Tiga mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) menciptakan alat sensor elektrik deteksi pembasmi nyamuk menggunakan bahan ekstrak daun salam dan alpukat yang ramah lingkungan dan bekerja dengan menggunakan sensor frekuensi berbasis mikrokontroler yang dapat membunuh nyamuk dari jarak satu meter.

Kreasi Soni Febriga Saragih, Vebta Yuanto Hulu dan Yensriwila Saragih yang merupakan mahasiswa yang berasal dari Fakultas Ilmu Komputer, MIPA dan Pertanian ini berawal dari meningkatnya kasus demam berdarah yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti belakangan ini, sehingga mereka mencoba menciptakan karya inovasi alat pembasmi nyamuk ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi kesehatan.

"Karena menggunakan ekstrak dedaunan salam dan alpukat yang mengandung Flaponoid ditambah dengan cairan etanol sehingga alat ini nyaman untuk dihirup," kata Soni Febriga Saragih di kampusnya di Medan, Selasa (9/7).

Alat elektrik yang diberi nama Smart Spray Killing Musquitos atau Smile Use dibuat menggunakan kayu triplek yang berbentuk persegi empat, di dalamnya menyimpan sejumlah komponen elektronik yang sudah di program di komputer, lampu sinar ultraviolet dan mesin spray pewangi ruangan yang telah di modifikasi.

Mereka berharap dengan adanya inovasi ini kasus penyakit yang diakibatkan nyamuk dapat diatasi.

"Kami berharap rencananya setelah di lakukan penelitian dan penyempurnaan cara kerja alat Smart Killing Musquitos atau Smile Use ini dapat diproduksi secara massal agar dapat diperjualbelikan," katanya.

Sementara itu dosen pembimbing dari USU, Jos Timanta Tarigan mengatakan hasil inovasi yang dilakukan ketiga mahasiswa ini nantinya akan dikembangkan kembali kemasannya sampai nanti akhirnya bisa menjadi satu produk yang bisa dipasarkan ke masyarakat umum.
 

Pewarta: Septianda Perdana

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019