum, Susanti, di Medan, Rabu, mengatakan manuskrip di museum itu mulai dikumpulkan sejak tahun 2007 oleh Ketua Yayasan Dr. Phil Ichwan Azhari.
Tujuan didirikan museum itu ialah untuk menambah pengetahuan bahwa Sumatera Utara memiliki sejarah dan peradaban Islam di masa lalu.
"Awalnya dikeluarkan peta daerah yang memiliki mushaf Al Quran kuno, dan daerah yang tidak ada itu adalah Sumatera Utara, jadi ketua yayasan di sini yang juga pecinta sejarah merasa bahwa Sumatera Utara juga memiliki sejarah peradaban Islam sehingga beliau terpacu untuk mulai mengumpulkan mushaf-mushaf Alquran di Sumatera Utara," katanya.
Seluruh koleksi mushaf Al Quran di museum itu ditemukan di Sumatera Utara dan memiliki motif-motif unik yang mewakili setiap daerah dengan ikon tersendiri, seperti motif Melayu Pantai Timur, motif Jawa, motif Melayu-Aceh, motif Simalungun, dan motif bunga matahari.
"Ada motif di luar Sumatera Utara yang kami pajang di sini seperti motif Aceh dan Jawa. Karena ditemukan di Sumatera Utara, mushaf tersebut menjadi bagian dari sejarah Al Quran Sumatera Utara dan harus kami pajang disini," katanya.
Dari semua mushaf Al Quran kuno yang ada di museum sejarah Alquran itu, salah satu mushaf tertua ditulis pada tahun 1070 Hijriah/ 1074 Hijriah.
Terdapat juga kolofon berisi catatan penulis mushaf yang menjelaskan waktu serta kisah mengharukan ketika penulis menulis mushaf di waktu siang dan malam tanpa lelah, sehingga berhasil menulis mushaf secara utuh.
Selain mushaf Al Quran kuno yang berjumlah 26 mushaf, di museum ini juga dipajang lebih dari 20 buku fiqih serta tanaman seperti bawang putih, bawang merah, dan labu yang disebutkan dalam Al Quran.
Salah seorang pengunjung, Cindy Yulvika mengatakan museum sejarah Alquran itu sangat bangus dan cocok dikunjungi karena sangat banyak ilmu yang akan didapatkan.
“Museum ini bagus sekali, dan dengan berkunjung ke sini saya jadi tau bahwa Sumatera Utara juga memiliki sejarah peradaban Islam yang cukup menarik,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Petugas museum, Susanti, di Medan, Rabu, mengatakan manuskrip di museum itu mulai dikumpulkan sejak tahun 2007 oleh Ketua Yayasan Dr. Phil Ichwan Azhari.
Tujuan didirikan museum itu ialah untuk menambah pengetahuan bahwa Sumatera Utara memiliki sejarah dan peradaban Islam di masa lalu.
"Awalnya dikeluarkan peta daerah yang memiliki mushaf Al Quran kuno, dan daerah yang tidak ada itu adalah Sumatera Utara, jadi ketua yayasan di sini yang juga pecinta sejarah merasa bahwa Sumatera Utara juga memiliki sejarah peradaban Islam sehingga beliau terpacu untuk mulai mengumpulkan mushaf-mushaf Alquran di Sumatera Utara," katanya.
Seluruh koleksi mushaf Al Quran di museum itu ditemukan di Sumatera Utara dan memiliki motif-motif unik yang mewakili setiap daerah dengan ikon tersendiri, seperti motif Melayu Pantai Timur, motif Jawa, motif Melayu-Aceh, motif Simalungun, dan motif bunga matahari.
"Ada motif di luar Sumatera Utara yang kami pajang di sini seperti motif Aceh dan Jawa. Karena ditemukan di Sumatera Utara, mushaf tersebut menjadi bagian dari sejarah Al Quran Sumatera Utara dan harus kami pajang disini," katanya.
Dari semua mushaf Al Quran kuno yang ada di museum sejarah Alquran itu, salah satu mushaf tertua ditulis pada tahun 1070 Hijriah/ 1074 Hijriah.
Terdapat juga kolofon berisi catatan penulis mushaf yang menjelaskan waktu serta kisah mengharukan ketika penulis menulis mushaf di waktu siang dan malam tanpa lelah, sehingga berhasil menulis mushaf secara utuh.
Selain mushaf Al Quran kuno yang berjumlah 26 mushaf, di museum ini juga dipajang lebih dari 20 buku fiqih serta tanaman seperti bawang putih, bawang merah, dan labu yang disebutkan dalam Al Quran.
Salah seorang pengunjung, Cindy Yulvika mengatakan museum sejarah Alquran itu sangat bangus dan cocok dikunjungi karena sangat banyak ilmu yang akan didapatkan.
“Museum ini bagus sekali, dan dengan berkunjung ke sini saya jadi tau bahwa Sumatera Utara juga memiliki sejarah peradaban Islam yang cukup menarik,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020