Prosesi pemakaman Sintor Habeahan (23) pengembala kerbau yang tewas karena disambar petir bersama 19 ekor kerbau yang digembalakannya, Rabu (21/8) sore, sekira pukul 17.00 WIB, diwarnai isak tangis.

“Benar, tadi sore sudah dimakamkan di Dusun II Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, sekitar pukul 17.00 WIB. Isak tangis dari keluarga dan pelayat mewarnai proses pemakaman,” ujar Kapolsek Barus, Iptu Ngatemi, ketika menjawab ANTARA.

Sementara itu, 19 ternak kerbau yang mati juga sudah dimakamkan sehari sebelumnya secara massal.

Peristiwa tewasnya pengembala kerbau bersama dengan 19 ekor kerbaunya itu cukup menyita perhatian publik. Karena peristiwa tersebut sangat langka dan belum pernah terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Baca juga: Pengembala di Tapteng tewas disambar petir bersama 19 ekor kerbaunya

“Saya asli kelahiran Tapanuli Tengah ini, dan baru kali ini ada peristiwa seperti itu. Mudah-mudahan pihak keluarga almarhum tabah menghadapi, dan juga kepada pemilik kerbau diberikan Tuhan rezeki agar dapat mengganti kerbau yang sudah mati itu,” kata Martahan Pasaribu (64) warga Tapteng.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ketika itu korban Sintor Habeahan, sedang menghidupkan perapian untuk mengasapi ternak yang digembalakannya agar terhindar dari nyamuk.

Namun tiba-tiba saja petir menyambar korban dan tewas seketika itu juga. Dalam  peristiwa yang mengegerkan itu bukan hanya korban yang tewas, melainkan juga 19 ternak yang digembalakannya.

Baca juga: 19 ekor kerbau yang mati disambar petir dikubur secara massal
 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019