Pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Sumatera Utara mengingatkan nelayan agar berhati-hati dengan cuaca ekstrem di laut dan jangan sampai terjadi seperti dialami anak buah kapal (ABK) KM Restu Bundo tewas disambar petir di perairan Nias Selatan.
"Peristiwa dialami KM Restu Bundo ke depan tidak terulang lagi, karena menelan korban jiwa para nelayan yang pergi mencari ikan di laut," kata Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut Nazli di Medan, Minggu.
Saat mencari ikan di laut, menurut dia, nelayan tersebut disambar petir dan hilang di perairan Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
"Nelayan yang disambar petir itu, merupakan nelayan asal Sibolga yang beroperasi menangkap ikan di Kepulauan Nias," ujar Nazli.
Ia menyebutkan, jika cuaca ekstrem terjadi seperti ombak besar, hujan lebat, petir, angin kencang dan lain sebagainya, para nelayan yang ingin melaut agar membatalkan niat mereka.
Sebab cuaca yang tidak bersahabat itu, dapat menimbulkan bencana terhadap nelayan di Pantai Barat Sumatera.
"Kita tidak ingin mendengar laporan bahwa kapal nelayan tenggelam dan hanyut dihantam badai, hal itu jelas merugikan nelayan," kata tokoh nelayan di Sumut itu.
Sebelumnya, Tim gabungan TNI AL dan Tim Pos SAR Sibolga yang diberangkatkan pada Jumat (22/11) malam berhasil menemukan tiga anak buah kapal (ABK) KM Restu Bundo yang dinyatakan hilang setelah kapal mereka dihantam petir dan tenggelam.Ketiganya ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Komandan Pos SAR Nias, Sukroadi Sastra Wijaya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/11) malam, menjelaskan, ketiga ABK tersebut ditemukan di perairan Labuhan Hiu, Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur.
"Ketiga korban ditemukan dengan kondisi wajah yang sudah tidak bisa dikenali lagi,” kata Sukroadi.
Ketiga korban adalah Meti (40), Dar (40) dan Suparman (40). Korban dievakuasi menuju Pelabuhan Sambas Sibolga bersama dengan dua korban selamat, yakni Yanto (40) dan Jusran (40), dari Labuhan Hiu Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur pada Sabtu sore pukul 17.17 WIB.
Sedangkan Eno, ABK KM Restu Bundo yang sebelumnya ditemukan selamat, akhirnya meninggal dunia akibat menderita luka bakar serius.
“Korban (Eno) telah dibawa ke Sibolga dengan menggunakan KM Simeulue siang tadi pukul 11.00 WIB. Jadi, hingga saat ini tinggal satu korban lagi yang belum ditemukan, yaitu Hutabarat (50),” katanya.
Operasi SAR untuk pencarian terhadap satu korban yang hilang tersebut akan dilanjutkan Minggu (24/11) pagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Peristiwa dialami KM Restu Bundo ke depan tidak terulang lagi, karena menelan korban jiwa para nelayan yang pergi mencari ikan di laut," kata Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut Nazli di Medan, Minggu.
Saat mencari ikan di laut, menurut dia, nelayan tersebut disambar petir dan hilang di perairan Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
"Nelayan yang disambar petir itu, merupakan nelayan asal Sibolga yang beroperasi menangkap ikan di Kepulauan Nias," ujar Nazli.
Ia menyebutkan, jika cuaca ekstrem terjadi seperti ombak besar, hujan lebat, petir, angin kencang dan lain sebagainya, para nelayan yang ingin melaut agar membatalkan niat mereka.
Sebab cuaca yang tidak bersahabat itu, dapat menimbulkan bencana terhadap nelayan di Pantai Barat Sumatera.
"Kita tidak ingin mendengar laporan bahwa kapal nelayan tenggelam dan hanyut dihantam badai, hal itu jelas merugikan nelayan," kata tokoh nelayan di Sumut itu.
Sebelumnya, Tim gabungan TNI AL dan Tim Pos SAR Sibolga yang diberangkatkan pada Jumat (22/11) malam berhasil menemukan tiga anak buah kapal (ABK) KM Restu Bundo yang dinyatakan hilang setelah kapal mereka dihantam petir dan tenggelam.Ketiganya ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Komandan Pos SAR Nias, Sukroadi Sastra Wijaya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/11) malam, menjelaskan, ketiga ABK tersebut ditemukan di perairan Labuhan Hiu, Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur.
"Ketiga korban ditemukan dengan kondisi wajah yang sudah tidak bisa dikenali lagi,” kata Sukroadi.
Ketiga korban adalah Meti (40), Dar (40) dan Suparman (40). Korban dievakuasi menuju Pelabuhan Sambas Sibolga bersama dengan dua korban selamat, yakni Yanto (40) dan Jusran (40), dari Labuhan Hiu Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur pada Sabtu sore pukul 17.17 WIB.
Sedangkan Eno, ABK KM Restu Bundo yang sebelumnya ditemukan selamat, akhirnya meninggal dunia akibat menderita luka bakar serius.
“Korban (Eno) telah dibawa ke Sibolga dengan menggunakan KM Simeulue siang tadi pukul 11.00 WIB. Jadi, hingga saat ini tinggal satu korban lagi yang belum ditemukan, yaitu Hutabarat (50),” katanya.
Operasi SAR untuk pencarian terhadap satu korban yang hilang tersebut akan dilanjutkan Minggu (24/11) pagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019