Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara memprediksi kebutuhan uang kartal (uang kertas dan logam) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 sebesar Rp3,17 triliun.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Kamis, mengatakan, kebutuhan akan uang tunai (outflow) yang sebesar Rp3,17 triliun itu terdiri dari uang pecahan besar (UPB) Rp2,71 triliun dan uang pecahan kecil (UPK) Rp456 miliar.
"Prediksi outflow itu mengalami peningkatan 14 persen dibandingkan periode sama 2018/2019 yang masih Rp2,79 triliun," ujar Wiwiek.
Menurut Wiwiek, untuk mengantisipasi peningkatan uang masyarakat itu, BI menyiapkan tiga strategi.
Pertama, menjaga ketersediaan kas, di mana saat ini ada persediaan stok uang tunai sebesar Rp4,67 triliun. Jumlah itu diyakini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan outflow.
Strategi kedua adalah melakukan distribusi uang kepada seluruh satuan kerja kas di bawah koordinasi dan melakukan kegiatan layanan kas termasuk kas keliling dan atau penukaran bersama perbankan.
BI Sumut sudah bekerja sama dengan perbankan telah menyediakan 113 titik layanan, dengan 56 di antaranya melalui loket perbankan
Adapun yang ketiga, kata Wiwiek, mengoptimalkan peran kas titipan di Pangkalan Brandan dan Kabanjahe untuk melakukan distribusi uang kepada masyarakat.
"Dengan ketersediaan uang yang memadai dan sudah dilakukan distribusi uang ke seluruh satuan kerja kas dibawah koordinasi, maka tidak ada masalah dalam peningkatan kebutuhan uang jelang Natal dan Tahun Baru, " ujarnya.
Ketua Perbarindo Sumut, Syafruddin Siregar mengatakan, dengan adanya kerja sama dengan BI, akan memperlancar peredaran uang.
"Kerja sama dengan BI yang sudah empat tahun sangat membantu layanan penukaran uang pecahan kecil oleh BPR," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Kamis, mengatakan, kebutuhan akan uang tunai (outflow) yang sebesar Rp3,17 triliun itu terdiri dari uang pecahan besar (UPB) Rp2,71 triliun dan uang pecahan kecil (UPK) Rp456 miliar.
"Prediksi outflow itu mengalami peningkatan 14 persen dibandingkan periode sama 2018/2019 yang masih Rp2,79 triliun," ujar Wiwiek.
Menurut Wiwiek, untuk mengantisipasi peningkatan uang masyarakat itu, BI menyiapkan tiga strategi.
Pertama, menjaga ketersediaan kas, di mana saat ini ada persediaan stok uang tunai sebesar Rp4,67 triliun. Jumlah itu diyakini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan outflow.
Strategi kedua adalah melakukan distribusi uang kepada seluruh satuan kerja kas di bawah koordinasi dan melakukan kegiatan layanan kas termasuk kas keliling dan atau penukaran bersama perbankan.
BI Sumut sudah bekerja sama dengan perbankan telah menyediakan 113 titik layanan, dengan 56 di antaranya melalui loket perbankan
Adapun yang ketiga, kata Wiwiek, mengoptimalkan peran kas titipan di Pangkalan Brandan dan Kabanjahe untuk melakukan distribusi uang kepada masyarakat.
"Dengan ketersediaan uang yang memadai dan sudah dilakukan distribusi uang ke seluruh satuan kerja kas dibawah koordinasi, maka tidak ada masalah dalam peningkatan kebutuhan uang jelang Natal dan Tahun Baru, " ujarnya.
Ketua Perbarindo Sumut, Syafruddin Siregar mengatakan, dengan adanya kerja sama dengan BI, akan memperlancar peredaran uang.
"Kerja sama dengan BI yang sudah empat tahun sangat membantu layanan penukaran uang pecahan kecil oleh BPR," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019