Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara mendukung program pembangunan rumah ikan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi nelayan tradisional di sejumlah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumut.
Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Nazli, di Medan, Kamis, mengatakan pembangunan "fish shelter" (penampungan ikan) perlu dilakukan mengingat terumbu karang yang selama ini sebagai tempat berkembang biaknya ikan sudah mulai punah akibat jaring pukat harimau (trawl).
Penampungan rumah ikan di dasar laut tersebut, menurut dia, juga merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menyelamatkan ikan di wilayah perairan Sumatera Utara khususnya dan perairan Indonesia umumnya.
"Keberadaan rumah ikan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian nelayan dan masyarakat pesisir, dan sekaligus juga melindungi ikan dari alat tangkap pukat harimau yang tidak ramah lingkungan dan bertentangan dengan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2015," ujar Nazli.
Ia menyebutkan, program pembangunan rumah ikan itu, seperti membudidayakan ikan di dasar laut. Program tersebut, sukses dilaksanakan oleh nelayan di Pulau Jawa, dan nelayan Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pembuatan fish shelter yang berhasil dilaksanakan nelayan tradisional di Pulau Jawa itu, perlu dicontoh oleh nelayan Sumut.
"Di Sumut, hanya baru dua kabupaten yang mencoba mendirikan rumah ikan, yakni di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Serdang Bedagai," ucap dia.
Nazli menjelaskan, satu unit rumah ikan itu mampu menghidupi paling sedikit 30 kepala keluarga nelayan. Jika satu daerah membangun 100 unit rumah ikan, maka 3.000 nelayan sudah terselamatkan.
Program pembangunan rumah ikan yang menjanjikan bagi peningkatan perekonomian nelayan tersebut, harus dilaksanakan dengan meminta bantuan kepada Pemerintah melalui KKP.
"Nelayan Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Batubara, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Langkat diharapkan juga dapat membangun rumah ikan tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Nazli, di Medan, Kamis, mengatakan pembangunan "fish shelter" (penampungan ikan) perlu dilakukan mengingat terumbu karang yang selama ini sebagai tempat berkembang biaknya ikan sudah mulai punah akibat jaring pukat harimau (trawl).
Penampungan rumah ikan di dasar laut tersebut, menurut dia, juga merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menyelamatkan ikan di wilayah perairan Sumatera Utara khususnya dan perairan Indonesia umumnya.
"Keberadaan rumah ikan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian nelayan dan masyarakat pesisir, dan sekaligus juga melindungi ikan dari alat tangkap pukat harimau yang tidak ramah lingkungan dan bertentangan dengan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2015," ujar Nazli.
Ia menyebutkan, program pembangunan rumah ikan itu, seperti membudidayakan ikan di dasar laut. Program tersebut, sukses dilaksanakan oleh nelayan di Pulau Jawa, dan nelayan Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pembuatan fish shelter yang berhasil dilaksanakan nelayan tradisional di Pulau Jawa itu, perlu dicontoh oleh nelayan Sumut.
"Di Sumut, hanya baru dua kabupaten yang mencoba mendirikan rumah ikan, yakni di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Serdang Bedagai," ucap dia.
Nazli menjelaskan, satu unit rumah ikan itu mampu menghidupi paling sedikit 30 kepala keluarga nelayan. Jika satu daerah membangun 100 unit rumah ikan, maka 3.000 nelayan sudah terselamatkan.
Program pembangunan rumah ikan yang menjanjikan bagi peningkatan perekonomian nelayan tersebut, harus dilaksanakan dengan meminta bantuan kepada Pemerintah melalui KKP.
"Nelayan Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Batubara, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Langkat diharapkan juga dapat membangun rumah ikan tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019