Kematian ikan lumba lumba yang sangat tragis diperairan Kwala Besar Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat perlu diusut tuntas, pemerhati lingkungan dan pemerintah serta Kementerian lingkungan hidup harus turun meneliti kematian itu.

Hal itu disampaikan Direktur Rumah Bahari Langkat Azhar Kasim, di Pangkalan Brandan, Minggu.

Azhar Kasim menyampaikan melihat kondisi air sungai Wampu yang beberapa waktu dimana Rumah Bahari dan rekan melakukan peninjauan atas laporan masyarakat patut diduga sungai Wampu telah tercemar.

Hal ini dapat di lihat dari perubahan warna dan rasa dari air sungai tersebut, limbah kebun sawit yang di buang pada waktu tertentu, misalnya pada saat musin hujan, air pasang, apa yang di temukan tersebut bisa saja kami menduga kematian lumba lumba di sebabkan aliran sungai Wampu yg tercemar tersebut, katanya.

Air sungai Wampukan mengalir sampai ke laut sampai ke habitat lumba lumba di mana kita mengetahui pada waktu tertentu lumba lumba tersebut datang sehingga mengakibatkan kematian.

U"itu kami meminta BKSDA Kementerian Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Langkat, dan Pemeruntah Provinsi Sumatera Utara, melakukan tindakan dan mencari solusi atas kejadian ini," katanya.

Baca juga: Ikan lumba-lumba mati di perairan Kwala Besar Secanggang Langkat

"Kan mereka punya wewenang untuk itu, jika apa yg di duga didapati bukti bukti untuk di laporkan ke pihak hukum lakukan, harus ada efek jera bagi pelanggar lingkungan," tegasnya.

"Instansi tersebut, jangan diam saja di belakang meja, harus ada tindakan tegas bukan kah itu kawasan konservasi yang harus aman dari semua yg dapat mengancam fungsi areal itu," tandasnya.

Pewarta: H.Imam Fauzi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019