Para purna Tenaga Kerja Indonesia (TKI) memamerkan produk rajutan mereka di Padang Fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota Padang dalam rangka memeriahkan peringatan HUT RI Ke-74 dan HUT Kota Padang ke-350.
"Produk rajutan ini hasil karya kami sendiri yang merupakan binaan dari Penanggung Jawab TKI (PJ TKI)," kata salah seorang purna TKI Sri Mulyani di Padang, Rabu.
Ia mengakui pernah bekerja di Malaysia selama lima tahun, kemudian setelah pulang ke Indonesia mendapat pelatihan keterampilan dari PJTKI, salah satunya berupa pelatihan merajut.
"Tujuannya supaya para purna TKI yang sudah pulang ke Indonesia bisa membuka usaha sendiri," sambung dia.
Setelah mengikuti pelatihan, Ia juga tergabung dalam sebuah kelompok usaha bersama yang diberi nama Kelompok Usaha Bersama Cinta Jasmine (KUBE Cinta Jasmine).
Kelompok usaha tersebut sudah berdiri sejak empat tahun yang lalu dengan jumlah anggota yang aktif sebanyak 11 orang.
Produk rajutan tersebut di antaranya berupa hiasan jilbab yang dijual Rp10 ribu, ikat rambut Rp10 ribu, gantungan kunci Rp30 ribu, sepatu dari Rp100 ribu hingga Rp350 ribu.
"Selain itu juga terdapat rajutan kotak tisu Rp150 ribu dan tas rajutan mulai dari Rp50 ribu hingga Rp600 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya," ujar dia.
Menurutnya pembuatan aksesori tidak membutuhkan waktu yang lama, namun kalau pembuatan tas menghabiskan waktu satu hari.
"Selain tingkat kesulitan yang tinggi, biaya untuk pembuatan tas juga mahal karena membutuhkan bahan yang lebih banyak," katanya.
Ia juga mengatakan selain dijual di Sumbar, produk rajutan tersebut juga dijual ke beberapa daerah yakni ke Jakarta dan paling jauh ke Malaysia secara daring.
Ia berharap produk rajutan tersebut semakin berkembang dan semakin dikenal oleh masyarakat umum sehingga dapat meningkatkan perekonomian.
"Selain itu saya juga berharap banyak yang berminat mengembangkan usaha kreatif seperti ini, sehingga jumlah TKI yang bekerja keluar negeri berkurang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019