Piutang perusahaan pembiayaan (leasing) di Sumatera Utara per Januari 2019 naik 11,06 persen atau mencapai Rp17,62 triliun.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori di Medan, Rabu, menyebutkan, dari total piutang pembiayaan senilai Rp17,62 triliun, masih didominasi piutang pembiayaan konvensional atau Rp 17,12 triliun.
"Piutang pembiayaan syariah hanya Rp530 miliar," katanya.
Meski terus naik, tingkat pembiayaan tidak sehat atau macat sebesar 2,02 persen.
Yusup Ansori mengatakan, eksistensi lembaga keuangan pembiayaan di Sumbagut khususnya Sumut terlihat semakin kuat.
Pertumbuhan kinerja perusahaan leasing berkontribusi besar juga mendukung mobilitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi.
"Kontribusi yang semakin besar dari perusahaan pembiayaan tentu semakin menggembirakan. Apalagi tingkat pembiayaan tidak sehat atau bermasalah cenderung rendah," katanya.
Merujuk pada capaian Januari 2019, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) FKD Medan Herry Lim mengatakan, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan di Sumut di awal tahun 2019 memang cukup bagus.
"Diharapkan kinerja bisa tumbuh bagus hingga akhir tahun," katanya.
Jika di tahun 2018, pertumbuhan industri pembiayaan dipatok 8 persen secara nasional, maka di 2019 targetnya di atas angka tersebut.
"Potensi pasar pembiayaan di Sumut masih sangat besar sejalan dengan pertumbuhan.ekonomi dan gaya hidup masyarakat," katanya.
Herry mengatakan, kontribusi Sumut ke nasional memang masih kecil.
Tetapi jika potensinya bisa digarap secara maksimal akan bisa meningkatkan kontribusi terhadap kinerja nasional.
Berdasarkan data APPI Pusat, total jumlah cabang perusahaan pembiayaan di Indonesia mencapai kurang lebih 4.500 kantor.
Dari seluruh kantor cabang tersebut, sekitar 51 persen atau kurang lebih 2.300 kantor cabang berada di Pulau Jawa, disusul pulau Sumatera sebanyak 1.100 cabang.
Kontribusi Pulau Jawa dalam piutang pembiayaan mencapai hampir 70 persen, sementara Pulau Sumatera baru sekitar 16 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori di Medan, Rabu, menyebutkan, dari total piutang pembiayaan senilai Rp17,62 triliun, masih didominasi piutang pembiayaan konvensional atau Rp 17,12 triliun.
"Piutang pembiayaan syariah hanya Rp530 miliar," katanya.
Meski terus naik, tingkat pembiayaan tidak sehat atau macat sebesar 2,02 persen.
Yusup Ansori mengatakan, eksistensi lembaga keuangan pembiayaan di Sumbagut khususnya Sumut terlihat semakin kuat.
Pertumbuhan kinerja perusahaan leasing berkontribusi besar juga mendukung mobilitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi.
"Kontribusi yang semakin besar dari perusahaan pembiayaan tentu semakin menggembirakan. Apalagi tingkat pembiayaan tidak sehat atau bermasalah cenderung rendah," katanya.
Merujuk pada capaian Januari 2019, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) FKD Medan Herry Lim mengatakan, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan di Sumut di awal tahun 2019 memang cukup bagus.
"Diharapkan kinerja bisa tumbuh bagus hingga akhir tahun," katanya.
Jika di tahun 2018, pertumbuhan industri pembiayaan dipatok 8 persen secara nasional, maka di 2019 targetnya di atas angka tersebut.
"Potensi pasar pembiayaan di Sumut masih sangat besar sejalan dengan pertumbuhan.ekonomi dan gaya hidup masyarakat," katanya.
Herry mengatakan, kontribusi Sumut ke nasional memang masih kecil.
Tetapi jika potensinya bisa digarap secara maksimal akan bisa meningkatkan kontribusi terhadap kinerja nasional.
Berdasarkan data APPI Pusat, total jumlah cabang perusahaan pembiayaan di Indonesia mencapai kurang lebih 4.500 kantor.
Dari seluruh kantor cabang tersebut, sekitar 51 persen atau kurang lebih 2.300 kantor cabang berada di Pulau Jawa, disusul pulau Sumatera sebanyak 1.100 cabang.
Kontribusi Pulau Jawa dalam piutang pembiayaan mencapai hampir 70 persen, sementara Pulau Sumatera baru sekitar 16 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019