Medan (Antaranews Sumut) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara tampaknya menyadari betul bahwa untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas ekonomi daerah perlu langkah konkrit.
Untuk itu BI Sumut melakukan berbagai cara termasuk mengembangkan klaster bawang merah dan mendorong pengembangan kawasan wisata Danau Toba termasuk dengan membuat aplikasi yang diberi nama TOBAsmile.
Apalagi BI menyakini hasil penelitian yang menyebutkan pertumbuhan industri pariwisata sebesar satu persen akan meningkatkan PDRB sebesar 0,4 persen.
BI sendiri memilih mengembangkan klaster bawang merah karena komoditas itu merupakan salah satu sumber pendorong inflasi di Sumut.
Meski Sumut memiliki beberapa daerah sentra produksi bawang merah, tetapi produksinya tidak mencukupi kebutuhan daerah itu sehingga sering menimbulkan fluktuasi harga dengan tren meningkat dan mendorong inflasi.
Agrowisata
Setelah sukses mengembangkan klaster bawang merah di Dairi dan Karo, BI melirik kawasan Toba Samosir, tepatnya di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata.
Penetapan kawasan itu diperhitungkan dengan dua faktor yakni kawasan tersebut pernah jadi sentra bawang dan keindahan kawasan itu yang bisa dijadikan spot baru untuk daya tarik kawasan wisata Danau Toba yang ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata utama Indonesia.
"Tanaman bawang di Sigapiton diharapkan bisa menggerakkan perekonomian masyarakat dengan hasil bawangnya dan sebagai objek baru di Danau Toba dengan agro wisatanya,"ujar Pejabat sementara Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Hilman Tisnawan.
Dia mengatakan itu di Parapat, Simalungun, 16 November usai melakukan soft launching TOBAsmile dan peresmian demplot bawang merah di Sigapiton bersama Pemerintah Provinsi Sumut, Pemkab Toba Samosir dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba yang.dirangkai dengan kegiatan Pelatihan Wartawan di Sumut.
Hilman menuturkan, pengembangan bawang merah seluas 2.5 hektare itu dilakukan BI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Golat Sungsang dengan ketua Ojak Sirait dan Kelompok Tani Golat Butar dengan ketua Hasian Simaremare.
Kedua kelompok itu masing-masing beranggotakan 60 orang dan 62 orang.
Hlman yang didampingi Deputi Direktur Perwakilan BI Sumut, Demina R Sitepu menyebutkan, dalam program itu, BI memberikan bantuan bibit Bawang Brebes sebanyak 2,5 ton dengan 3 varietas yakni Bauji, Tajuk dan Super Philip.
Selain bibit, BI juga memberikan masing-masing kelompok tani satu unit motor roda 3 VIAR dan satu buah "hand tractor" atau traktor tangan.
"Pengembangan bawang merah itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan sekaligus mendukung pariwisata Danau Toba melalui agrowisata,"ujar Hilman Tisnawan.
Hilman menyebutkan, BI masih akan membentuk Klaster Bawang Merah di Sumut untuk mempercepat swasembada komoditas itu sekaligus mengendalikan inflasi di daerah itu.
Klaster Bawang Merah di Sumut dinilai BI masih penting karena bawang menjadi salah satu kebutuhan besar di Sumut , namun produksinya masih belum bisa memenuhi kebutuhan.
Klaster Bawang Merah itu semakin dinilai penting, karena komoditas itu kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi Sumut.
Sumut sebenarnya sudah memiliki kawasan sentra pengembangan bawang merah seperti di Simalungun, Toba Samosir, Samosir, dan Tapanull Utara.
Termasuk Dairi dan Karo yang juga semakin berkembang setelah BI membuka klaster komoditas tersebut.
Namun rata -rata produktivitasnya masih rendah yaknl mencapal 8 ton per hektare atau jauh di bawah rata rata produksi dI Pulau Jawa.
Di Karo, program pengembangan Klaster Bawang Merah yang dilakukan BI secara bertahap dan multlyears (2014 -2017) berhasil membuat Kelompok Tani Tebing Latersia, Kecamatan Payung, Karo berproduksi dengan baik.
Pemprov Apresiasi BI
Sekda Provinsi Sumut, H R Sabrina mengapresiasi BI yang terus mengembangkan klaster bawang merah di sejumlah daerah.
Pengembangan bawang merah diharapkan meningkatkan perekonomian mengingat sumber pertumbuhan ekonomi Sumut selama ini didorong oleh tiga sektor utama yakni pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Pemprov Sumut terus berupaya agar kinerja ketiga sektor ekonomi tersebut tetap baik bahkan meningkat di masa mendatang.
"Pemprov Sumut yakin, dengan pembangunan infrastruktur strategis untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan pembenahan kawasan industri dapat menggerakan ekonomi lebih tinggi lagi sebagaimana yang pernah terjadi dalam beberapa tahun sebelumnya,"katanya.
Sabrina menyebutkan, sampai tahun 2012, Sumut menikmati pertumbuhan hingga 6 persen kemudian berangsur
menurun di kisaran 5 persen.
"Dengan pengembangan sektor pertanian dan sektor lainnya seperti yang didukung BI, diharapkan pertumbuhan ekonomi
Sumut terus bertumbuh lebih baik,"katanya.
Apalagi pengembangan bawang merah di Sigapiton itu akan dipopulerkan untuk menjadi salah satu objek agrowisata di Danau Toba.
TOBAsmile
Pembuatan dan peluncuran aplikasi TOBAsmile hasil kerja sama dengan PT Hagatekno, developer sharing business berbasis IT and media dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba itu dilakukan dengan mengacu pada masih rendahnya pencarian tentang Danau Toba dibandingkan Bali di mesin pencari Google.
Walaupun dibandingkan 9 destinasi wisata lainnya yang juga ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama Indonesia, pencarian Danau Toba di Google menurut Kepala Departemen Regional I BI, Suhaedi masih lebih tinggi.
"TOBAsmile diharapkan semakin meningkatkan pencarian Danau Toba di mesin pencari Google sehingga akhirnya mendorong kunjungan wisatawan seperti yang terjadi di Bali,"katanya.
BI-pun siap mendukung termasuk melalui pengembangan pasar digital melalui konten - konten digital yang kreatif dalam berbagai format dan termasuk dikembangkan ke IOS dari saat ini yang masih berplatform Android.
Pejabat sementara Kepala Perwakilan BI Sumut, Hilman Tisnawan menyebutkan, data menunjukkan, tingkat pencarian di Danau Toba di Google baru mencapai 335.000 kali per tahun atau jauh di bawah pencarian Bali yang sudah 1.980.000 per tahun.
Di instagram, postingan tentang Danau Toba juga masih rendah atau 300.000 per tahun dari Bali yang sudah 42.078.055 postingan.
Padahal untuk mengukur seberapa populer suatu tempat wisata atau lainnya adalah tingkat pencarian di internet seperti Google dan termasuk jumlah posting warganet melalui instagram dan facebook.
Melibatkan masyarakat
BI pun menyadari bahwa untuk sukses, perlu tetap melibatkan masyarakat sekitar.
Untuk itulah, pengembangan TOBAsmile, BI mencari agen - agen "content creator" di dunia digital yang siap mempromosikan Danau Toba dari masyarakat sekitar.
"Penduduk asli Danau Toba mengetahui benar daerahnya sehingga promo atau postingannya benar - benar sesuai dan bagus,"ujar Hilman.
Untuk kepentingan itu, Hagatekno dan BI sudah mulai membuat pelatihan dengan materi pelatihan Transformasi Digital dan Budaya Digital dan lainnya termasuk modul Google Business .
Pelatihan Go Digital pertama sudah dilakukan akhir Oktober 2018 yang diikuti 38 peserta dari berbagai kalangan penduduk Pulau Samosir dan sekitarnya.
"Pelatihan nantinya juga akan dilakukan ke kawasan lain Danau Toba termasuk Medan.
Peserta yang aktif dan bagus di Pelatihan Go Digital itu akan dibina kebih intensif untuk bisa jadi kontributor TOBAsmile.
Hilman menegaskan, keseriusan mempromosikan Danau Toba dilakukan BI mendukung keseriusan Pemerintah Pusat menjadikan Danau Toba sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia.
TOBAsmile disambut baik
TOBAsmile itupun mendapat apresiasi dari pelaku pariwisata dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Asita Sumut, Solahuddin Nasution menyebutkan memang perlu terus ada promosi dan objek wisata baru atau buatan untuk menarik wisatawan ke Danau Toba.
Menurut dia, target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar satu juta orang pada 2019 pascapengembangan.kawasan Danau Toba, bukan hal mudah untuk dicapai.
"Memang perlu kerja nyata dan dukungan semua pihak termasuk masyarakat dengan sadar wisatanya,"ujarnya.
Mengacu pada itu, Solahuddin menilai pengembangan bawang merah menjadi agro wisata di Toba Samosir dan adanya TOBAsmile sangat bagus.
Dirut BPODT, Arief Prasetyo juga mengakui bahwa aplikasi TOBAsmile memang diharapkan bisa menambah dengan cepat kedatangan wisatawan mancanegara ke Danau Toba.
Dengan semakin banyak informasi dan dengan lebih detil, maka wisatawan akan semakin mudah mengetahui segala sesuatu tentang Danau Toba.
"Informasi yang banyak dan jelas dan dibarengi akses ke Danau Toba yang semakin banyak dan terbuka seperti adanya penerbangan domestik dan internasional langsung ke kawasan itu sangat membantu mendorong pengembangan Danau Toba,"katanya.
Memang aplikasi TOBAsmile belum bisa diungkapkan berapa banyak diunduh .
Namun setidaknya dengan adanya aplikasi itu informasi tentang Danau Toba semakin banyak sehingga bisa unggul dari 9 destinasi lainnya yang ditetapkan juga sebagai daerah tujuan wisata utama.
Sembilan destinasi itu yakni Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten,) Kepulauan Seribu, Candi Borobudur.
Kemudian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Mandalika, (Lombok), Labuan Bajo (NTT), Pulau Morotai (Maluku Utara) dan Taman Nasional Wakatobi.
Apalagi Danau Toba yang merupakan danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi "Gunung Toba" sekitar 73.000 sampai 75.000 tahun yang lalu dikenal memiliki banyak keunikan.
Danau Toba mempunyai ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer tercatat merupakan danau terbesar di Asia Tenggara.
(Penulis adalah wartawan LKBN Antara Biro Sumatera Utara).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Untuk itu BI Sumut melakukan berbagai cara termasuk mengembangkan klaster bawang merah dan mendorong pengembangan kawasan wisata Danau Toba termasuk dengan membuat aplikasi yang diberi nama TOBAsmile.
Apalagi BI menyakini hasil penelitian yang menyebutkan pertumbuhan industri pariwisata sebesar satu persen akan meningkatkan PDRB sebesar 0,4 persen.
BI sendiri memilih mengembangkan klaster bawang merah karena komoditas itu merupakan salah satu sumber pendorong inflasi di Sumut.
Meski Sumut memiliki beberapa daerah sentra produksi bawang merah, tetapi produksinya tidak mencukupi kebutuhan daerah itu sehingga sering menimbulkan fluktuasi harga dengan tren meningkat dan mendorong inflasi.
Agrowisata
Setelah sukses mengembangkan klaster bawang merah di Dairi dan Karo, BI melirik kawasan Toba Samosir, tepatnya di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata.
Penetapan kawasan itu diperhitungkan dengan dua faktor yakni kawasan tersebut pernah jadi sentra bawang dan keindahan kawasan itu yang bisa dijadikan spot baru untuk daya tarik kawasan wisata Danau Toba yang ditetapkan Pemerintah sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata utama Indonesia.
"Tanaman bawang di Sigapiton diharapkan bisa menggerakkan perekonomian masyarakat dengan hasil bawangnya dan sebagai objek baru di Danau Toba dengan agro wisatanya,"ujar Pejabat sementara Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Hilman Tisnawan.
Dia mengatakan itu di Parapat, Simalungun, 16 November usai melakukan soft launching TOBAsmile dan peresmian demplot bawang merah di Sigapiton bersama Pemerintah Provinsi Sumut, Pemkab Toba Samosir dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba yang.dirangkai dengan kegiatan Pelatihan Wartawan di Sumut.
Hilman menuturkan, pengembangan bawang merah seluas 2.5 hektare itu dilakukan BI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Golat Sungsang dengan ketua Ojak Sirait dan Kelompok Tani Golat Butar dengan ketua Hasian Simaremare.
Kedua kelompok itu masing-masing beranggotakan 60 orang dan 62 orang.
Hlman yang didampingi Deputi Direktur Perwakilan BI Sumut, Demina R Sitepu menyebutkan, dalam program itu, BI memberikan bantuan bibit Bawang Brebes sebanyak 2,5 ton dengan 3 varietas yakni Bauji, Tajuk dan Super Philip.
Selain bibit, BI juga memberikan masing-masing kelompok tani satu unit motor roda 3 VIAR dan satu buah "hand tractor" atau traktor tangan.
"Pengembangan bawang merah itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan sekaligus mendukung pariwisata Danau Toba melalui agrowisata,"ujar Hilman Tisnawan.
Hilman menyebutkan, BI masih akan membentuk Klaster Bawang Merah di Sumut untuk mempercepat swasembada komoditas itu sekaligus mengendalikan inflasi di daerah itu.
Klaster Bawang Merah di Sumut dinilai BI masih penting karena bawang menjadi salah satu kebutuhan besar di Sumut , namun produksinya masih belum bisa memenuhi kebutuhan.
Klaster Bawang Merah itu semakin dinilai penting, karena komoditas itu kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi Sumut.
Sumut sebenarnya sudah memiliki kawasan sentra pengembangan bawang merah seperti di Simalungun, Toba Samosir, Samosir, dan Tapanull Utara.
Termasuk Dairi dan Karo yang juga semakin berkembang setelah BI membuka klaster komoditas tersebut.
Namun rata -rata produktivitasnya masih rendah yaknl mencapal 8 ton per hektare atau jauh di bawah rata rata produksi dI Pulau Jawa.
Di Karo, program pengembangan Klaster Bawang Merah yang dilakukan BI secara bertahap dan multlyears (2014 -2017) berhasil membuat Kelompok Tani Tebing Latersia, Kecamatan Payung, Karo berproduksi dengan baik.
Pemprov Apresiasi BI
Sekda Provinsi Sumut, H R Sabrina mengapresiasi BI yang terus mengembangkan klaster bawang merah di sejumlah daerah.
Pengembangan bawang merah diharapkan meningkatkan perekonomian mengingat sumber pertumbuhan ekonomi Sumut selama ini didorong oleh tiga sektor utama yakni pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Pemprov Sumut terus berupaya agar kinerja ketiga sektor ekonomi tersebut tetap baik bahkan meningkat di masa mendatang.
"Pemprov Sumut yakin, dengan pembangunan infrastruktur strategis untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan pembenahan kawasan industri dapat menggerakan ekonomi lebih tinggi lagi sebagaimana yang pernah terjadi dalam beberapa tahun sebelumnya,"katanya.
Sabrina menyebutkan, sampai tahun 2012, Sumut menikmati pertumbuhan hingga 6 persen kemudian berangsur
menurun di kisaran 5 persen.
"Dengan pengembangan sektor pertanian dan sektor lainnya seperti yang didukung BI, diharapkan pertumbuhan ekonomi
Sumut terus bertumbuh lebih baik,"katanya.
Apalagi pengembangan bawang merah di Sigapiton itu akan dipopulerkan untuk menjadi salah satu objek agrowisata di Danau Toba.
TOBAsmile
Pembuatan dan peluncuran aplikasi TOBAsmile hasil kerja sama dengan PT Hagatekno, developer sharing business berbasis IT and media dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba itu dilakukan dengan mengacu pada masih rendahnya pencarian tentang Danau Toba dibandingkan Bali di mesin pencari Google.
Walaupun dibandingkan 9 destinasi wisata lainnya yang juga ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata utama Indonesia, pencarian Danau Toba di Google menurut Kepala Departemen Regional I BI, Suhaedi masih lebih tinggi.
"TOBAsmile diharapkan semakin meningkatkan pencarian Danau Toba di mesin pencari Google sehingga akhirnya mendorong kunjungan wisatawan seperti yang terjadi di Bali,"katanya.
BI-pun siap mendukung termasuk melalui pengembangan pasar digital melalui konten - konten digital yang kreatif dalam berbagai format dan termasuk dikembangkan ke IOS dari saat ini yang masih berplatform Android.
Pejabat sementara Kepala Perwakilan BI Sumut, Hilman Tisnawan menyebutkan, data menunjukkan, tingkat pencarian di Danau Toba di Google baru mencapai 335.000 kali per tahun atau jauh di bawah pencarian Bali yang sudah 1.980.000 per tahun.
Di instagram, postingan tentang Danau Toba juga masih rendah atau 300.000 per tahun dari Bali yang sudah 42.078.055 postingan.
Padahal untuk mengukur seberapa populer suatu tempat wisata atau lainnya adalah tingkat pencarian di internet seperti Google dan termasuk jumlah posting warganet melalui instagram dan facebook.
Melibatkan masyarakat
BI pun menyadari bahwa untuk sukses, perlu tetap melibatkan masyarakat sekitar.
Untuk itulah, pengembangan TOBAsmile, BI mencari agen - agen "content creator" di dunia digital yang siap mempromosikan Danau Toba dari masyarakat sekitar.
"Penduduk asli Danau Toba mengetahui benar daerahnya sehingga promo atau postingannya benar - benar sesuai dan bagus,"ujar Hilman.
Untuk kepentingan itu, Hagatekno dan BI sudah mulai membuat pelatihan dengan materi pelatihan Transformasi Digital dan Budaya Digital dan lainnya termasuk modul Google Business .
Pelatihan Go Digital pertama sudah dilakukan akhir Oktober 2018 yang diikuti 38 peserta dari berbagai kalangan penduduk Pulau Samosir dan sekitarnya.
"Pelatihan nantinya juga akan dilakukan ke kawasan lain Danau Toba termasuk Medan.
Peserta yang aktif dan bagus di Pelatihan Go Digital itu akan dibina kebih intensif untuk bisa jadi kontributor TOBAsmile.
Hilman menegaskan, keseriusan mempromosikan Danau Toba dilakukan BI mendukung keseriusan Pemerintah Pusat menjadikan Danau Toba sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia.
TOBAsmile disambut baik
TOBAsmile itupun mendapat apresiasi dari pelaku pariwisata dan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau Asita Sumut, Solahuddin Nasution menyebutkan memang perlu terus ada promosi dan objek wisata baru atau buatan untuk menarik wisatawan ke Danau Toba.
Menurut dia, target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar satu juta orang pada 2019 pascapengembangan.kawasan Danau Toba, bukan hal mudah untuk dicapai.
"Memang perlu kerja nyata dan dukungan semua pihak termasuk masyarakat dengan sadar wisatanya,"ujarnya.
Mengacu pada itu, Solahuddin menilai pengembangan bawang merah menjadi agro wisata di Toba Samosir dan adanya TOBAsmile sangat bagus.
Dirut BPODT, Arief Prasetyo juga mengakui bahwa aplikasi TOBAsmile memang diharapkan bisa menambah dengan cepat kedatangan wisatawan mancanegara ke Danau Toba.
Dengan semakin banyak informasi dan dengan lebih detil, maka wisatawan akan semakin mudah mengetahui segala sesuatu tentang Danau Toba.
"Informasi yang banyak dan jelas dan dibarengi akses ke Danau Toba yang semakin banyak dan terbuka seperti adanya penerbangan domestik dan internasional langsung ke kawasan itu sangat membantu mendorong pengembangan Danau Toba,"katanya.
Memang aplikasi TOBAsmile belum bisa diungkapkan berapa banyak diunduh .
Namun setidaknya dengan adanya aplikasi itu informasi tentang Danau Toba semakin banyak sehingga bisa unggul dari 9 destinasi lainnya yang ditetapkan juga sebagai daerah tujuan wisata utama.
Sembilan destinasi itu yakni Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten,) Kepulauan Seribu, Candi Borobudur.
Kemudian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Mandalika, (Lombok), Labuan Bajo (NTT), Pulau Morotai (Maluku Utara) dan Taman Nasional Wakatobi.
Apalagi Danau Toba yang merupakan danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik gunung berapi "Gunung Toba" sekitar 73.000 sampai 75.000 tahun yang lalu dikenal memiliki banyak keunikan.
Danau Toba mempunyai ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer tercatat merupakan danau terbesar di Asia Tenggara.
(Penulis adalah wartawan LKBN Antara Biro Sumatera Utara).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018