Pemerintah Provinsi Sumut berencana memperluas penanaman padi dengan sistem jajar legowo atau jarwo setelah program itu berhasil di sejumlah daerah, seperti di Desa Sei Buluh, Kabupaten Serdang Bedagai.
"Sistem jarwo di beberapa kabupaten yang menjadi daerah percontohan untuk teknologi itu bisa menghasilkan sekitar 9 ton per hektare dan itu cukup bagus," kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di Serdangbedagai, Sumut, Selasa.
Teknologi jarwo merupakan teknologi budi daya terpadu padi sawah irigasi berbasis tanaman jajar legowo 2 : 1 atau 200 ribu rumpun per hektare dengan alat mesin tanam padi yang disebut Jarwo Transplanter.
Edy mengemukakan rata-rata panen padi dengan teknologi jarwo di Sumut mencapai 8-9 ton per hektare. Bahkan ada yang produksinya mencapai 11 hektare.
Untuk itu, katanya, sistem itu perlu dikaji apakah bisa diterapkan untuk seluruh daerah di Sumut atau tidak.
"Kalau memang bisa, hasil teknologi jarwo yang diperkenalkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Sumut itu harus dijalankan di daerah sentra produksi padi," katanya.
Edy Rahmayadi menjelaskan, produksi padi yang bisa 11 ton per hektare itu sudah mendekati angka produksi di Thailand. "Swasembada dan surplus padi Sumut harus terus direalisasikan," katanya.
Gubernur Sumut mengapresiasi kinerja para penyuluh yang terus memotivasi para petani. Untuk menambah penyuluh, katanya, Dinas Pendidikan Sumut sedang menggalakkan revitalisasi sekolah menengah kejuruan pertanian.
Lulusan SMK pertanian, kata dia, nantinya diharapkan bisa turun langsung dan berkontribusi di tengah-tengah masyarakat petani melalui inovasi dan penyuluhan.
Kepala BPTP Balitbang Pertanian Sumut Khadijah Lubis menjelaskan, luas lahan sawah percontohan dengan teknologi jarwo hingga tahun 2018 mencapai 1.174 hektare.
Lahan percontohan itu tersebar di Kabupaten Langkat, Deliserdang, Tapanuli Selatan, Batubara, Labuhanbatu, Asahan, dan Serdangbedagai.
"Balitbang Pertanian Sumut memang terus berupaya memperkenalkan teknologi jarwo ke lebih banyak petani di daerah lainnya di Sumut dan itu perlu dukungan banyak pihak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019