Nias Selatan (Antaranews Sumut) - Atraksi budaya "Famadaya Harimao" yang ditampilkan pada Nias Festival Ya,ahowu NFA) tahun 2018 di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, menjadi perhatian wisatawan yang datang ke acara tahunan tersebut.
"Ribuan wisatawan, baik dalam negeri dan mancanegara mengikuti atraksi "Famadaya Harimao" yang digelar di Desa Bawamataluo, Kecamatan Fanayama," kata Staf Dinas Kominfo Nias Selatan, Walaupun Sarumaha, di Nias Selatan, Senin.
Selain atraksi Famadaya Harimao, atraksi tari perang dan lompat batu massal juga ikut memeriahkan NFY 2018, yang memang sengaja digelar pemerintah daerah setempat dalam upaya mengundang lebih banyak lagi wisatawan datang ke daerah itu.
"Atraksi Famadaya Harimao digelar di desa Bawamataluo, sedangkan atraksi tari perang dan lompat batu massal di gelar di Lapangan orurusa Teluk Dalam," katanya.
Atraksi Famadaya Harimao adalah prosesi adat yang dilakukan masyarakat Nias Selatan untuk menolak bala atau menghindari malapetaka seperti bencana kelaparan atau wabah penyakit.
Selain itu, untuk meminta kepada yang maha kuasa agar panen warga berlimpah dan ternak warga berkembangbiak.
"Patung Harimau diarak masyarakat, karena dulu masyarakat meyakini jika diatas Harimau ada berdiam Allah yang disembah orang Nias," jelasnya.
Famadaya Harimao dahulu digelar satu kali dalam tujuh tahun, dimana setelah diarak, patung Harimau dipatahkan dan dibuang ke sungai Zumali yang ada di Desa Onohondro, Nias Selatan dengan nama adat Famato Harimao.
Sementara atraksi tari perang di Lapangan Orurusa diikuti enam ratus masyarakat Nias Selatan, dan lompat batu diikuti 100 pelompat batu yang melompat secara terus menerus.
"Usai pelaksanaan atraksi Famadaya Harimao, Desa Bawamataluo ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Ribuan wisatawan, baik dalam negeri dan mancanegara mengikuti atraksi "Famadaya Harimao" yang digelar di Desa Bawamataluo, Kecamatan Fanayama," kata Staf Dinas Kominfo Nias Selatan, Walaupun Sarumaha, di Nias Selatan, Senin.
Selain atraksi Famadaya Harimao, atraksi tari perang dan lompat batu massal juga ikut memeriahkan NFY 2018, yang memang sengaja digelar pemerintah daerah setempat dalam upaya mengundang lebih banyak lagi wisatawan datang ke daerah itu.
"Atraksi Famadaya Harimao digelar di desa Bawamataluo, sedangkan atraksi tari perang dan lompat batu massal di gelar di Lapangan orurusa Teluk Dalam," katanya.
Atraksi Famadaya Harimao adalah prosesi adat yang dilakukan masyarakat Nias Selatan untuk menolak bala atau menghindari malapetaka seperti bencana kelaparan atau wabah penyakit.
Selain itu, untuk meminta kepada yang maha kuasa agar panen warga berlimpah dan ternak warga berkembangbiak.
"Patung Harimau diarak masyarakat, karena dulu masyarakat meyakini jika diatas Harimau ada berdiam Allah yang disembah orang Nias," jelasnya.
Famadaya Harimao dahulu digelar satu kali dalam tujuh tahun, dimana setelah diarak, patung Harimau dipatahkan dan dibuang ke sungai Zumali yang ada di Desa Onohondro, Nias Selatan dengan nama adat Famato Harimao.
Sementara atraksi tari perang di Lapangan Orurusa diikuti enam ratus masyarakat Nias Selatan, dan lompat batu diikuti 100 pelompat batu yang melompat secara terus menerus.
"Usai pelaksanaan atraksi Famadaya Harimao, Desa Bawamataluo ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018