Medan (Antaranews Sumut) - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menegaskan kontribusi Sumatera Utara dalam perekonomian dan perkembangan jasa keuangan nasional cukup besar karena berbagai potensi yang dimiliki daerah itu.
Anggota Dewan Komisioner OJK, Ahmad Hidayat, di Medan, Jumat, menyebutkan potensi Sumut yang besar itu terlihat dari pertumbuhan industri pariwisata, industri kreatif dan UMKM, serta kelautan dan perikanan.
Kemudian, tingkat literasi dan inklusi keuangan daerah ini juga terus meningkat, berkembangnya layanan teknologi finansial dan besarnya potensi pemanfatan pasar modal.
"OJK berharap kontribusi Sumut semakin besar dalam sektor keuangan nasional di 2019," katanya.
Dia mengatakan itu dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2019 OJK Kantor Regional (KR) 5 yang dihadiri eksekutif perbankan dan jasa keuangan lainnya serta berbagai kalangan.
Menurut Ahmad Hidayat, Sumut juga sudah membuktikan kuatnya kemauan menjaga dan meningkatkan perekonomian seperti dalam menekan inflasi.
OJK sendiri telah menyiapkan lima kebijakan strategis dan inisiatif di 2019 untuk menggenjot sektor keuangan nasional. Lima kebijakan itu mendorong pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan UMKM dan masyarakat kecil, mendorong inovasi teknologi informasi industri jasa keuangan serta reformasi internal dalam pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.
Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori menyebutkan, keberhasilan OJK Regional 5 Sumbagut dalam mengedepankan dan meningkatkan fungsi literasi dan inklusi keuangan merupakan hasil kerja sama (kolaborasi) intensif. Kerja sama intensif antara Kantor Regional, Kantor OJK dengan seluruh pemangku kepentingan di Regional 5 Sumbagut (Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepri) sangat membantu.
"Kolaborasi itu sebagai capaian (outcome) yang perlu dijaga kesinambungannya dan semakin disempurnakan kualitasnya," katanya.
Yusuf Ansori menegaskan, secara umum OJK melihat bahwa karakteristik sektor ekonomi pertanian (agrikultur), perdagangan, industri pengolahan, transportasi, dan pertambangan masih merupakan primadona aktivitas ekonomi di lima provinsi itu.
Akibatnya, gelombang eksternal pertumbuhan ekonomi global turut berdampak pada penetrasi peran industri jasa keuangan di masing-masing wilayah.
"Namun syukurnya di tengah tren global dalam rangka efisiensi operasional yang cenderung memilih depresiasi jaringan kantor seiring dengan perkembangan teknologi virtual, para pelaku usaha jasa keuangan di Regional 5 masih bertahan," katanya.
Pelaku usaha jasa keuangan Sumbagut masih yakin bahwa eksistensi fisik jaringan kantor masih dapat diandalkan sebagai sarana literasi dan inklusi yang tepat untuk ciri khas masyarakat wilayah Sumatera Bagian Utara dan Timur.
"Oleh karena itu diyakini industri jasa keuangan di Sumbagut khususnya Sumut masih tetap bagus di 2019," katanya.
Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah mengaku berharap industri jasa keuangan dapat lebih baik dalam meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Sumut.
Ia menegaskan, untuk membangun perekonomian Sumut, tidak bisa mengandalkan pemerintah, tetapi juga dari peran aktif industri jasa keuangan sebagai penghubung antara unit surplus dan defisit.
Oleh karena itu, katanya, Pemprov Sumut mendukung kebijakan OJK yang menetapkan lima kebijakan strategis dan inisiatif di 2019 untuk menggenjot sektor keuangan nasional.
"Lima langkah itu diharapkan juga benar - benar diterapkan di Sumut.Pemprov Sumut juga berharap koloborasi antara Pemprov Sumut dan OJK semakin bagus," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019