Pascasurutnya air akibat banjir di Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, elemen masyarakat mulai membersihkan lingkungan masing-masing, Kamis (30/1).

Sejumlah personel kepolisian, TNI, dan BPBD juga turun bersama masyarakat mengevakuasi material tumpukan lumpur dari halaman gedung sekolah dan rumah-rumah penduduk.

Para guru dan murid yang bersekolah di SD Negeri 101306 dan SMPN2 Simataniari tidak mau ketinggalan bersama aparat membersihkan mengangkat lumpur sisa banjir yang terjadi pada Rabu (29/1) tersebut.

Baca juga: BPBD dirikan Posko kesehatan dilokasi banjir Tapsel

Terpantau berbagai alat yang digunakan mengevakuasi material lumpur dari dalam dan luar gedung sekolah termasuk mobiler sekolah dengan menggunakan sapu, ember berisi air, kainpel, dan sebagainya.

Kepala SDN 101306 Simataniari kepada ANTARA, Kamis, mengatakan, banjir kali ini tidak lebih parah dibanding kejadian sama 2018 dimana airnya mencapai ketinggian satu meter lebih.

"Mudah-mudahan banjir tidak terjadi lagi, dan proses belajar mengajar akan aktif kembali pada esok hari, Jumat (31/1)," katanya.

Baca juga: Ratusan rumah di Tapanuli Selatan dikepung banjir

Baca juga: Ratusan siswa di Tapsel diliburkan akibat banjir

Habibullah Harahap, Kepala Desa Simataniari menyatakan wilayah ini sudah dikenal sejak belasan tahun merupakan langganan banjir setiap tahunnya di saat Sungai Batang Toru dan Sangkunur di tepian meluap.

Desa Simataniari sendiri memiliki empat dusun yaitu terdiri dari Dusun satu Simataniari, dua Muara Pardomuan, tiga Setia Baru, dan empat Situmba Baru.

"Dua dusun yakni dusun dua dan tiga lebih dikenal Sibara-bara yang sering dilanda banjir, sedang dusun satu dan empat agak aman banjir," jelas Habibullah.
 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020