Petani karet di Kabupaten Labuhanbatu Selatan kembali lesu, sudah sepekan ini harga getah karet di tingkat petani kembali anjlok. Harga turun Rp1.500 per kilogram dari harga sepekan lalu, yakni berkisar Rp7 ribu hingga Rp7.500 per kilogram.

Afifuddin Bakti Nasution, (41) petani karet di Desa Mampang, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Selasa malam di Kotapinang mengatakan, sekarang harga getah karet pada tingkat petani (timbang lapangan) berkisar Rp5.500 hingga Rp6 ribu per kilogram. 

Petani tidak mengetahui apa yang menyebabkan anjloknya harga getah karet yang terjadi selama sepekan ini. Melihat kondisi saat sekarang, kemungkinan besar harga akan kembali mengalami penurunan.

Sayuti, (48) petani karet di Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang mengatakan, dalam enam bulan ini petani karet sudah membaik, harga mulai membaik hingga mencapai Rp7.500 per kilogram. Namun, selama lebih kurang 6 tahun harga getah sadapan karet rendah, yakni berkisar Rp5 ribu per kilogram.

Jika harga getah karet rendah atau dikisaran Rp5 ribu per kilogram, petani malas manyadap (menderes) tanaman karet di kebun. Sebab, biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada yang diperoleh.

“Kalau harga kembali Rp5 ribu per kilogram, maka kami tidak akan mengusahai kebun lagi, karena biayanya sudah tidak sesuai. Hasil penjualan getah karet tersebut harus dibagi dua dengan pekerja penyadap, belum lagi biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan. Jadi rasanya rugi,” ujarnya. 

Baca juga: Gapkindo Sumut prediksi harga ekspor karet terus menguat dampak pasokan ketat

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019