Medan (Antaranews Sumut) - Sumatera bagian utara atau Sumbagut memiliki lembaga penyalur BBM Satu Harga terbanyak di Sumatera atau sejumlah 22 lokasi.
"Secara nasional Sumbagut juga tercatat terbanyak ketiga yang memiliki lembaga penyalur BBM Satu Harga setelah Papua dan Kalimantan," ujar General Manager Pertamina MOR I, Agustinus Santanu Basuki di Medan, Minggu.
Secara nasional hingga saat ini sudah ada 125 lembaga penyalur BBM Satu Harga.
Dia menjelaskan, 22 lembaga penyalur BBM Satu Harga di Sumbagut itu masing-masing ada tiga lokasi di Provinsi Aceh, lima di Sumut, enam di Sumatera Barat, satu di Riau, dan tujuh lokasi di Kepulauan Riau
Menurut dia, untuk tahun 2019 Pertamina MOR I akan menambah lagi dua lembaga penyalur BBM Satu Harga yakni di Kepulauan Nias.
"Sebelumnya, selama periode 2017 - 2018, di Kepulauan Nias sudah ada enam lokasi BBM Satu Harga dengan rata-rata penyaluran per bulan sebanyak 400 kiloliter premium dan 180 kiloliter solar," katanya.
Agustinus Santanu Basuki mengakui, dalam mewujudkan aksesibilitas dan ketersediaan BBM ke wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Sumbagut banyak tantangan khususnya menyangkut keamanan sehingga perlu pengamanan khusus dari TNI/Polri.
Kondisi cuaca ekstrem juga menjadi tantangan khususnya pada moda angkutan laut.
Dia tidak merinci berapa besaran penyaluran BBM Satu Harga di wilayah MOR I, namun tahun 2018 Pertamina menyalurkan rata-rata 904 kiloliter premium dan 865 kiloliter biosolar per bulan.
Sebelum adanya program BBM Satu Harga, Harga BBM di kawasan Nias berkisar Rp9.000 hingga Rp10.000 per liter. Setelah program BBM Satu Harga, harga BBM sama atau menjadi Rp6.450 untuk premium dan Rp5.150 jenis solar per liter.
Sesuai harapan pemerintah program BBM Satu Harga akan berdampak positif pada geliat ekonomi masyarakat.
Di wilayah Kepulauan Nias, misalnya, warga yang mayoritas pekerjaannya nelayan dipastikan dapat melaut dengan biaya lebih murah dan efisien.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019