Sulitnya menjadi generasi "sandwich" yang harus bertanggung jawab atas kebutuhan finansial generasi di atas dan di bawahnya.
Ekonom yang juga pendiri perusahaan bidang investasi, PT LBP Enterprises Internasional, Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Jumat mengatakan generasi "sandwich" muncul dari perencanaan keuangan orangtua yang kurang matang, yang akhirnya menjadi beban bagi generasi selanjutnya.
"Usia yang masuk dalam generasi sandwich sekitar 30 sampai 40 tahun. Tidak masalah kalau finansial kita bagus, akan menjadi masalah kalau keuangan kita kurang bagus. Padahal, kita juga harus memenuhi kebutuhan sendiri," kata Lucky.
Untuk keluar dari masalah generasi "sandwich", ia mengemukakan, yang harus dilakukan pertama kali yakni mendahulukan kebutuhan sendiri, namun bukan berarti menghentikan dukungan finansial untuk orangtua. Karena sebagai anak, membantu orangtua yang sudah pensiun merupakan kebanggaan.
Hal mendasar adalah, ia menjelaskan, alokasikan pendapatan untuk menabung, asuransi, dan investasi. "Setelah dikurangi untuk kebutuhan lain-lain. Sebesar 40 persen menabung, 30 persen asuransi, dan sisanya investasi," katanya.
Sebagai langkah awal bagi generasi "sandwich", ia menambahkan, juga harus terbuka kepada orangtua mengenai kebutuhan biaya pribadi sekaligus menyarankan untuk menahan biaya sekunder. "Intinya, jangan sampai kita menanggung biaya orangtua dengan berutang," jelasnya.
Kemudian, lanjut dia, memetakan pos keuangan, mana yang bisa ditahan dan membutuhkan dana lebih. "Misalnya saat orangtua memasuki usia senja, sementara anak masih di bawah usia lima tahun, maka harus ada dana prioritas kesehatan bagi orangtua. Asuransi dapat memperkecil risiko finansial," katanya.
Lalu, menyusun anggaran untuk periode tertentu seperti cicilan, dan pengeluaran rutin keluarga.
Selain itu, lanjut Lucky, ajarkan pola hidup sehat pada orangtua, serta bantu kelola keuangan orang tua dengan memperkenalkan produk-produk investasi dan membantu mengembangkan dana.
Ia menambahkan agar mengajarkan anak untuk menabung, karena itu merupakan salah satu cara meringankan beban finansial bagi generasi Sandwich ketika anak-anaknya sudah berkeluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Ekonom yang juga pendiri perusahaan bidang investasi, PT LBP Enterprises Internasional, Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Jumat mengatakan generasi "sandwich" muncul dari perencanaan keuangan orangtua yang kurang matang, yang akhirnya menjadi beban bagi generasi selanjutnya.
"Usia yang masuk dalam generasi sandwich sekitar 30 sampai 40 tahun. Tidak masalah kalau finansial kita bagus, akan menjadi masalah kalau keuangan kita kurang bagus. Padahal, kita juga harus memenuhi kebutuhan sendiri," kata Lucky.
Untuk keluar dari masalah generasi "sandwich", ia mengemukakan, yang harus dilakukan pertama kali yakni mendahulukan kebutuhan sendiri, namun bukan berarti menghentikan dukungan finansial untuk orangtua. Karena sebagai anak, membantu orangtua yang sudah pensiun merupakan kebanggaan.
Hal mendasar adalah, ia menjelaskan, alokasikan pendapatan untuk menabung, asuransi, dan investasi. "Setelah dikurangi untuk kebutuhan lain-lain. Sebesar 40 persen menabung, 30 persen asuransi, dan sisanya investasi," katanya.
Sebagai langkah awal bagi generasi "sandwich", ia menambahkan, juga harus terbuka kepada orangtua mengenai kebutuhan biaya pribadi sekaligus menyarankan untuk menahan biaya sekunder. "Intinya, jangan sampai kita menanggung biaya orangtua dengan berutang," jelasnya.
Kemudian, lanjut dia, memetakan pos keuangan, mana yang bisa ditahan dan membutuhkan dana lebih. "Misalnya saat orangtua memasuki usia senja, sementara anak masih di bawah usia lima tahun, maka harus ada dana prioritas kesehatan bagi orangtua. Asuransi dapat memperkecil risiko finansial," katanya.
Lalu, menyusun anggaran untuk periode tertentu seperti cicilan, dan pengeluaran rutin keluarga.
Selain itu, lanjut Lucky, ajarkan pola hidup sehat pada orangtua, serta bantu kelola keuangan orang tua dengan memperkenalkan produk-produk investasi dan membantu mengembangkan dana.
Ia menambahkan agar mengajarkan anak untuk menabung, karena itu merupakan salah satu cara meringankan beban finansial bagi generasi Sandwich ketika anak-anaknya sudah berkeluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019