PT Trans Continent yang bergerak di bidang jasa transportasi, logistik, pertambangan, minyak, kargo dan pengangkutan B3 diundang mengikuti acara Business and Investor Forum di Sydney.

Kesuksesan PT Trans Continent mengembangkan sayap bisnisnya di dalam negeri membuat perusahaan ini diperhitungkan dalam forum bisnis dan temu investor yang dilangsungkan selama dua hari di Sydney Australia, Kamis-Jumat (21-22/3).

Sebelum membuka cabang di Sibolga, PT Trans Continent sejak tahun 2006 sudah melakukan aktivitas dan investasi di Indonesia bagian Tengah dan Timur, seperti di Sulawesi Utara (Pelabuhan Bitung), Maluku Utara - Ternate untuk kegiatan di Transportasi & Logistics di PT Nusa Halmahera Mineral. Demikian juga di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kaltara, Timika serta juga aktivitas Logistics di Pulau Wetar (Maluku Barat Daya). Dan saat ini sedang menjalin kerjasama di bidang pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus di Sorong, Papua.

Demikian disampaikan Dirut PT Trans Continent, Ismail Rasyid kepada ANTARA, Sabtu (23/3) malam, melalu sambungan teleponnya.

Dijelaskan Ismail, pertemuan Business and Investor Forum di Sydney yang diinisiasi Basudara Maluku Global (BMG), bekerja sama dengan KBRI Canberra, KJRI Sydney, dan KJRI Melbourne ini digagas oleh Eastern Focus (Iwan Mustika) untuk mewadahi pertemuan para calon investor dengan beberapa daerah yang mempunyai prospek bisnis yang sangat menarik di wilayah Indonesia Tengah, Indonesia Timur. Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Duta Besar Indonesia dan Konsul jenderal RI di Sydney.

Adapun tujuan acara ini adalah, mempertemukan para investor Australia yang siap berinvestasi di kawasan Timur Indonesia, mengingat hubungan kerja sama Australia dan Indonesia saat ini pada posisi yang sangat baik.

“Sebanyak 11 gubernur dan 17 wali kota dan 151 bupati seperti dari Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Dalam pertemuan itu fokus membahas 7 sektor, yaitu energi (pertambangan dan renewable energy), pendidikan dan pelatihan vokasi, pariwisata, perikanan dan kekayaan laut, waste management, pertanian/peternakan (rempah-rempah, cattle dan dairy industry) serta konektivitas dan infrastruktur,” ujarnya.

Bos perusahaan swasta nasional di bidang jasa transportasi, logistik, pertambangan, minyak, kargo dan pengangkutan B3 ini pun merasa tertarik untuk berinvestasi.

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019