Pematangsiantar (Antaranews Sumut) - Manajemen dan perawat Detasemen Kesehatan Wilayah (Denkesyah) 01.04.01 Pematangsiantar yang secara umum dikenal dengan sebutan RS Tentara mengklarifikasi pengakuan terkait penelantaran prajurit yang dirawat.

"Tidak benar, tidak ditelantarkan," tegas Komandan Denkesyah 01.04.01 Pematangsiantar, Letkol CKM Suhartono pada konferensi pers di kantor rumah sakit, Jumat (25/1) malam.

Ditegaskan, pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bahkan kepada umum, apalagi prajurit yang menjadi dasar didirikannya rumah sakit itu.

Bahkan saat Kapten Inf Leo Sianturi, Danramil 10 Balimbingan meminta pindah rawatan ke RS Vita Insani dan pergi dengan angkutan umum, pihaknya tetap mengikuti.

Di rumah sakit swasta itu manajemen mengurus administrasi dan segala sesuatu sampai Kapten Leo masuk ruangan rawat inap.

Kapten Leo, menurut Letkol Suhartono, datang ke rumah sakit seperti biasanya untuk menjalani rawat jalan untuk penyakit radang sendi atau asam urat pada 24 Januari 2019 dan rawat inap atas rekomendasi dokter.

Keesokan hari dia meminta pindah rawatan ke RS Vita Insani, diduga tersinggung dengan perkataan perawat saat mempertanyakan keluarga yang tidak menemani dan menjaganya.

"Tidak benar saya mengatakan pasien yang tidak ada keluarganya tidak boleh dirawat di sini (RS Tentara)," kata perawat Dewi yang perkataannya dituduh menyinggung pasien.

Dewi menjelaskan, menjelang pertukaran perawat sudah menjadi standar pelayanan menanyakan perkembangan pasien dan hal-hal ringan lainnya, seperti keluarga.

Kapten Inf Leo Sianturi protes dengan pelayanan perawatan di RS Tentara dan mengunggah vidoe kepindahannya ke RS Vita Insani ke Yuotube sehingga kasus ini menjadi viral.

Pewarta: Waristo

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019