Sebanyak 185 murid SD Negeri 101306 Desa Simataniari Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan terpaksa meliburkan diri dampak banjir akibat meluapnya Sungai Sangkunur dan Batang Toru di daerah itu, Rabu (29/1).
"Seluruh anak-anak tidak bisa bersekolah karena halaman dan ruang belajar ikut terendam," kata Rosad Harahap, salah satu guru kelas di sekolah tersebut kepada ANTARA, Rabu.
Dihalaman sekolah ketinggian air mencapai 80 centimeter sedang di dalam ruang lokal sekolah air mencapai sekitar 50 centimeter.
Baca juga: Ratusan rumah di Tapanuli Selatan dikepung banjir
"Kita berharap air yang merendam sekolah dapat segera surut agar, besok (Kamis, 30/1) semua anak-anak juga tenaga pengajar bisa kembali masuk dan belajar seperti biasa," harapnya.
Menurut dia, kondisi banjir daerah itu sehingga memaksa anak-anak sekolah libur sudah berlangsung dalam setiap tahunnya.
"Tidak saja murid SD bahkan puluhan siswa SMP Negeri 2 didekatnya juga mengalami hal nasib yang sama," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Simataniari mengatakan air yang merendam 163 rumah kepala keluarga di Dusun 2 Muara Pardomuan dan sebagian Dusun 3 Setiabudi, Desa Simataniari sudah mulai surut.
"Pagi hari tadi ketinggian air di dua dusun tersebut ada yang kedalamannya antara satu ke dua meter, namun pada siang menjelang sore ini sudah nampak surut sekitar 40-50 centimeter," jelasnya.
Sekitar 50 kepala keluarga dari 163 rumah yang terendam yang sejak subuh mengungsi sebagian sudah mulai pulang dan untuk melihat keadaan rumahnya masing-masing.
"Memang sebagian lagi masih ada yang bertahan dirumah tetangga yang aman dari banjir , karena air masih merendam rumah mereka," katanya sembari mengatakan cuaca sore ini agak mendung.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Seluruh anak-anak tidak bisa bersekolah karena halaman dan ruang belajar ikut terendam," kata Rosad Harahap, salah satu guru kelas di sekolah tersebut kepada ANTARA, Rabu.
Dihalaman sekolah ketinggian air mencapai 80 centimeter sedang di dalam ruang lokal sekolah air mencapai sekitar 50 centimeter.
Baca juga: Ratusan rumah di Tapanuli Selatan dikepung banjir
"Kita berharap air yang merendam sekolah dapat segera surut agar, besok (Kamis, 30/1) semua anak-anak juga tenaga pengajar bisa kembali masuk dan belajar seperti biasa," harapnya.
Menurut dia, kondisi banjir daerah itu sehingga memaksa anak-anak sekolah libur sudah berlangsung dalam setiap tahunnya.
"Tidak saja murid SD bahkan puluhan siswa SMP Negeri 2 didekatnya juga mengalami hal nasib yang sama," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Simataniari mengatakan air yang merendam 163 rumah kepala keluarga di Dusun 2 Muara Pardomuan dan sebagian Dusun 3 Setiabudi, Desa Simataniari sudah mulai surut.
"Pagi hari tadi ketinggian air di dua dusun tersebut ada yang kedalamannya antara satu ke dua meter, namun pada siang menjelang sore ini sudah nampak surut sekitar 40-50 centimeter," jelasnya.
Sekitar 50 kepala keluarga dari 163 rumah yang terendam yang sejak subuh mengungsi sebagian sudah mulai pulang dan untuk melihat keadaan rumahnya masing-masing.
"Memang sebagian lagi masih ada yang bertahan dirumah tetangga yang aman dari banjir , karena air masih merendam rumah mereka," katanya sembari mengatakan cuaca sore ini agak mendung.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020