Seorang wanita bernama Nurul Amaniah, warga Jalan Setia Budi, Medan, Sumatera Utara, terduduk lemas di kantor Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Medan, Selasa.

Sambil memegang selembar kertas, wanita paruh baya ini bercerita bahwa uang miliknya sebesar Rp500 juta hilang, yang diduga dibawa kabur Direktur BMT Amanah Ray Rusdiono.

Dengan nada yang begitu pelan dan mata yang menatap sayu, wanita ini bercerita bahwa dirinya sudah menabung dan deposito di BMT Amanah Ray cabang Setia Budi sejak tahun tahun 2004.

Dengan berjualan ayam potong di salah satu pasar tradisional Kota Medan yakni Pasar Sei Kambing Medan, Nurul menyisihkan uang jualannya untuk ditabung di BMT Amanah Ray.

"Uangnya untuk bayar sekolah anak-anak. Jadi ibu sama anak ibulah nabung, kadang sehari dari anak-anak ibu lima puluh ribu atau seratus ribu sampai terkumpul lebih 500 juta," katanya kepada ANTARA sambil sesekali menyeka keringat di wajahnya.
 
Sejumlah karyawan dan nasabah BMT Amanah Ray mendatangi Polrestabes Medan, Selasa (10/9). (Antara Sumut/Nur Aprilliana Br Sitorus)

Ia mengaku, alasannya memilih BMT Amanah Ray karena dijanjikan keuntungan 10 persen. Hal itu membuat dirinya percaya untuk menabungkan hasil jualannya.

Baca juga: Pimpinan BMT Amanah Ray diduga bawa kabur uang nasabah Rp30 miliar

"Kalau bank-bak lain cuma empat sampai lima persen, jadi kami percaya karena orang itu juga langsung turun ke pajak," ujarnya lirih.

Selain Nurul, puluhan nasabah bahkan juga karyawan BMT Amanah Ray mendatangi Markas Besar Kepolisian Resor Kota Besar (Mako Polrestabes) Medan.

Mereka yang berjumlah puluhan orang itu hendak melaporkan Direktur BMT Amanah Ray Rusdiono yang diduga membawa kabur uang lebih kurang Rp30 Miliar.

Hingga sore ini, puluhan nasabah dan karyawan BMT Amanah Ray masih berada di Mako Polrestabes Medan.
 

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019