Tanjungbalai (Antaranews Sumut) - Kalangan warga diimbau untuk menjaga keamanan dan kondusifitas daerah jelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) Legeslatif dan Presiden 2019 yang berbagai tahapannya sudah dimulai, paham radikal juga harus dihindari.

Imbauan menjaga stabilitas keamanan khusususnya di daerah tersebut disampaikan Ketua Forum Ummat Islam (FUI) Kota Tanjungbalai Ustadz Indra Syah kepada pers di Tanjungbalai, Kamis.

Indra Syah mengatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian untuk seluruh umat manusia. Islam tidak pernah menyuruh umatnya melakukan tindakan intoleransi apalagi  sampai radikal yang bisa mengamcam keutuhan NKRI.

Demikian juga Pancasila sejak dulu sudah menjadi konsensus bersama para pendiri bangsa baik tokoh Umat Islam dan Nasionalis. Nilai-nilai Pancasila dan buda yang sudah mengakar di benak setiap jiwa masyarakat Indonesia hendaknya tidak luntur karena masuknya pemahaman intoleransi dan radikal.

"Indonesia menjadi bangsa besar karena mampu bertahan menaungi seluruh aspek masyarakat baik itu ras, suku agama, dan bahasa berkat Pancasila. Sebaliknya Indonesia akan terpecah jika seluruh komponen bangsa tidak saling menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Mari kita jaga keamanan, jauhi paham radikal," ujarnya.

Indra Syah yang juga koordinator Aliansi Umat Islam Tanjungbalai ini mengajak seluruh masyarakat menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI dengan menjaga nilai-nilai Pancasila.

Menurut dia, hal itu bisa dimulai dari pendidikan, keluarga, dan semangat saling menghormati di lingkungan masyarakat. Jangan sampai terpecah-belah, kita harus menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman serta mengikis habis paham radikal yang ada di Indonesia, khususnya Kota Tanjungbalai.

Sekarang ini, kata Indra, banyak golongan pengadu domba, penyebar berita hoaks gencar memanfaatkan isu untuk dikaitkan dengan peristiwa tertentu demi kepentingan politik praktis tahun 2019 sehingga terjadi pertentangan wacana antagonistik di kalangan masyarakat yang dikhawatirkan menimbulkan potensi gangguan kerukunan.

Untuk itu kita harus saling menghormati perbedaan pandangan politik, pilihan caleg dan pilihan presiden-wakil presiden agar kehidupan berbangsa tidak rusak. Sebab, perbedaan kepentingan orientasi akan meruntuhkan persaudaraan dan mengganggu Kamtibmas.

Praktik politik identitas, ujaran kebencian, dan politisasi SARA dalam kontestasi politik perlu diredam bersama dengan menerapkan konsep membangun perspektif perdamaian. Kita (masyarakat) diimbau mengutamakan persatuan, perdamaian, sehingga tidak menimbulkan konflik dan perpecahan.

"Silahkan menyampaikan dukungan pada salah satu calon presiden tertentu dengan santun, damai, tidak menghujat, sebab, penyampaian seperti itu tidak membangun persatuan dan kesatuan bangsa," ungkap Indra Syah.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018