Tapteng (Antaranews Sumut)- Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam keper, ia tampak semangat dan terlibat pembicaraan serius dengan rekannya satu kelompok. Diantara kelompok itu dapat dipastikan usianyalah yang lebih tua.

Syamsir Marbun itulah namanya. Kehadirannya ke SMAN 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, untuk mengikuti ujian P3K yang diselenggarakan pemerintah pusat bagi para tenaga honor eks K2 Tahun 2019. Untuk Kabupaten Tapanuli Tengah, diberikan kuaota sebanyak 112 orang untuk guru dan tenaga penyuluh pertanian.

Syamsir Marbun tercatat di data bes sebagai tenaga honor eks K2 bidang penyuluh pertanian di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kesetiaannya sebagai penyuluh layak untuk dipuji karena tetap bertahan walaupun saat itu belum ada kepastian terhadap pengabdian para tenaga honor eks K2. Namun kini kesetiaan mereka memberikan peluang besar untuk dapat diterima sebagai pegawai setara PNS.

Sebelum pelaksanaan ujian P3K digelar kemarin, kepada ANTARA Syamsir Marbun mengungkapkan semangat dari anggota keluarganya menjadi modal keberaniannya untuk mengikuti ujian. Hal itu sangat beralasan melihat usianya sudah 57 tahun.

“Putri saya yang kerja di Badan Penanggulangan Bencana memberikan semangat dan terus memotivasi saya untuk ikut ujian ini. Makanya setiap saat saya diajarinya bagaimana mengoperasikan komputer, karena ujian P3K ini katanya menggunakan komputer,”ungkapnya sembari menujukkan kertas ujiannya.
Ayah empat orang anak ini mengaku tidak memiliki banyak persiapan, tapi setidaknya sudah bisa mengoperasikan komputer sebagai modal untuk menghadapi ujian.

“Persiapan apalah yang mau saya buat, usia juga sudah tua. Untung sajalah putri saya selalu mengajari saya mengoperasikan komputer. Dan putri saya sangat berharap ayahnya ini dapat lulus ujian P3K. Mudah-mudahan keberuntungan berpihak kepada saya,”harapnya.

Diakui Syamsir, pun kalau dia lulus P3K, mungkin sudah langsung memasuki usia pensiun. Dan aturan pegawai P3K tidak ada gaji pensiun. Namun bagi Syamsir dan keluarganya, itu tidak menjadi masalah dan penghalang. Karena sesungguhnya yang diharapkan mereka adalah, bahwa perjuangan dan kesetiaan ayahnya sebagai penyuluh mendapat kesempatan dan pengakuan dari pemerintah dan setara dengan PNS.

“Putri saya selalu menekankan hal itu makanya saya berniat untuk mengikuti ujian ini. Karena saya pikiri juga, minimal inilah penghargaan yang dapat aku raih dari pemerintah diusia saya yang sudah mulai uzur ini,”ucapnya.

Sementara itu menurut BKD Tapteng yang dipercaya pemerintah pusat sebagai panitia pelaksanaan ujian P3K ini menjelaskan, bahwa tidak ada batasan usia maksimal untuk tenaga honor eks K2.

“Tidak ada batasan usia maksimal bagi peserta usia P3K ini, yang ada batasan usia minimal yaitu 20 tahun. Dan kami juga bangga melihat perjuangan pak Syamsir yang ikut bertarung mengikuti ujian walaupun usianya sudah 57 tahun. Dan dari semua peserta ujian, usia pak Syamsirlah yang paling tua dengan kelahiran tahun1962,”terang Kabid Pengadaan BKD Tapteng, Khairul Panggabean, Minggu (24/2).

Khairulpun menegaskan, dalam pelaksaan ujian pada hari Sabtu (23/2), tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi 112 peserta. Panitia juga sudah menyiapkan tim untuk membantu para peserta yang mengalami kendala dalam mengoperasikan komputer atau memasukkan identitas peserta.

“Proses ujian berjalan lancar dan tidak ada kendala. Kita tinggal menunggu pengumuman dari pusat,”kata Panggabean.
Syamsir Marbun tercatat sebagai peserta ujian P3K dengan nomor peserta 5204-K12-0000014

 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019